“Jimin Hyung! Kau akan mendapat libur selama satu minggu!”
Girang Jeon Jungkook, manager baru sang artis solo papan atas. Walaupun ia sudah bekerja selama dua tahun di lima belas tahun karir artisnya. Jungkook menghela nafasnya ketika baru saja ia masuk kerja, jadwal artisnya itu padat sekali. Mengingat Jimin sudah memulai karirnya di usia muda dengan segala genre musik yang sudah digelutinya.
Jungkook menghela nafasnya lega ketika artisnya, Park Jimin mendapatkan waktu kosong selama satu minggu kedepan. Bagi Jungkook itu merupakan suatu hal yang setara dengan mendapatkan keuntungan dalam berjudi. Sungguh. Jungkook tidak melebih-lebihkannya.
Jungkook yang hanya bekerja mengatur jadwal milik Jimin saja sudah merasa lelah. Apalagi dengan artisnya itu. Pasalnya selama dua tahun terakhir ini, juga bersamaan dengan masa kerjanya, Jungkook sama sekali tidak menemukan hari libur pun pada jadwal Jimin.
Benar-benar padat. Ketika Jungkook tidak sengaja memberitahu bahwa dua atau tiga hari jadwal Jimin kosong, artisnya itu seakan-akan sengaja membuat pekerjaan sendiri. Sehingga ia sangat sibuk walaupun jadwal dari perusahaan itu libur.
Bahkan Jungkook diam-diam memergoki Jimin dengan wajah pucat dan tubuh lemasnya. Tetapi saat itu Jimin menolak Jungkook yang ingin membawanya ke rumah sakit, “aku harus latihan koreo lagu baruku sebentar. Kau tunggu saja di apartemenku.” Sanggahnya membuat Jungkook mengangguk patuh.
Pernyataan yang Jungkook beberkan pada Jimin dihadapannya, membuat Jimin terdiam memegang ponselnya termenung. Jungkook yang heran akan hal itu, ia segera menghampiri Jimin.
“Ada apa, Hyung?” Tanya Jungkook dengan mata berbinarnya.
Jimin hanya menggelengkan kepalanya pelan. “Baiklah! Kau juga butuh libur juga, bukan?” Tanya Jimin balik dan tersenyum pada Jungkook.
“Kau boleh pulang dan sampai jumpa di minggu depan,” lanjut Jimin tanpa memberi jeda untuk Jungkook menjawab pertanyaannya.
“Kau mau pulang juga, Hyung? Mau ku antarkan tidak?” tanyanya antusias.
“Tidak, Jung! Kau pulang saja, aku tidak apa-apa.” Sela Jimin memotong pertanyaan Jungkook selanjutnya.
Jungkook menganggukkan kepalanya. “Terimakasih banyak, Hyung! Sampai jumpa minggu depan!” ujarnya ceria.
Setelah selesai dengan bawaannya, Jungkook pada malam itu juga akan pulang ke rumahnya. Dia terlalu bersemangat mengingat sudah dua tahun tidak pernah menjenguk ibunya akibat jadwal padatnya.
“Tunggu! Rencanamu dalam satu minggu ini, mau kemana, Jung?” Pertanyaan Jimin menginterupsi Jungkook. Membuat dirinya urung menggunakan sepatu.
Jungkook terdiam. Dirinya menyelesaikan sepatunya lantas berbalik menghadap penuh Jimin disana yang masih menatap ponselnya.
“Aku akan pulang kerumah, Hyung! Kau jangan lupa pulang juga, ya! Bye!” Teriaknya sambil menutup pintu apartemen milik Jimin tersebut.
Jimin kembali mematung. Ia menatap ponselnya dalam. Mulai menikmati kesunyian yang kini mulai menyelimutinya. Keheningan yang kembali menyapanya.
“Rumah?” Tanyanya lirih.
-
Satu minggu kemudian..
Jungkook kembali ke perusahaan dengan wajah yang berbinar. Dia tersenyum lebar sekali. Moodnya benar-benar bagus. Satu minggu kemarin merupakan minggu paling berkesan untuknya, karena dirinya dapat pulang dan kembali bermanja pada ibunya.
Jungkook masuk ke studio milik Jimin. Dirinya segera kembali ke rutinitas sehari-harinya. Mulai mengerjakan apa saja yang harus ia lakukan, sembari menunggu jadwal yang akan dikirim perusahaan padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/366986204-288-k977086.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMIN SHORT STORY
FanfictionHanya berisi cerita pendek di setiap bab. Tidak ada kelanjutan atau apapun, semua alur cerita hanya selesai di satu bab cerita. ⚠️alur cerita murni ide dari penulis ⚠️mohon maaf jika ada unsur kesamaan nama, dan tempat ⚠️bagian yang tidak pantas bol...