Bab 9

3K 224 15
                                    

"Nah enih dia yang punya rumah, baru nyampe" kalimat yang keluar dari Sulaeman itu seketika membuat atensi tiga pemuda lainnya teralihkan kearah pintu.

Tak menghiraukan itu, Aidan langsung mendudukkan dirinya disofa ruang tamu, menhandarkan punggungnya Aidan menutup matanya dengan satu tangan yang berada diwajahnya.

"Emang bu Riska manggil lo buat apaan?" Tanya Fatur.

"Minta tolong buat bantuin adek kelas yang ikut olimpiade"

"Lah, itu doang?, sampe hampir 2 jam lo telat pulang" Timpal Bendino, ia heran emang apa yang dibahas sampai selama itu.

Dengan mata yang masih terpejam Aidan menjawab "habis nganter Aura balik tadi, makanya lama"

"Caillah, habis nganter gebetan ternyata" ucapan itu keluar dari mulut Sulaeman, membuat mereka seketika mengeluarkan tawa.

Sementara Aidan, pemuda itu hanya terdiam, tak mengubah posisinya sama sekali.

Pemuda itu memikirkan kejadian di sekolah tadi, astaga ia mencium kembali aroma itu, aroma vanila yang manis, aroma yang sudah hampir 3 tahun ini tidak menyentuh penciumannya lagi. Tanpa sadar sebuah senyum terukir di bibirnya.

Hal itu membuat Sulaeman makin gencar untuk menggoda Aidan "tuhkan, lagi kasmaran, ampe senyum-senyum segala" tawa sekali lagi menguar diantara mereka, akan tetapi tidak dengan Rianno, cowok itu memandang Aidan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Udah jadi kali mereka" kekeh Bendino memanas-manasi

"Ck ngaco lo pada" seketika Aidan bangkit dari posisnya, cowok itu berjalan menuju lantai dua dimana kamarnya berada berniat untuk mengganti seragamnya dengan pakaian rumahan.

Mereka hanya memandang kepergian pemuda itu.

"Psstt Yan, lo kan yang paling deket sama dia, pasti tau lah sesuatu" Sulaeman berbisik didekatnya, akan tetapi suara pria itu masih keras sehingga temannya yang lain masih bisa mendengarnya.

Rianno hanya mengangkat bahunya, tanda ia tak tahu "gak tau gue, orang dia masih kek orang gamon"

"Gamon?, emang Aidan pernah pacaran" Fatur bertanya, soalnya selama hampir 3 tahun mereka berteman, ia sama sekali tidak pernah melihat Aidan dekat dengan perempuan lain selain Aura, itupun kedekatan mereka baru dua minggu sejak kepindahan gadis itu ke sekolah mereka.

Yang lainnya pun sama terkejutnya "wah, hebat banget tuh cewek bisa bikin seorang Aidan gamon" ucap Bendino takjub.

"Kok gue gak tau dia pernah pacaran, wah parah lo berdua, main rahasia-rahasiaan, cukup tau gue mah"

"Nih si Sule lama gue getok pake palu ya pala lo, ya iyalah lo gak tau, orang mereka pacaran pas SMP" Rianno dibuat kesal, ingin sekali ia memukul temannya yang satu itu.

"Anjrot, cinta bocil coy" tak memperdulikan kekesalan Rianno, Sulaeman berseru heboh.

Bendino pun dibuat kesal akan kelakuan Sulaeman, dengan cepat ia mendekat kearah cowok itu dan menggeplak kepalanya.

"Anying, sakit cok" Sulaeman menatap Bendino, ia terkejut karena tiba-tiba mendapat pukulan "lo kenapa sih ah, sakit tau" tangannya terus mengelus bekas pukulan di kepalanya, sementara sang pelaku hanya memandang tak bersalah.

"Walau  gitu, cukup mebekas juga ya, buat Aidan, sampe gamon gitu" Fatur bertutur serius. Ya walaupun terjalin pas masih usia memasuki remaja, hubungan percintaan Aidan terdengar serius, berbeda seperti kebanyakan remaja SMP lainnya.

"Ya gimana gak sayang banget orang tuh cewek pacar pertamanya, tuh cewek juga yang selalu nemenin dia. Kalian tahu kan ortunya Aidan tuh sibuk banget dulunya ampe gak ada waktu buat anaknya, gue juga gak melulu sama Aidan buat nemenin dia, makanya tuh cewek membekas banget buat dia" Rianno menjelaskan sembari menyesap jus jeruk yang dibawa oleh pelayan disana.

"Seserius itu hubungan mereka?" Tanya Bendino

"Iya, sampe ortunya si Aidan kenal sama tuh cewek, nyokapnya juga sayang banget sama dia. Mulai dari situ tante Farah mulai sering ada dirumah, mulai luangin waktunya buat Aidan, beliau juga sering nyuruh Aidan buat bawa pacarnya kesini karena beliau mau ketemu, yah.....sampe segitu" Rianno meminum jus jeruknya dengan tubuh yang bersandar pada sofa.

