Aidan sedikit terdorong kebelakang akibat hantaman gadis itu pada bahu kanannya, pemuda yang bernama lengkap Aidan Adnan Danudjaja itu menggigit pipi bagian dalamnya seraya menyugar rambutnya kebelakang, pandangannya kembali menatap tajam ketiga gadis yang baru saja melewati mereka.
Tepukan dibahu kirinya seketika menyadarkan kembali pemuda itu, "udah, yok makan, keburu bel entar" suara itu berasal dari salah satu temannya, Rianno Taseka yang sering dipanggil dengan Rian, pemuda yang merupakan sahabat Aidan sedari SMP, mereka sangat dekat sehingga dapat memahami satu sama lain.
Mereka pun melangkah menuju meja makan kosong dengan 2 orang yang pergi karena ditugaskan untuk memesan makanan.
"Gue heran deh Dan, lo itu sebenarnya ada masalah apa sih sama Indira?" Celetukan itu berasal dari Fatur, Fatur Rizky Nakhala,teman sekelas Alody dan Indira sekaligus sahabat Aidan disekolah ini, dirinya merasa heran, sebab ketika ia melihat interaksi mereka berdua pasti selalu saja seperti itu, entah apa yang menjadi penyebabnya.
Pandangannya pun beralih kepada Rian yang duduk disamping kanan Aidan "lo Yan, lo tahu gak mereka kenapa?" tanya pemuda itu pada Rian, sementara yang ditanya hanya mngedikkan bahunya tanda bahwa ia tak tahu.
"Lo pada kenapa lama keluarnya tadi?" Tanya Ben, Bendino Prambudi. Pemuda itu duduk dimeja setelah selesai memesan makanan bersama Sulaeman Indra sagara, atau kerap kali mereka sapa dengan nama Sule.
"Tadi sebelum keluar bu Widya tiba-tiba ngasih tugas kelompok, jadi tadi kita kerjain dulu separuhnya" bukan Rian ataupun Aidan yang menjawab, melainkan suara lembut dari gadis cantik yang duduk diantara mereka, Aura, Aura Risma Radinka.
Aidan dan Rian hanya mengangguk mengiyakan
"Eh yang tadi sama Indira tuh murid baru kan ya?" Sulaeman tiba-tiba bertanya, mengingat pertemuan mereka tadi bersama Indira dan kedua temannya.
"Eh masa sih?, yang itu?, gila cakep banget oy." Timpal Bendino "dia di kelas berapa?" Lanjut pemuda itu bertanya.
"Kelas gue" jawab Fatur singkat
Mendengarnya Sulaeman pun meraih bahu Fatur dan mengguncangnya "beneran Tur?, wah parah lo, sekelas ama cewek cakep gak bilang-bilang"
Fatur yang diperlakukan seperti itu hanya dapat berpasrah, dengan tubuh yang masih berguncang dirinya menjawab "iya, pindahan dari SMA Jaya Bangsa dianya"
"SMA Jaya Bangsa?" Timpal Rianno tiba-tiba membuat mereka semua mengalihkan pandangannya kearah pemuda itu.
Rianno pun membawa atensinya ke Aura "lo bukannya dari SMA Jaya Bangsa juga ya Ra?" Seketika semua pandangan kini tertuju pada Aura.
Aura yang ditatap seperti itu pun menjadi gugup, siapa yang tidak gugup jika ditatap seperti itu oleh para pemuda-pemuda tampan, dirinya hanya mampu mengangguk kaku tanda mengiyakan pertanyaan tersebut.
"Berarti lo kenal dong sama tuh murid baru" tanya Rianno lagi.
Dengan gugup Aura menjawab "i-iya kenal, tapi sekedar tau nama doang, aku di IPA 1 Alody di IPA 3, jarak kelas kita juga lumayan jauh. Terus dianya juga gak mudah buat dideketin. Waktu di sana juga aku gak pernah liat dia temenan sama yang lain, orangnya kek sombong banget gitu."
Mendengar penjelasan itu Aidan, Rianno, dan Fatur kompak mengerutkan alis "keknya dia gak sombong deh, tadi aja nyapa gue terus minta maaf" ucap Fatur
Sulaeman pun kembali meraih bahu Fatur lalu membalikkan tubuh pemuda itu agar berbalik kearahnya "ngapain dia minta maaf ama lo, waahhh lo nakut-nakutin anak orang ya" tuduhnya kepada Fatur
Fatur yang dituduh yang tidak-tidak itupun kesal, lalu menepis tangan Sulaeman yang menuampir dibahunya "heh sembarangan, itu tuh karena si Indira ngusir gue ke bangku belakang, jadi Alody sekarang duduk di tempat gue sebelumnya"
Sulaeman pun hanya ber oh ria, lalu menarik makanannya yang baru saja datang. Mereka pun makan dengan keadaan tenang. Lain halnya dengan Aidan, pikirannya saat ini sedang berkecamuk, apalagi melihat tatapan bingung dari Alody tadi, gadis itu bersikap seolah tidak mengenalnya sama sekali, dan itu membuat dirinya teramat kesal, hingga dengan tak sadar ia meremat sendok ditangannya.
"Oy Dan, ngapa lu?, ampe mau patah tu sendok" Bendino tiba-tiba bersuara membuat mereka semua mengalihkan atensi ke arah Aidan, terlihat sendok yang berada ditangan pemuda itu sudah bengkok akibat ulahnya tadi. Tanpa menjawab pertanyaan Bendino, Aidan berdiri dari tempatnya.
"Kalian makan aja, gue mau ke kelas duluan" setelahnya kaki pemuda itu melangkah ke kasir untuk membayar makananya, kemudian berlalu dari kantin menuju kelasnya.
Para teman-temannya pun tak ambil pusing, mereka kembali melanjutkan acara makan mereka. Terkecuali Rianno, ia memandang kepergian Aidan, dirinya tahu betul apa yang menjadi alasan Aidan bersikap seperti itu.
Sementara di kelas XII IPA 2 kini terlihat bahwa ketiga gadis itu tengan terlibat sebuah pembicaraan.
"Ah jadi kalian itu udah temenan dari SMP?" Ucap karin begitu mengetahui fakta tersebut, kepalanya menangguk memahami informasi yang dia peroleh.
"pantesan udah kek akrab banget, apalagi nih anak" tunjuk Karin pada Indira "beeehhh jutek abis lo tau gak Al, jadi kek gamungkin gitu bisa langsung akrab sama orang"
Alody hanya tertawa mendengarnya.
"eh, aku boleh tanya gak?"
Indira memfokuskan dirinya ke arah Alody "nanya ap Al?" Tanya gadis itu.
"Itu yang tadi ketemu di pintu kantin pas kita mau keluar tuh siapa?" Alody menanti jawabab dari keduanya.
Dengan raut muka yang berubah kesal Indira kembali bertanya "ngapain lo nanya-nanya mereka, gak guna tau gak" ujarnya sewot.
Melihat itu Karina pun menimpali "lo ngapa sih anjir, orang nanya doang sewot bener, liat tuh si Alody-nya jadi takut sama lo"
Karina pun beralih kearah Alody untuk menjawab pertanyaan dari gadis itu "itu tuh, mereka itu anak-anak famous di sini, maklum lah selain cakep merekanya juga anak-anak dari orang penting. Ada anak dari pemilik perusahaan besar kek Aidan sama si Rian, terus si Fatur tuh yang sekelas ama lo dia anak profesor yang ngajar di univ top Indonesia, terus si Sule katanya anaknya Jendral TNI, sama si Bendino tuh anak pejabat, cuman gak tahu yang mana" ucap Karina panjang lebar
"Terus yang cewek tadi tuh gue gak tahu-tahu amat, soalnya pindahan juga kek lo, dia pindahnya udah lebih seminggu. Gue gak tahu hubungan tuh cewek sama mereka, cuman gue sering aja ngeliat mereka bareng" lanjutnya lagi
Alody hanya terdiam menerima informasi yang didapatkannya. Tunggu, ada yang aneh dengan nama-nama itu. Nama mereka terasa familir dikepalanya.
Namanya seperti.... ah iya, nama-nama itu mirip tokoh-tokon novel yang pernah dibacanya, kalo tidak salah judul novelnya adalah 'Love For Aura', iya itu judulnya, judul novel yang dibacanya tiga hari sebelum dirinya ditabrak mobil.
Novel itu menceritakan tentang Aura si siswi pindahan yang dapat menarik hati sang pangeran sekolah, Aidan, karena sebelumnya Aidan tidak pernah terlihat berinteraksi dengan perempuan lain. Tentunya kisah cinta itu pasti memiliki sebuah rintangan, rintangan disini merupakan sang antagonis wanita yang selalu membully Aura karena telah dengan berani menjalin hubungan Dengan protagonis pria. Yeah sungguh cerita yang klise, tapi aku menyukainya huhu
Oh iya, Alody teringat pada puncak konflikya dimana sang antagonis wanita yakni Rossalina Aiura Atmaja, mencoba untuk mencelakai Aura dengan memberinya teror dan menyuruh orang untuk membunuhnya. Akan tetapi, yah, seperti novel-novel lainnya, disini sang protagonis pria akan berntindak sebagai pahlawan yang melindungi Aura.
Dan yang lebih mengejutkannya lagi, ternyata Rossa di bantu oleh Alody dalam melakukan tindak kriminal tersebut. Alody sendiri merupakan seorang figuran yang berperan sebagai sahabat sang protagonis wanita.
Kedua perempuan yang berniat mencelakai sang pujaan hati pun tak dibiarkan bebas oleh Aidan, dirinya membuat perusahaan orang tua Rossa bankrut, Rossa pun menjadi gila, dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Sementara untuk Alody sendiri, dirinya dimasukkan kedalam sel penjara dan Aidan membayar para tahanan yang ada disana untuk menganiaya Alody.
Sungguh miris akhir dari sang antagonis, Alody bertekad untuk menyelamatkan nasibnya dari takdir buruk tersebut, untuk seterusnya ia akan menjaga jarak aman dari para tokoh-tokoh novel itu.
___
18/10/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Becomes An Extra In The Novel
Teen FictionAlody memasuki dunia novel sebagai seseorang yang entah secara kebetulan atau bagaimana memiliki nama yang sama dengannya, baik itu nama depan, tengah dan nama belakang. Ia berperan sebagai sosok figuran yang merupakan siswi pindahan di sekolah temp...