Ting
TongTerbuka pintu itu memperlihatkan seorang wanita dengan raut cemas-nya, Junior sampai terpukau sesaat, namun yang lebih penting sekarang adalah kondsi Jay.
"mbak ini Jay nya mabuk" ujar Junior linglung, yang membukakan pintu itu adalah Liviana, yang sedari tadi menunggu kepulangan suaminya.
"Mas Jay!" panik Livi.
"bisa bawa masuk kak?" pinta Livi.
Junior mengangguk dan membawa Jay masuk.
Di dalam sudah ada mama papa Jay dan beberapa bodyguard si ruang tamu, Jay di letakkan di sofa.
"Junior?" sapa Mama Jay.
"eh tante" balas Junior, ia menyalim tangan ibu temannya itu.
" Jay kenapa?" tanya mama Jay.
"jay mabuk tan, tadi kami ke bar dulu" ujar Junior.
Mama dan Papa Jay menghela nafas melihat kelakuan anaknya.
kebiasaan Jay semasa muda masih tak bisa ia kontrol, bahkan untuk sekedar nongkrong bersama teman-temannya saja Jay masih tidak mengabari orang rumah.
Junior akhirnya pulang kembali ke rumah dengan di antar sopir keluarga witama.
Livi mengela napas, ia mengusap rambut suaminya, pikirannya tak terkontrol, khawatir saat suaminya tak sampai-sampai ke rumah.
Ruang tamu itu terasa sunyi saat semua anggota yang ada di sana hanya menatap Jay yang tertidur, tak lama orang yang sedari tadi mereka pandang akhirnya bangun.
"di mana?" Jay bangun dan melihat yang banyak orang.
Raut wajah papa jay sangat tidak enak di pandang, ia melihat Jay dengan tatapan tajam, secara tiba-tiba Papa Jay melempar sebuah pajangan ke arah Jay.
"anak bodoh!" ujar Papa Jay bernama William.
ia marah pada anaknya yang teledor tak mengabari orang rumah sehingga semuanya khawatir karena Jay juga tidak bisa dihubungi.
"kenapa pa?" tanya Jay yang baru sadar bertanya heran pada william.
"kenapa sifat buruk mu itu sama sekali tak pernah berubah?" desis Nadia.
"darimana kamu?" tanya william.
" lembur"
"lembur atau bersantai dengan jalang mu hah?!" kembali william melempar barang pada Jay.
Jay mulai ketakutan, tak pernah-pernah ia melihat ayahnya semarah ini, ia melirik istrinya yang duduk di kursi yang memandangnya dengan tatapan aneh.
"apa susahnya mengabari orang rumah jika kamu ingin bermain?"
Seolah tersadar kesalahannya, Jay segera menunduk dan meminta maaf.
"maaf pa..." ujar Jay.
"minta maaf dengan istrimu, dia yang datang ke rumah hanya untuk mengabari hilangnya kamu" ujar william.
Jay kembali melihat ke arah istrinya.
"kamu sudah dewasa, jangan karena masalah sepele seperti ini, kalian jadi bertengkar nantinya" ujar Nadia.
Jay mengangguk sekali lagi meminta maaf.
"jangan kira papa tidak tahu ulah mu selama ini Jay, Papa akan mengambil istri dan anakmu jika kau selalu bertingkah seperti ini" ujar williiam.
Jay melotot panik, melihat ke arah sang ayah dengan tatapan protes.
"Livi dan Al bisa mendapatkan kepala keluarga yang lebih baik dari kamu"
Deg
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Time And Him /Liviana Live Two
Fanfictionseorang ahli psikolog yang harus bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang sudah bersuami dan memiliki satu anak laki-laki.