15. Latihan

66 1 0
                                    

Liviana dan Jay masuk ke ruangan Alendra, disambut oleh bau rokok yang menyebar di dalam ruangan tersebut, Jay sempat ingin protes melihat gak tersebut, namun sebelum itu, Liviana suda memberi instrupsi dengan gelengan kepala.

"Kalian sudah datang..." Sambut Alendra, Liviana membungkuk membalas sambutan, sedangkan Jay memutar bola mata malas.

"Istrimu sangat cantik, tapi tak pernah kau bawa" Alendra tertawa, Liviana kembali membalas dengan senyuman.

"Untuk apa membawanya kepada kakek tua seperti mu?" Ejek Jay.

"Ck, sial. Kau selalu saja seperti itu denganku, meski sudah punya istri"
Alendra melirik ke arah Liviana.

"Kenapa kau mau menikah dengan bocah tengil ini" ujarnya sambil menunjuk Jay yang sudah geram di tempat.

"Hahaha, mungkin karena saya cinta tuan" Livi menjawab sambil tertawa, Jay yang sebelumnya panas hati, sekarang mesem-mesem sendiri di tempatnya.

"Kalian anak muda memang alay" Alendra, Liviana kembali tertawa menyikapi.

"Baiklah cukup bercandanya" Suasana berubah serius.

"Jika kau datang ke sini, berarti kau juga menyetujui tentang latihan ini kan?" Tanya Alendra.

"Saya setuju" Liviana tegas.

"Baiklah, kau bisa memulai latihan di bawah bersama para petarung" ujar Alendra.

"Tidak, aku yang akan melatih istriku sendiri tuan Alendra" ucap Jay.

"Kau harus mengerjakan pekerjaanmu Jay, biarkan istri mu bersama mereka"

"Tidak, istriku akan terluka jika berlatih bersama petarung di bawah, aku akan mengurus masalah pekerjaan dengan baik meski harus melatih Livi aku jamin itu" melihat ketegasan Jay, Alendra akhirnya menyetujui permintaan tersebut, ia juga berpikir, mungkin jika posisi di balik, ia juga tak akan mau membiarkan istri nya di latih para Petarung.

"Baiklah terserah mu" Jay mengangguk dan mereka pergi meninggalkan ruang Alendra.

"Kita latihan di markas ku saja"

"Kamu punya markas mas?"

"Ya, dan lebih aman untuk mu daripada markas Alendra, kakek tua tersebut melatih para petarung nya dengan banyak kekerasan " ujar Jay, Livi mengangguk, pantas saja suaminya tersebut bersikukuh untuk melatih nya sendiri.

*****

Livi sudah siap dengan seragamnya, Jay akan mengajarinya cara menembak target dengan pistol.

"Sayang pilih pistol mu" ucap Jay, Livi tak pernah memegang pistol sebelum nya, tak pernah melihatnya sedekat ini baik di kehidupan sebelumnya maupun sekarang hingga hari ini ia bisa melihat berbagai jenis pistol tersebar di dalam satu ruangan.

"Aku bingung mas, yang mana ya?" Ujar Livi.

Jay mengambil satu pistol berukuran mini, itu pistol kompak, ukuran nya mini, ringan dan mudah di bawa ataupun disembunyikan.

"Bagaimana dengan yang ini sayang?" Tanya Jay.

"Boleh, ayo kita coba" seru Livi, mereka berdua melesat ke lapangan tembak yang ada di halaman belakang Markas.

Jay dan Livi sudah menentukan target, dengan jarak 10 m, Livi akan mencoba target pertama nya.

"Rileks sayang, fokus ke titik target, dan atur posisimu" ujar Jay, Livi mulai mencoba dengan berdiri, dengan kaki selebar bahu, dan satu kaki maju di depan, lutut sedikit di tekuk dan badan tegak, semua itu adalah arahan Jay.

"Siap sayang?" Livi mengangguk.

"Tarik napas dan hembuskan setelah menembak"

Livi memulainya dan

Dor

Tepat sasaran di tembakan pertama, Livi kaget dan menoleh pada Jay, Jay menghampiri istrinya tersebut dan mengusap kepalanya.

"Istriku memang hebat" ujar Jay.

"Makasih mas"

"Mau belajar lagi?"

"Mau"

Begitu lah setelahnya, Livi mencoba dengan berbagai senjata selain pistol seperti senapang angin dll, dengan jarak target yang berbeda-beda, baju. Dengan instrupsi suaminya ia berhasil menyelesaikannya dengan mudah.

Between Time And Him /Liviana Live TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang