Kepalanya terasa sakit akibat jambakan di rambutnya, tubuh Alody juga terasa sakit karena pukulan-pukulan yang mereka berikan, kepalanya mendongak karena tarikan dirambutnya makin mengencang. Kepalanya sudah sangat pusing sekarang, dengan tenaga yang semakin melemah kedua tangannya berusaha melepaskan jeratan tangan yang ada di rambutnya.
"Kenapa hm?, sakit ya?" Ucap gadis di depannya dengan senyum mengejek. Tawa menguar dari tiga orang gadis dihadapan Alody, tatapan mereka menatap remeh gadis itu.
"Lo caper banget ya" cewek yang berada disebelah kanan terkekeh remeh " lo pikir lo secantik apa hah" cewek itu menginjak pergelangan kaki Alody, sehingga membuat gadis itu berteriak kesakitan.
Cewek yang berada disebelah kiri hanya tertawa sembari merekam perilaku mereka dengan handphone miliknya.
"A-aku salah apa sama kalian?" Tanya Alody, ia begitu frustasi, mengapa ia diperlakukan seperti ini. Alody ingat jelas bahwa ia tidak pernah mencari masalah dengan ketiga gadis dihadapannya ini.
"Salah lo..." gadis yang ada di tengah itu menjeda ucapannya, ia mengode temannya yang berada disamping kanannya. Ia yang mengerti akan kode temannya itu pun mengambil seember air bekas pel, lalu menumpahkan isinya diatas tubuh Alody dan membuat tubuh gadis itu menggigil.
Gadis yang di tengah berjongkok dihadapan Alody, telunjuknya mendorong kepala gadis itu "karena lo hidup, manusia sampah kek lo ini gak pantas ada di dunia tahu gak?" Lanjut gadis itu pada ucapannya yang sempat ia jeda tadi. Dengan segera ia bangkit dari posisinya, sekali lagi ia menendang kaki Alody yang membuat rintihan kesakitan gadis itu kembali terdengar dan kemudian berlalu dari gudang belakang sekolah itu bersama kedua temannya.
Kepala Alody seketika didera rasa pusing yang sangat hebat, telinganya berdengung nyaring pandangannya mulai memburam. Tak tahan akan rasa menyakitkan itu, kedua kelopak mata itu menutup, Alody telah kehilangan kesadarannya.
"Al" gadis itu mendengar seseorang meneriakkan namanya. "AL, ALODY" sekali lagi suara itu terdengar, kali ini terdengar lebih keras dengan tubuhnya yang terasa tergoncang.
Gadis itu membuka matanya. Alody membuka matanya, gadis itu telah sadar yang membuat kedua orang yang berada di samping brankarnya menghela nafas lega.
Dengan keringat yang mengalir deras dari pelipisnya, gadis itu memandang sekeliling dan mendapati kedua sahabatnya ada disana "lo gak papa?" Tanya Indira khawatir
"Aku dimana?" Tanya Alody, ruangan ini seperti rumah sakit, apakah dia berada di uks sekolahnya?, "lo lagi di uks sekolah" Karina menjawab. Gadis itu memberikan air kemasan botol pada Alody dan menyuruh gadis itu untuk minum.
"Lo gak papa Al?, lo ampe keringetan gini loh, mana pucet banget lagi" tanya Karina sembari menepuk punggung temannya itu untuk menenangkan.
"Lo juga kek kesakitan gitu" lanjut karina, Alody menatap kedua gadis yang sedang menatapnya ini kemudian menggelengkan kepalanya pelan "gue gak papa kok, cuman mimpi buruk aja tadi" gadis itu berucap pelan.
Indira menghela nafasnya dengan kesal "Tuh kan, gue bilang juga apa, lo kalau lagi sakit gak usah maksa ikut pelajaran olahraga" Indira menyeru khawatir.
Alody tiba-tiba pingsan saat pelajaran olahraga berlangsung, hari pertama pada periode red days gadis itu membuat perutnya sangat nyeri di tambah lagi gerakan-gerakan olahraga yang melelahkan membuat ia jatuh pingsan.
Alody hanya terdiam menerima semua omelan yang keluar dari mulut Indira. Gadis itu memikirkan akan peristiwa tadi, apakah itu mimpi atau sebuah ingatan dari pemilik tubuh asli ini. Mimpi yang ia dapatkan terasa sangat nyata, rasa sakit dan ketakutan itu juga terasa nyata. Mungkinkah itu ingatan dari tubuh ini?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becomes An Extra In The Novel
Teen FictionAlody memasuki dunia novel sebagai seseorang yang entah secara kebetulan atau bagaimana memiliki nama yang sama dengannya, baik itu nama depan, tengah dan nama belakang. Ia berperan sebagai sosok figuran yang merupakan siswi pindahan di sekolah temp...