"Pantes sampe gamon tuh anak" Sulaeman menimpali dengan raut serius "terus, kenapa bisa sampe putus?" Tanya cowok itu lagi.

Menegakkan tubuhnya Rianno kembali bersuara "tuh cewek tiba-tiba ngilang gak ada kabar. Aidan coba ngehubungin tapi nomornya gak aktif, coba chat di semua sosmednya gak dibalas juga, Aidan ampe stres banget disitu, pas dia kerumahnya tuh cewek ternyata kosong, kagak ada penghuninya, Aidan juga udah coba hubungin ortu pacarnya itu, tapi gak bisa juga."

"Kenapa Aidan, gak gunain kuasa bokapnya dia buat cari ceweknya?" Fatur bertanya, dirinya bingung, dengan koneksi yang dimiliki oleh keluarga Aidan, pasti dengan mudah menemukan gadis itu.

Hubungan antara Aidan dan ayahnya yang tidak dekat membuat Aidan saat itu enggan untuk langsung meminta bantuan pada ayahnya, apalagi saat itu ibunya belum mengetahui kalau pacar anaknya menghilang secara tiba-tiba.

"Nah itu, beberapa hari setelah gak ada kabar, Aidan emang mau make koneksi bokapnya buat nyari, tapi gak jadi, tiba-tiba dia dapat chat dari tuh cewek, isinya dia minta putus sama nyuruh Aidan buat gak usah nyari dia." Rianno kembali meminum jus jeruknya, lama berbicara membuat tenggorokkannya kering.

Meletakkan kembali gelasnya Rianno kembali berbicara "Aidan sampe kacau banget di situ, dia selalu mikir kesalahan apa yang dia buat sampe ceweknya minta putus, gue ikutan stres juga ngeliat dia kek kagak ada nyawa begitu. Nah pas masuk SMA tuh udah mendingan dianya, udah mulai ikhlas, tapi belum bisa lupain ceweknya, makanya kalian gak pernah liat dia deket sama cewek."

"Nah kalo sama Aura gue gak tahu, dia cuman bilang kalo Aura pernah nolongin dia pas kecelakaan di Bandung, kalian ingat kan? Pas kenaikan kelas sebelas?" Tanya Rianno yang diangguki oleh ketiga temannya.

Mereka ingat, dulu Aidan sempat mengalami kecelakaan ketika mereka berlima liburan ke Bandung, saat itu Aidan sedang keluar untuk membeli makanan karena ia kalah dalam permainan. Mereka berempat juga cukup shok ketika mendapat kabar kecelakaan itu, untungnya Aidan tidak terluka parah, cowok itu hanya lecet di beberap bagian tubuhnya karena terjatuh dari motor.

"Rian" Fatur kembali bersuara membuat sang empunya nama menatap kepadanya. "kalo misal tuh cewek tiba-tiba muncul terus mau balik lagi sama Aidan, lo bakalan gimana? setuju-setuju aja atau lo bakalan marah banget, secara kan lo lihat sendiri seburuk apa keadaan Aidan pas tuh cewek tiba-tiba ngilang terus minta putus".

Rianno terdiam mendengar pertanyaan itu "entahlah gue ngerasa kek gak bisa marah sama dia, gue juga mikir, pasti ada alasan yang buat dia tiba-tiba pergi dari Aidan"

"Kalo ternyata dia pergi karena udah bosan sama Aidan atau dia udah ada yang lain gimana?" tanya Bendino.

"Untuk itu gue gak tahu, tapi gue rasa gak, karena gue tahu sifat dia kek gimana"

Tak lama, Aidan datang dengan penampilan berbeda, cowok itu kini mengenakan kaos dan celana pendek selutut.

Mereka berpindah ke ruang keluarga, dimana ada sebuah TV disana, karena mereka akan bermain play station dan juga akan menginap disini.

"Tur tadi bu Riska juga bilang buat minta tolong lo bantu anak-anak yang mau olimp"

Fatur hanya mengangguk matanya tidak lepas dari layar televisi yang menampilkan sebuah permainan, kini ia bermain play station bersama Sulaeman "kapan kita nge tutor?" Fatur bertanya.

"Dua minggu lagi, pertemuannya bakal diadain dua kali dalam seminggu karena olimp nya masih ada beberapa bulan lagi" Fatur hanya mengangguk dan melanjutkan game nya.

Mereka berdua ditunjuk sebagai tutor untuk adek kelas mereka yang akan ikut olimpiade, itu semua dikarenakan mereka berdua adalah juara olimpiade sains nasional. Fatur mendapat emas dalam bidang fisika, sementara Aidan juga mendapat emas tetapi ia di bidang matematika.

___

25/10/2024

Becomes An Extra In The NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang