Indira meregangkan badannya, tubuhnya terasa lelah setelah membersihan kelas, hari ini merupakan jadwalnya membersihkan, bukan hanya dia, akan tetapi bersama lima murid lainnya.
Meskipun sekolah mereka merupakan sekolah yang tergolong elit, pihak sekolah tetap memberlakukan sistem penjadwalan untuk kebersihan kelas bagi para siswanya, hal ini sebagai upaya dalam pembentukan karakter siswa yang mandiri.
Seperti biasa, Alody selalu menunggu Indira, ia juga sesekali membantu gadis itu dalam bertugas seperti menghapus papan tulis, memungut sampah yang ada dibawah meja kemudian membuangnya di tempat sampah, dan membantu mengangkat kursi agar memudahkan Indira dalam menyapu.
Mereka membagi tugas secara merata, ada yang menyapu, mengepel, membersihkan kaca jendela, dan ada yang bertugas untuk mengosongkan tempat sampah yang ada di depan kelas mereka .
Selesai bertugas, Indira mengemas barang-barangnya bersiap untuk pulang, memasukkan buku, pulpen, dan tab yang ia gunakan dalam proses pembelajaran tadi ke dalam tas ransel berwarna merah muda miliknya.
Setelah selesai, Indira menyampirkan tas itu ke punggungnya, ia ingin mengajak Alody untuk segera pulang, akan tetapi ketika ia berbalik, ia melihat gadis itu sudah berlari keluar dari kelas mereka, "Al, kemana?" Teriak Indira. Ia berntaya, kemana gadis itu akan pergi, karena ia melihat tas ransel Alody masih bertengger di atas meja miliknya.
"Toilet, nitip tas ya, kamu duluan aja ke parkiran" balas Alody yang juga mengeraskan suaranya. Gadis itu berlari dengan ceoat menuju toilet, oh sungguh ia sudah tak tahan lagi.
Gadis itu berlari menyusuri koridor sekolah yang sepi karena bel pulang sudah berunyi sejak setengah jam yang lalu. Akan tetapi masih ada berapa siswa yang didapatinya.
Alody berlari melewati kelas 12 IPA 3, toilet di lantai tiga ini berada di ujung sehingga membutuhkan 2 sampai 3 menit untuk mencapai toilet tersebut. Akan tetapi karena Alody berlari, gadis itu hanya membutuhkan 1 menit untuk sampai ke toilet tersebut.
Ketika hendak mencapai toilet, Alody memelankan langkah kakinya, gadis itu mendengar sedikit keributan yang berasal dari dalam toilet tersebut.
Gadis itu melangkah mendekat dengan perlahan, entah mengapa panggilan alamnya tiba-tiba tertunda.
Saat sampai di depan pintu toilet, pintu tiba-tiba saja terbuka menampilkan seorang gadis dengaan keadaan yang sangat berantakan, rambut yang acak-acakan, seragam yang kusut, dan tubuhnya yang basah kuyup, serta pipi kirinya yang memerah dan terdapat bekas telapak tangan disana.
Alody dan gadis itu sama-sama terkejut. Aura langsung melangkah keluar dari sana dengan cepat dan tak sengaja menabrak sisi bahu bagian kiri Alody yang membuat gadis itu mundur sebanyak dua langkah.
Aura terus melangkah cepat tanpa menoleh sedetik pun ke belakan. "Hey, are you okay?" Teriak Alody yang tak di hiraukan oleh gadis itu.
Alody menatap gadis itu yang melangkah semakin cepat menjauh dari tempatnya, ia penasaran akan apa yang baru saja dialami oleh gadis itu.
Alody memasuki toilet itu dan mendapati Rossalina yang ada disana, ia melihat gadis itu sedang mencuci tangannya. Padangan Rossa seketika teralih ke cermin, menatap Alody pada bayangan yang terpantul itu, gadis itu terkejut akan tatapan mata mereka yang bertemu.
"Ada apa?" Tanya Rossa. Dengan segera Alody menggelekan kepalanya dan dengan cepat masuk ke salah satu bilik toilet yang ada disana.
Indira berdecak sebal, sudah lebih dari 10 menit iya menunggu Alody, akan tetapi gadis itu belum juga menunjukkan dirinya.
Berniat untuk menyusul gadis itu, akan tetapi, langkah Indira terhenti ketika melihat Aura berlari keluar dari gedung sekolah mereka dengan keadaan yang sangat berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becomes An Extra In The Novel
Teen FictionAlody memasuki dunia novel sebagai seseorang yang entah secara kebetulan atau bagaimana memiliki nama yang sama dengannya, baik itu nama depan, tengah dan nama belakang. Ia berperan sebagai sosok figuran yang merupakan siswi pindahan di sekolah temp...