1.Prolog

512 16 1
                                    

Angin kencang terus menerpa kulit seorang gadis yang duduk di tepi danau, dengan sebuah laptop dan buku tulis yang ia pegang di masing-masing tangannya, gadis itu tampak asik melihat keindahan danau tersebut.

Ia adalah Liviana Lubis. Seorang Dr. Psikologi yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri .ia seorang gadis yang lahir dari pasangan batak, bermarga lubis.

" Tuhan kapan jodohku akan muncul...!". Serunya.

Livia masih menjomblo di umurnya yang sebentar lagi menginjak kepala tiga, sudah banyak teman-temannya yang memiliki suami bahkan anak, ia iri sekali dengan mereka, namun ketika di lamar oleh seorang laki-laki ia pasti akan menolak dengan alasan masih fokus pekerjaan.

"si Chika ngajak gua buat reunian sekolah, tapi malas lah, nanti yang ada gua di ledekin sama mereka yang bener aje!".

"hiss gilak lah aku bentar lagi ini." terus berceloteh dengan logat medannya.

Saat asik berdialog sendiri tiba-tiba liviana merasa duduknya tidak seimbang, dan benar saja, Liviana oleng dan jatuh ke dalam danau.

"TOLONG...! TOLONG!"
liviana yang tidak dapat berenang terus berteriak berharap ada orang yang mendengar dan akhirnya menolongnya, namun naas takdir seorang Liviana adalah mati pada hari itu, mati dalam keadaan jones.

" belum dapat suami, dah mati aja aku. Siall!!" batin Batin Liviana dalam keadaan yang setengah sadar.

*****
Di sebuah ruangan bernuansa putih dengan bau khas obat-obatan, seorang wanita terbaring lemah di atas brankar.

Wanita itu bernama Liviana Witama. Livi panggilannya, livi adalah seorang ibu ber anak satu, Livi menikah dengan seorang laki-laki yang di jodohkan orang tuanya padanya. Liviana adalah seorang pengusaha yang memiliki perusahaan dan brand sendiri, perusahaan yang ia dirikan bergerak di bidang kuliner dan wisata.

Kehidupan pernikahan Liviana tidak semudah yang kalian pikirkan, suami Livi tidak menerima perjodohan ini dengan sebab ia yang memiliki kekasih, suami livi bahkan tak pernah melirik livi hingga mereka memiliki anak sekalipun, livi tak pernah di lirik oleh suaminya.

Suami Liviana bernama Jay Witama. Jay adalah seorang pengusaha sukses, di usianya yang masih muda ia telah membangun sebuah perusahaan sendiri, mengikuti jejak keluarganya yang adalah pengusaha seluruhnya.

Sifat jay yang selalu dingin mempersulit livi untuk mendekatinya, Livi telah melakukan segala cara untuk mendapat perhatian suaminya.

namun segala usaha yang ia lakukan gagal, setelah Livi memiliki seorang anak ia mulai untuk tidak terlalu peduli terhadap suaminya kecuali ketika anaknya membutuhkan seorang ayah.

Putra Liviana bernama Alandra witama. Berusia 3 tahun, biasanya Livi memanggilnya dengan sebutan Al. Alandra memiliki sifat sama seperti jay yaitu cuek dan dingin, namun sifat itu akan hilang jika ia bersama Liviana.

"nghhh...!" lenguh seorang wanita terbangun dari tidur panjangnya.

" dimana aku?". Gumamnya lirih,
suaranya terdengar tercekat sebab tenggorokan yang kering.

Sambil mencoba untuk duduk wanita tersebut terus memandangi ruangan di sekitarnya.

"perasaan aku tadi tenggelam di danau deh, siapa yang menyelamatkan aku ya?"

"pikir nanti lah itu, kek mana pula aku sekarang kan? Gak mungkin pula aku langsung kabur pulang, kecarian pula nanti orang yang menyelamatkan aku"

" dahlah kamar mandi lah dulu aku, berminyak kali rasanya muka ku, dah numpuk nampak nya iler disitu."

Wanita itu berjalan ke arah toilet dan mulai membasuh wajahnya, sesaat ia merasa heran karena ia berpikir sebelumnya rambutnya tak sepanjang ini

" cok ini muka!" pekik nya tertahan, ekspresinya syok tak mampu mengatakan satu kalimat pun.

"nggak! gak  Bukan tubuhku ini" lirihnya memegang wajahnya.

Bruk!

" Assalamualaikum bunda! Al datang" ucap seorang anak kecil.

" eh om bunda gak ada di kasur nya! Bunda hilang om" pekik anak kecil itu tak mendapati bundanya.

" Tuan muda mohon tenang, nyoya pasti ada di sini" ucap salah satu bodyguard yang menjaga anak itu.
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita dengan raut kebingungan.

Wanita itu menatap beberapa orang yang ada di ruangan nya heran.

" bunda! Bunda udah sadar!" ucap anak itu.

"hah?" wanita itu masih heran.

"kalian siapa?" tanya wanita itu.

"bunda! Bunda kenapa?" tanya anak itu.

" hai adik kecil maaf aku bukan bunda mu, aku belum menikah" ucap wanita itu.

"Bunda itu bunda aku, bunda udah nikah sama Dady" jelas anak.

"hahh... cobaan apalagi ini tuhan, muka ku berubah dan sekarang aku sudah punya anak dan menikah?!" gumamnya.

"Baiklah kalau begitu aku bundamu, tapi aku lupa namaku, bisakah si ganteng ini menyebutkan namaku?" pinta wanita itu.

"Nama bunda itu Liviana Witama. Barang kali bunda juga lupa namaku, namaku Alandra witama dan Dady Jay Witama."

"apa bunda sudah ingat?"

"aku akan berusaha mengingatnya, maaf jika harus melupakanmu" ucap wanita itu pada anak kecil itu.

Wanita itu adalah Liviana witama yang sekarang raganya di isi oleh Liviana lubis, dan anak laki-laki tadi adalah anak Liviana yang bernama Alandra.

Alandra datang ke rumah sakit ditemani dua bodyguard.
Dua bodyguard yang melihat interaksi majikan mereka merasa bingung, apa nyonya mereka hilang ingatan? Mereka akan mencari tahu dulu dari dokter yang merawat Liviana.

"kita pulangnya kapan?" ucap Al.
"kenapa? Al ngak mau sama bunda disini?" heran livi.

"bukan, Al mau bunda pulang juga. Bunda tahu ngak rumah sepi banget kalau ngak ada bunda tahu" seru Al.

"oh ya? Kalau gitu ayo kita pulang, bunda udah sehat." ucap Livi tanpa sadar bahwa bodyguard sudah saling pandang dan melotot.

"nyonya sebaiknya tunggu tuan besar dulu" ucap salah satu bodyguard.
" haha, kau yakin dia akan datang ?" tanya livi dengan sedikit nada sinis.

Bodyguard diam, bohong jika mereka berkata tak tahu menahu atas rumah tangga majikan mereka ini, bagaimana sikap tuan besar mereka pada nyonya mereka, bagaimana kisah mereka semua karyawan di rumah itu tentu tau, Kedua bodyguard bingung, apa yang harus mereka lakukan, pada akhirnya salah satu bodyguard menelpon Jay untuk mengantarkan mereka akan pulang.

Between Time And Him /Liviana Live TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang