“Selamat pagi! Perkenalkan nama saya Jeon Jungkook, saya petugas pindahan dari Busan.”
Pemuda yang baru saja datang tersebut, senyumnya merekah. Membungkuk sopan dan kalimatnya penuh semangat. Binar matanya nampak bersinar, deretan gigi putihnya mempercantik senyumannya.
Seluruh perawat dan beberapa dokter yang berada di lobby tersebut turut memusatkan perhatian. Bahkan ada perawat yang memberi tepuk tangan dan langsung diikuti oleh semuanya. Menyambut kedatangan Jungkook dengan suka cita. Melihat suasana yang terlihat menyenangkan, beberapa pasien yang sedang berjalan didampingi perawat masing-masing turut memeriahkan suasana. Mereka bertepuk tangan heboh, juga ada yang meloncat-loncat.
Jungkook semakin melebarkan senyumannya.
“Hari pertama yang menyenangkan.”
Begitulah perkenalan singkat meriah yang Jungkook dapatkan empat jam yang lalu. Kini seluruh ekspektasinya hancur, senyum lebarnya tadi lenyap, dan suasana hatinya memburuk.
Jungkook sudah mengunjungi beberapa bangsal, koridor, bahkan satu persatu kamar pasien. Mereka semua menyambutnya dengan bahagia. Walaupun masih ada yang takut-takut tetapi dengan senyum gigi kelincinya, kepanikan pasien yang didatanginya meluruh seketika.
Sebelum akhirnya Jungkook menutup kasar pintu dengan nomor 1013 didepannya ini. Jungkook menghela nafas panjang dan menghembuskannya secara kasar. Tangannya meraba pelipisnya, ternyata ada bercak darah disana.
“Omo! Ada apa dengan anakku yang manis ini?” Salah seorang perawat senior menemukan dirinya.
Jungkook yang semula mematung menatap telapak tangannya, langsung tersenyum lebar. Merubah raut wajahnya. “Tidak apa-apa, noona. Ini sudah hal yang biasa.” Jawab Jungkook sekenanya.
“Ini hari pertamamu, Jungkookie. Aku jadi merasa bersalah tidak memperingatimu sebelumnya.” Senior Choi menatap Jungkook dengan iba.
“Seharusnya kami tadi memberitahumu untuk tidak langsung masuk ke kamar ini.” Sambungnya menuntun Jungkook untuk ke ruang perawatan.
“Suasana hati setiap pasien pasti berbeda-beda, noona. Aku memakluminya. Di Busan juga banyak pasien yang tiba-tiba mengamuk seperti ini.”
Senior Choi tersenyum lebar. “Baru kali ini perawat baru yang dijahili oleh Jimin tidak marah-marah dan malah memakluminya. Biasanya mereka banyak tidak tahan dan berakhir mengundurkan diri satu minggu kemudian.”
Jungkook tersenyum kikuk. Kalimat senior di depannya ini sangat berkebalikan dengan kenyataannya. Sebenarnya amarah Jungkook sudah meluap-luap tadi. Bagaimana tidak marah, jika dirinya belum sempat memperkenalkan diri tetapi wajahnya sudah dilempari vas bunga. Untung saja Jungkook tidak balas menerjangnya tadi.
“Siapa tadi, noona? Ji.. Jimin?” Tanya Jungkook hati-hati.
“Iya, benar. Park Jimin. Kau tidak tahu? Dia itu kakak tiri Kim Taehyung itu. CEO muda perusahaan Thv Kim yang besar dan dinaungi langsung oleh kepala kepolisian negara.” Senior Choi mulai menjelaskan sembari membersihkan pelipis Jungkook.
“APA?! Benar Kim Taehyung yang itu, noona?!” Jungkook jelas terkejut.
Siapa yang tidak mengenal Kim Taehyung. Pewaris muda yang bahkan sudah mampu mendirikan perusahaan dengan inisial namanya sendiri. Bahkan dia memiliki brand pakaian ternama yang bersaing brand tersohor lainnya. Brand V yang menggunakan artis papan atas Amerika sebagai ambassadornya. Kim Taehyung mampu menarik kerjasama dengan Chris Martin sang vokalis Coldplay hingga Olivia Rodrigo yang membuat brand dan namanya semakin melejit dan mulai dikenal di kancah internasional.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMIN SHORT STORY
FanficHanya berisi cerita pendek di setiap bab. Tidak ada kelanjutan atau apapun, semua alur cerita hanya selesai di satu bab cerita. 📌Jangan lupa untuk mengisi papan percakapan di profil saya, bab mana terfavorit kalian ya🥰 ⚠️alur cerita murni ide dari...