benci

84 7 2
                                    

Orang yang paling dibenci, orang yang ingin dilenyapkan dimuka bumi ini. Tentu saja Taehyung akan mengatakannya dengan lantang, bahwa orang tersebut adalah Jimin, kakak tertuanya. 

Ada banyak hal dan berbagai macam alasan yang dapat Taehyung jabarkan mengapa ia sangat membencinya. 

Taehyung bukan Jungkook, adiknya, yang dengan polosnya mempercayai semua kalimat penenang Jimin selama beberapa tahun ini. Taehyung bukan Jungkook yang mudah dipengaruhi oleh Jimin dan melupakan kesalahan-kesalahan Jimin dimasa lalu. 

Taehyung tidak akan pernah memakan masakan Jimin yang disediakan di rumahnya. 

“Kau pasti meracuni makanannya dan itu akan membunuhku. Selayaknya kau yang membunuh eomma kala itu!”

Ketus Taehyung setiap kali Jimin mengajaknya untuk makan bersama. 

Taehyung tidak akan pernah menerima uang sepeserpun dari Jimin. 

“Aku tidak akan mengkonsumsi uang yang kau cari dengan cara yang tak layak itu, Hyung!”

Tegas Taehyung saat Jimin yang selalu diam-diam menyimpan uang di tas sekolahnya. 

Begitupun jika dirinya sakit, Taehyung tetap tidak ingin ada Jimin disekitarnya. 

“Keluar kau dari ruanganku! Cukup Jungkook yang menemaniku!”

Tukas Taehyung mengusir Jimin yang selalu membawa air kompres ataupun bubur untuknya. 

Ya, meskipun selama ini Jimin yang pasti banting tulang untuk membiayai kedua adiknya. Berusaha mencukupi kebutuhan kedua adiknya. Tapi, semua itu terasa sia-sia dimata Taehyung semenjak Jimin tidak sengaja kepergok membunuh ibu mereka empat tahun yang lalu. 

Kasus pembunuhan tersebut ditutup begitu saja, karena kurangnya bukti. Baik CCTV di rumah mereka yang tidak berfungsi, tidak ada saksi, juga tidak adanya sidik jari atau jejak apapun bagian tubuh Jimin disekitar area tubuh mayat ibunya. Membuat kasus tersebut lenyap seakan-akan tidak terjadi sesuatu. Kasus tersebut hilang bersamaan dengan keberadaan ibunya yang pergi.

Tetapi, bagi Taehyung, Jimin adalah pelakunya. Mungkin saja dirinya mengelabui mereka semua. Entah trik apa yang Jimin pakai, hingga polisi percaya akan kata-katanya. Mungkin saja Jimin mau mengangkang untuk membungkam mulut mereka semua. Taehyung tidak tahu. 

Selama ini, Taehyung semakin memupuk bencinya yang semakin bertambah hari demi hari. Semakin ia sering melihat kakaknya itu, Taehyung semakin muak dan rasa benci pasti selalu bertambah. 

Taehyung benci melihat senyuman Jimin. Senyuman yang menyimpan segala fakta mengenai kematian ibunya. Taehyung benci tatapan teduh Jimin. Tatapan teduh yang saat itu tidak mampu mengungkapkan kejadian asli yang terjadi saat kematian ibunya. Taehyung benci akan tindakan Jimin yang selalu perhatian dan lembut padanya. Tindakan yang tidak segera menyelamatkan ibunya yang sekarat waktu itu. 

Taehyung membencinya dari lubuk hati yang paling dalam. 

“Taehyung-ah! Hyung sudah menyiapkan berbagai kebutuhan wisudamu besok!” Ujar Jimin perhatian saat Taehyung baru saja datang. 

Taehyung hanya menghela nafasnya lelah. Dirinya memang mengambil part time untuk uang jajannya selama ini, karena ia benci uang dari Jimin. Taehyung menatap tajam Jimin yang selalu menungguinya pulang kerja. 

“Minggir!” ketus Taehyung menyuruh Jimin menyingkir dari hadapannya. 

“Eoh, apakah kau ingin hadiah? Coklat, buket, atau kue untuk besok? Hyung akan menyiapkannya—”

“Bisakah kau diam saja, Hyung! Aku lelah!” Potong Taehyung tidak suka. 

“Tapi, Hyung hanya ingin ikut merayakan kelulusanmu, Tae! Mungkin saja kamu menginginkan sesuatu.”

Jawaban Jimin membuat Taehyung membeku, langkahnya terhenti. Dirinya membalikkan badan, dan berdiri tegak di depan Jimin. 

“Aku ingin kau ikut eomma! Hanya itu keinginanku selama ini!” Ujarnya lalu berlari meninggalkan Jimin dengan senyum terpaksanya.

-

Hari ini adalah hari kelulusan Taehyung di sekolah menengah atasnya. Dirinya tidak berharap banyak jika keluarganya akan datang, karena memang keluarganya hanya tersisa Jungkook, dan juga kakak sialnya itu.

Dirinya hanya bersenang-senang bersama teman-temannya dan lekas pulang kerumahnya. Hanya itu yang akan ia lakukan di hari spesialnya hari ini. 

Taehyung memang pulang lebih awal. Sehingga Taehyung tidak menemukan siapapun di rumahnya selain dirinya dan beberapa balon dekor yang sengaja terpasang di tengah rumahnya. Balon dekor untuk merayakan kelulusannya. 

| From: Jungkookie
| Hyung! Aku dan Jimin Hyung akan hadir di acaramu! 

| From: Jungkookie
| Hyung! Kau sudah pulang? Kok di sekolah, kau tidak ada? 

Taehyung baru saja membuka ponselnya dan baru saja mendapati pesan terakhir tersebut saat ia membaca pesan yang pertama. 

Taehyung hanya menjawabnya singkat, bahwa dirinya memang benar berada dirumah. 

Taehyung sengaja melemparkan topi toganya ke penyangga topi di sebelahnya. Tetapi, karena meleset tidak sengaja menabrak sebuah lukisan kecil yang membuatnya jatuh berhamburan. 

“Aish! Menyusahkan saja!” gerutu Taehyung tidak suka. 

“Untuk apa menyimpan lukisan disini! Bukankah tempat lukisan ada di ruang keluarga semua?! Kenapa dia menyimpannya disini? Dasar bodoh!” Omel Taehyung menyalahkan Jimin atas perbuatannya kali ini. 

Saat Taehyung tidak sengaja membersihkan bingkai lukisan tersebut, Taehyung menemukan sebuah flashdisk yang sengaja disembunyikan dibalik bingkai tersebut. Membuat Taehyung mengernyitkan dahinya heran. 

“Apa-apaan ini?”

Karena penasaran, Taehyung membiarkan lukisan tersebut dan lekas berlari ke kamarnya. Membuka laptopnya dan melihat apa isi dari flashdisk tersebut. 

Dari banyaknya folder yang diberi judul setiap tanggal acak. Ada satu tanggal yang membuat Taehyung tertarik dan tanggal tersebut yang tidak pernah ia lupakan. 

Tanggal dimana ibunya pergi, empat tahun yang lalu. Tanggal itu sama persis. Taehyung lantas mengkliknya.

Sebuah video CCTV rumahnya. 

Taehyung terkesiap. Bukankah Jimin mengaku bahwa CCTV di rumahnya rusak? 

Taehyung terus melanjutkan video tersebut hingga ibunya muncul, hendak pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan. 

Tak berlangsung lama, tiba-tiba ayahnya datang. Awalnya mereka berdua terlihat berbincang, tetapi terlihat ayahnya mulai membentak dan perdebatanpun nampak terjadi. Lalu ayahnya langsung mengeluarkan pisau dan langsung menyerang ibunya. Ibunya sempat menghindar dan berusaha melepaskan diri, tetapi ayahnya dengan brutal menusuk-nusuk hingga ibunya berhenti bergerak. 

Setelah terdiam cukup lama, ayahnya pergi dengan membawa pisau tersebut bersamanya. Tak berlangsung lama, Jimin datang. Jimin hanya terdiam terpaku melihat mayat ibunya di depannya. Menangis meraung di dekatnya. Setelah itu ia menghubungi ambulans dan polisi sekaligus, dimana tindakan paniknya tersebut dipergoki Taehyung dan Jungkook yang baru saja pulang dari sekolah menengah pertama mereka. 

Akar dari semua kesalahpahaman Taehyung yang membenci Jimin hingga hari ini. 

Mata Taehyung berembun. Dirinya tidak tahu harus berbuat apa. Dirinya seketika terbayang akan tindakannya pada Jimin, kakaknya, selama empat tahun terakhir ini. Taehyung seketika membeku melihat rekaman itu didepan matanya.

Lamunan Taehyung tersadar akibat ada panggilan dari Jungkook. 

“Hyung… A.. Aku dirumah sakit! 

Saat di depan gang rumah kami tadi, ada ayah yang menunggui kita. Di.. Dia meminta uang kepada Jimin Hyung tadi. Tetapi, Jimin Hyung mengaku bahwa uangnya untuk hadiahmu, Hyung! Karena tidak terima, ayah menusuk Jimin Hyung hi.. hingga tak sadarkan diri dengan botol sojunya. Ayah langsung diamankan warga saat itu, dan.. Jimin Hyung berdarah banyak, Hyung! Hiks.. “

JIMIN SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang