Bab 5

1.8K 146 2
                                    

Kedua gadis itupun secara serentak menghentikan langkah mereka lalu menoleh kebelakang, disana Alody dapat melihat seorang gadis dengan rambut sebahu tengah menatap tajam mereka berdua, terutama dirinya.

Dengan langkah pasti kedua kaki gadis itu melangkah mendekat kearah mereka berdua, Alody memandang bingung akan situasi yang terjadi saat ini, sementara Indira hanya merotasikan matanya memandang jengah orang dihadapannya itu.

Ketika gadis itu sampai dihadapan keduanya, jari telunjuk gadis itu langsung menunjuk wajah Indira, "lo bener-bener ya Ra, tega lo, tega lo selingkuhin gue" ucapnya begitu tersakiti.

"Dan lo" kini telunjuk itu mengarah tepat pada wajah Alody "lo kok mau-mau aja berhubungan sama dia".

Alody hanya terdiam bingung, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.

Dengan segera Indira menepis tangan gadis itu "apa sih Rin" Indira berdecak kesal akan kelakuan manusia dihadapannya itu.

Gadis itu, Karina Astungkara, merupakan teman Indira selama ia bersekolah di SMA Nusa Bakti ini, keduanya menjalin pertamanan sejak masa orientasi siswa, mereka cukup dekat hingga pertemanannya masih terjalin sampai saat ini meskipun mereka berada dijurusan yang berbeda.

Dengan gaya dramatisnya Karina kembali berkata "gitu ya lo Ra, mentang-mentang ada kawan baru, kawan lama dilupain" ujarnya dengan bibir cemberut.

"Apasih anying, ah cape ah" dengan kesal Indira pun menarik lengan Alody, berbalik dan menyeretnya untuk segera ke kantin, menghiraukan Karina yang masih berdiri dibelakang mereka.

"Woy tunggu woy, jahat amat sih" dengan segera Karina menyusul kedua orang itu yang sudah berlalu pergi meninggalkan dirinya.

Kantin saat ini terlihat sangat ramai, Alody dan Indira tengah memindai tempat yang sekiranya dapat mereka tempati hingga mata Alody menangkap sebuah meja yang tidak berpenghuni, dengan segera ia menepuk bahu Indira untuk memberitahunya.

"Yaudah kita disitu aja, kamu tunggu aja di sana, biar gue yang mesan, lo maunya apa Al?" Belum sempat Alody menjawab, ada sebuah suara lain yang menyelanya.

"Gue mie ayam satu, sama es teh" ternyata suara itu berasal dari Karina yang kini tengah berada di samping mereka dengan nafas yang tidak teratur.

"Gue gak nanya lo kocak" ucap Indira sembari menoyor kepala gadis itu.

"Apa sih Ra, pilih kasih banget" dengan bibir yang mengerucut, karina mengusap kepalanya yang di toyor oleh Indira.

Menghiraukan Karina, Indira kembali menatap Alody "lo?, mau pesan apa?" Tanya gadis itu.

"Aku samain aja sama dia, tapi minumnya es jeruk" ucal Alody menunjuk Karina.

"Yaudah kalo gitu, gue pergi mesan dulu ya, kalian langsung ke meja sana aja cepat, keburu diambil yang lain."

Dengan segera Alody dan Karina berjalan menuju meja makan yang sudah mereka tunjuk tadi sementara Indira pergi memesan makanan untuk mereka.

Sesampainya di meja tersebut mereka berdua pun mendudukan diri disana sembari menunggu Indira, "eh btw kita belum kenalan nih, nama gue Karin, lo" Karin memutuskan untuk berkenalan dengan gadis yang ada dihadapannya ini.

"Alody" balas Alody sembari menyambut uluran tangan dihadapannya.

"lo siswi pindahan yang rame dibicarain itu kan"

Alody menatap bingung karin "banyak dibicarain?, emang aku kenapa?" Ujarnya bingung, memang ada apa dengannya, apakah ada yang salah?

"Lo lagi rame dibicarain sama para cowok di sekolah, maklum mereka gak bisa liat yang bening dikit, langsung naksir, murahan emang ck" decak Karina sembari menggelengkan kepalanya miris.

Tak lama Indira datang menghampiri mereka, memposisikan bokongnya duduk disamping Alody.

"Udah lo pesen Ra?" Karina bertanya pada Indira, "udah tinggal nunggu abangnya nganter kesini."

Karina hanya mengangguk, kini tatapannya beralih ke arah Alody, "by the way Al, lo pindahan dari mana?" Tanya Karina.

"Dari SMA Jaya Bangsa"

Mendengarnya kedua alis Karina tertukik bingung, "sekolah lo bagus loh, gak beda jauh juga sama SMA Nusa Bakti ini, ya walaupun lebih unggul sekolah ini sih, kenapa pindah?, padahal udah kelas 12"

SMA Jaya Bangsa, Alody tidak tahu bagaimana bentuk sekolah itu, ia tidak pernah menginjakkan kakinya disekolah tersebut selama ia berada di dunia ini "papa di pindahin tugas ke sini, jadinya Aku sama mama ikut kesini juga"

Alody tau itu bukan alasan sesungguhnya dirinya berada disini, tetapi ia pikir itu alasan yang paling cocok untuk saat ini.

Tak lama makanan mereka pun datang, terlihat ada 3 porsi mie ayam yang disiapkan dimeja makan tersebut bersama 2 gelas es teh dan 1 gelas es jeruk kesukaan Alody.

Mereka mulai menyantap makanan mereka dengan khdimat, sampai suara Karina kembali terdengar "lo liat deh Al, yang sana, yang itu juga, itu juga tuh" ujarnya sembari menunjuk beberapa meja yang berisikan para siswa laki-laki.

Alody pun mengarahkan pandangannya kearah meja yang ditunjum oleh Karina, seketika para pemuda yang berada disana sontak mengalihkan pandangan mata mereka ke berbagai arah.

"Emang kenapa sama mereka?" Bukan Alody yang bertanya melainkan Indira "ck, lo gak liat tuh, mereka tuh ngeliat kesini mulu" decak Karina kesal

Indira membawa matanya kearah yang ditunjuk oleh Karina, dan benar saja, disana para siswa laki terus menerus mencuri-curi pandang ke tempat mereka. "Ngapain tuh mata kesini, ada utang kah?" Indira pun agak kesal melihat kelakuan para cowok yang ada disana.

"Liatin si Alody noh, biasalah cowok, gak bisa liat yang cakep dikit langsung jelalatan matanya."

"Makan aja cepetan, setelah itu langsung balik ke kelas" mereka pun lanjut menghabiskan makanan mereka, setelah selesai,merek bertiga berdiri dari kursinya, melangkah kearah kasir untuk melakukan pembayaran.

Kini ketiganya hendak keluar dari kantin, akan tetapi ketika ingin membuka pintu, pintu kantin tersebut telah lebih dulu terbuka menampilkan lima sosok pemuda yang memiliki wajah rupawan dan sesosok gadis cantik diantara mereka.

Uh, mereka terlihat seperti para pandawa dan Drupadi. Tubuh mereka seperti disinari oleh sebuah cahaya yang seolah memberitahukan bahwa merekalah sang tokoh utama disini.

Keenam orang tersebut nampak terkejut, sama halnya dengan mereka bertiga, akan tetapi keterkejutan itu tak berlangsung lama pada seseorang pemuda diantara kelima pemuda itu, pandangannya seketika menajam menatap wajah gadis cantik dihadapannya, rahang tegasnya mengetat dengan tangannya terkepal kuat dikedua sisi tubuhnya.

Gadis ini, kenapa dia ada disini?. Pemuda itu memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Alody terkesiap ketika mata cokelat terang miliknya bersitubruk dengan netra hitam pekat milik pemuda itu, seketika tubuhnya terasa merinding, huh ada apa sebenarnya?. Alody kemudian menolehkan tatapannya ke arah Indira ketika merasakan tangan gadis itu yang melingkar dilengannya tiba-tiba mengerat.

Indira balas menatap tajam pemuda itu, dengan segera Indira menggeser menarik lengan Alody untuk segera melangkah melewati keenam orang itu diikuti oleh Karina dibelakang mereka berdua, dan dengan sengaja Indira menabrakkan bahunya pada pemuda yang menatap mereka dengan tajam.

Sang empu hanya diam, dengan tatapan tajam yang terus mengarah ke tiga gadis yang baru saja melewati mereka.

___

11/10/2024

Becomes An Extra In The NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang