prologue

314 24 1
                                    

Langkah kaki itu terlihat berjalan menyusuri rak yang berisikan jajanan di mini market, memindai jajanan yang ada disana.

Tangannya mulai terangkat mengambil beberapa jajanan yang berada di rak tersebut, kemudian melangkah ke area mesin pendingin untuk mengambil beberapa minuman dan es krim, di rasa selesai ia pun berjalan ke arah kasir untuk melakukan pembayaran.

"Semuanya berapa mba?" Tanya-nya, mbak kasir itupun menyebutkan total nominal belanjaannya.

Sembari menunggu belanjaannya  ditaruh di kantong kresek, gadis itu mengeluarkan uang dari dompetnya dan menyerahkannya ke pihak kasir.

Dirasa selesai, gadis itupun mengambil belanjaannya lalu melangkah keluar untuk kembali ke rumah.

Langkah kakinya menyusuri jalanan tersebut, hingga pada daerah yang lumayan gelap karena beberapa lampu jalanan tidak dapat berfungsi.

Terlihat dua orang preman tengah berdiri di sebelah sana, langkah kaki gadis itu Alody berhenti, ia menatap takut kedua orang itu yang tengah menatapnya.

Perlahan ke dua preman itu mendekat.

Preman yang memiliki tubuh agak gempal pun bersiul genit, kemudian "dek, mau kemana?" Tanya-nya sembari mengedipkan sebelah matanya, sembari menatap Alody dari atas ke bawah.

Alody yang diperlakukan seperti itu merasa kurang nyaman "mau pulang pak, abis dari minimarket."

Alody pun segera melangkah, bergegas melewati kedua orang tersebut.

Ketika hendak melewati mereka, preman satunya yang bertubuh kurus menahan tangan Alody, "eits, mau kemana neng?".

Tubuh Alody mulai bergetar, ia ketakutan, "yoi, ngapain buru-buru, santai aja kita gak gigit kok, paling emm..." sahut preman bertubuh gempal sembari memandang tubuh Alody.

Alody makin bergetar ketakutan, matanya memindai sekeliling, sepi karena memang sudah hampir tengah malam.

Gadis itu kemudian berusaha untuk menarik tangannya, "pak jangan macam-macam ya pak, saya teriak nih".

Kedua preman itu pun saling pandang, kemudian sebuah tawa pun menguara dari mereka.

Mereka menyeret Alody ke gang sempit yang gelap di dekat sana "gak macam-macam kok, satu macam aja" kedua preman itu semakin tertawa kencang.

Alody berusaha berteriak agar seseorang dapat menolongnya, sayangnya usahanya gagal karena mulutnya dibekap.

Air mata gadis itu mulai meluruh, ia takut sekali, bahkan belanjaan yang sempat dibelinya pun ia tak tahu tergeletak dimana, ia berusaha memberontak tapi tdk bisa karena tenaga mereka jauh lebih kuat.

Dilain sisi seorang anak laki-laki berusia 15 tahun sedang mendorong sepeda yang dikendarainya karena ban sepedanya menginjak sebuah paku, sehingga susah untuk dipakai.

"Haillah, napa pke bocor segala sih" katanya sembari menyeret sepedanya, melewati jalanan yang lumayan gelap dan sepi.

Hingga ketika melintasi sebuah gang gelap nan sempit, ia mendengar samar-samar sebuah suara.

Karena memiliki keingin tahuan yang tinggi, segeralah ia menstandar sepedanya kemudian melangkah memasuki gang tersebut secara perlahan.

Disana, ia mendapati seorang gadis yang ia perkirakan seusia dengannya tengah memberontak melawan kekangan dua preman yang menahannya.

"BISA DIAM GAK?" Bentak preman bertubuh gempal, seketika gadis itu terdiam karena terkejut.

"Tahan dia dengan benar" perintahnya pada preman yang bertubuh kurus itu, sang partner hanya mengangguk kemudian memegang kedua tangan gadis itu kebelakang dengan satu tangan, dan tangan yang satunya lagi digunakan untuk membekap mulut gadis tersebut.

Terlihat preman bertubuh gempal itu membuka resleting jaket yang dikenakan gadis itu, Alody, gadis itu makin memberontak histeris, air matanya makin meluruh.

anak laki-laki yang melihat itupun mulai mencari cara untuk menghentikannya, hingga ia melihat sebuah balok kayu yang terletak tak jauh dari posisinya.

Ia mengambil balok kayu tersebut, berjalan mengendap-endap hingga tiba di belakang preman yang bertubuh kurus,

Anak laki-laki itu pun mengayunkan balok kayu tersebut hingga menghantam kepala preman bertubuh kurus itu dengan keras sehingga membuatnya jatuh tak sadarkan diri.

Tubuh Alody pun ikut meluruh ke tanah saking lemasnya.

Preman bertubuh gempal itu menatap tajam pemuda yang ada di depannya, "hei, siapa kau?, apa yang kau lakukan?" sahutnya geram, siapa anak ini? Berani sekali ia mengganggu kesenangannya, sang pemuda itu hanya memandang datar preman di hadapannya.

"Dasar bocah tengik" sahut preman itu kepalang emosi, dirinya melangkah mendekat kearah pemuda tersebut berniat menghajarnya karena sudah mengganggu kesenangannya.

Alody yang merasa sudah tidak diperhatikan pun, bergegas berdiri dan berusah berlari keluar dari gang tersebut tanpa melihat siapa yang sudah membantunya.

Kakinya terus berlari, ia tak berpikir kemana ia pergi, yang terpenting dirinya sekarang jauh dari tempat mengerikan tersebut.

Hingga ada sepasang lampu yang menyorotnya, tak sempat ia melihat sumber cahaya tersebut, dirinya sudah terpental sejauh beberapa meter, kepalanya menghantam trotoar dengan keras sehingga mengeluar banyak darah.

Seketika daerah disekitarnya pun terlihat ramai, Alody melihat banyak orang yang mengerubungi tubuhnya, matanya pun mulai memberat, hingga tiba-tiba kegelapan merenggut paksa kesadarannya.

___

31/07/2024

Becomes An Extra In The NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang