BAB XXV Pemandangan Yang Sama

88 12 0
                                    

BAB XXV
PEMANDANGAN YANG SAMA

"Ini yang penyematan berapa orang sih? Lama amat. " Protes Elvi yang sedang duduk di salah satu kursi taman di depan Aula Gatot Subroto.

"Sabar makanya, belum tentu mereka bisa secepat itu upacara nya. Lagian baru juga 30 menit. " Ujar Vanessa.

"30 menit juga lama kali nes. "

Vanessa hanya diam dan tidak merespon perkataan Elvi, Vanessa tau protes ini tidak akan ada ujungnya dan lebih baik ia tidak menjawab keluh kesah dan protes dari Elvi. Selain itu ia masih bimbang dengan masalah bouqet yang ia ingin beri ke Teddy.

Vanessa tidak ingin berpikir panjang dan membuat kepalanya mumet dan pusing hanya karena memikirkan hal sepele seperti itu. Akhirnya Vanessa pergi mencari toko bunga terdekat, karena setaunya di sekitar sini ada beberapa toko bunga jalanan.

"Eh lo mau kemana?! Nes! " Ujar Elvi yang melihat Vanessa tiba tiba pergi dari sisi-Nya.

"Toilet sebentar! " Ujar Vanessa kembali.

Vanessa mengelilingi sekitar Aula dan mencari toko bunga dan pada akhirnya menemukan seorang anak gadis yang cantik dengan gerobak mini yang menjual berbagai jenis bunga segar dan bunga palsu.

Vanessa melihat semua jenis bunga yang tersedia, banyak yang membuat nya tertarik dengan beberapa jenis bunga tersebut, bahkan penjual itu menjual beberapa boneka Teddy Bear dengan menggunakan berbagai pakaian profesi seperti tentara, dokter, pengusaha, petugas damkar, guru dan masih banyak lagi.

"Mbak ini edelweis? " Tanya Vanessa setelah melihat bunga edelweis yang membuat nya tertarik.

"Iya mbak. "

"Ini asli mbak dari pegunungan langsung? " Tanya Vanessa.

"Ada yang asli dan ada juga yang palsu mbak, yang mbak tengok itu yang palsunya karena ada warna kuning sama warna putih juga. " Ujar gadis tersebut.

"Yang aslinya ada mbak? "

"Ada mbak. "

"Saya mau pesan ya mbak, dibuatkan bouqet simple terus di kasih miniatur boneka Teddy bear yang tentara itu ya mbak. " Ujar Vanessa, ia tidak menyangka di sekitaran sini ada yang menjual bouqet selengkap ini.

"Ditunggu ya mbak. "

Selang beberapa menit akhirnya bouqet yang dipesan oleh Vanessa akhirnya selesai dan Vanessa sangat terpukau melihat bouqet, ia pikir jika Teddy menerima ini Teddy juga akan suka melihat nya.

"Untuk pacar nya yang lagi baik pangkat ya mbak? " Tanya gadis itu secara tiba tiba.

Vanessa sedikit terkejut dan hanya tersenyum melihat gadis penjual bunga itu dengan rasa malu. Mungkin gadis itu bisa mengatakan hal itu saat ia bersama dengan Teddy, namun saat ini situasi nya sudah berbeda.

"Gak usah malu kali mbak, tadi ada juga kok yang beli buat pacar nya yang lagi naik pangkat. Enak banget ya punya Cowok abdi negara, bisa dipamerin. " Ujar gadis itu.

"Ada yang beli ? Buat cowoknya? Siapa mbak? " Tanya Vanessa dengan rasa penasaran.

"Ehh, tadi mbaknya baru beli sih sebelum mbak kayaknya gak jauh dari sini. " Ujar gadis itu sambil melihat sekitar.

"Itu mbaknya. " Ujar gadis itu menunjuk ke salah satu wanita dengan rambut setinggi bahu yang sedang berjalan membelakangi mereka, Vanessa seperti mengenal wanita itu.

"Yaudah deh mbak, semuanya berapa? " Tanya Vanessa.

Sambil membayar barang belanjanya, Vanessa memperhatikan wanita yang baru saja ditunjuk oleh gadis itu, entah kenapa ia merasa penasaran akan wanita yang sepertinya ia kenal itu. Entah siapapun dia tapi Vanessa tidak ingin terlalu memikirkan nya dan langsung kembali ke Elvi yang mungkin sudah menunggu nya dari tadi.

I WILL SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang