diet

132 12 24
                                    

“JATAH MAKAN MALAM SIAPA INI?” teriak Seokjin memenuhi dorm.

Jungkook dan Taehyung yang saat itu sedang bermain ponsel di ruang tengah, menghentikan tawa mereka. Menjeda sebentar permainan yang mereka mainkan, guna menatap fokus Seokjin yang sedang mengangkat plastik makanan jatah makan malam hari ini.

“Aku sudah makan, Hyung—”

“Aku sudah tahu! Aku yang membuang sisa makanan kalian berdua, jika kau lupa.” Seokjin memotong jawaban Jungkook disana. Membuat Jungkook kembali mengulum bibirnya.

Niat Jungkook ingin bercanda, mencairkan suasana. Tetapi melihat urat di leher Seokjin terlihat nampak dari tempat Jungkook dan Taehyung, membuat Taehyung urung tertawa. Sebenarnya Taehyung ingin sekali terbahak-bahak, melihat ekspresi Jungkook yang berubah dengan bibirnya yang dilipat. Namun, suasananya berbeda. Dirinya ingin menghargai Seokjin disana.

Namjoon yang mendengar hal itu mengintip dari kamarnya, membuka pintunya sedikit seraya membawa mangkuk plastiknya. “Aku sedang makan, Hyung!” Namjoon melapor dengan mulutnya yang penuh makanan.

Seokjin menganggukkan kepalanya dan menyuruh Namjoon kembali ke tempatnya. Dirinya menatap Yoongi dengan mengangkat plastik itu sekali lagi. Memberi isyarat bertanya kedua kalinya tanpa suara.

Yoongi yang turun dari tangga tersebut hanya mengedikkan bahunya. Tanda dirinya tidak tahu. Juga dirinya yang menunjukkan sampah jatah makan malamnya. Yoongi turun ke bawah untuk membuang sampah miliknya, sekaligus menandakan bahwa dirinya sudah mengambil jatah makan malam tersebut.

Kondisi Jungkook dan Taehyung hanya berdiam. Tidak ikut campur juga menghentikan kegiatan mereka. Takut mengganggu Seokjin dan masalahnya akan melebar ke mana-mana. Kadang mereka berdua hanya saling bertatapan tanpa suara layaknya konversasi antara Seokjin dan Yoongi disana.

Seokjin mengabsen anggotanya, tinggal Hoseok dan Jimin yang belum mengaku bahwa jatah makan malam mereka belum diambil. Seokjin menghela napasnya pelan, dirinya baru berani membuka suaranya malam ini.

Sudah hampir satu minggu lebih dirinya mendapati satu jatah makan malam yang selalu tersisa. Pada awalnya dia tidak mempermasalahkannya. Karena ketika ia tinggalkan tidur, besoknya makan malam tersebut sudah tidak ada di atas meja makan. Seokjin berasumsi mungkin salah satu adiknya makan terlalu larut.

Tetapi setelah Seokjin mengetahui bahwa akhir dari jatah makan malam terakhir tersebut, ternyata berada di dalam tempat sampah dalam keadaan utuh. Emosi Seokjin mulai naik ke ubun-ubunnya. Dia mendiami hal tersebut, mungkin saja adiknya mau mengaku dan tidak melakukan hal itu lagi. Tetapi, dirinya menemukan hal yang sama hingga tiga hari kedepan. Bahwa jatah makan malam tersebut utuh tanpa tersentuh berakhir di tempat sampah.

Kali ini Seokjin tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Makanan tersebut sudah dipesan susah payah oleh manajer mereka. Kadangkala staf lain yang rutin mengantarkannya, memastikan artisnya tetap mengkonsumsi makanan dengan baik. Tetapi, bagaimana bisa hal ini bisa terjadi. Seokjin tidak habis pikir.

“Ada apa?” tanya Hoseok membuka pintu. Dirinya baru saja dari ruang dance. Dirinya menatap hampir separuh anggotanya berkumpul menatap Seokjin disana.

“Ini milik siapa?” Seokjin balik bertanya.

Hoseok merubah raut wajahnya, “oh, itu milikku, Hyung!” ujarnya menghampiri Seokjin.

Seokjin menatap Hoseok kecewa. Sebenarnya dirinya beranggapan semua masalah ini milik Jimin, ternyata dirinya salah. Seokjin segera merubah raut wajahnya.

“Oh, segera kau makan. Aku mau keatas.” Finalnya meletakkan kembali jatah makanan tersebut ke tempatnya.

Mengundang raut kebingungan bagi Hoseok, maupun Jungkook dan Taehyung. Yoongi hanya berdiri diam dan kembali melanjutkan langkahnya untuk membuang sampah.

JIMIN SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang