Bab 1

2.5K 148 0
                                    

Kedua kelopak mata itu bergerak samar hendak memperlihatkan netra indahnya yang berwarna cokelat terang.

Cahaya pun menerobos masuk, membuat sang empu mengedip-ngedipkan matanya guna untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Mata itu kini terbuka sempurna, pandangannya seketika bersitubruk dengan langit-langit ruangan yang berwarna putih.

Bau obat-obatan menguar menerobos masuk kedalam hidung mancung kecilnya, ah dia di rumah sakit ternyata. Kedua alisnya mengerut ketika merasa badannya terasa kaku, susah sekali untuk digerakkan, tenggorokkannya terasa sakit seperti tidak di airi dengan waktu yang lama.

Sudah berapa lama ia tak sadarkan diri?. Netra cokelat terang itu seketika teralihkan kearah pintu ketika mendengar suara pintu terbuka, terlihat di sana berdiri seorang wanita paruh baya yang menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Alody, sayang kamu sudah sadar nak?" kata wanita tersebut, ia melangkah cepat kearah brankar tempat Alody berbaring.

Tak mengindahkan ucapan tersebut, Alody hanya menatap bingung wanita dihadapannya ini, dalam benaknya ia bertanya-tanya, siapakah gerangan wanita paruh baya tersebut, ia merasa tidak mengenalnya.

Dengan mata yang sudah berkaca-kaca wanita itu kembali berujar "Alody kenapa?, ada yang sakit?, mananya yang sakit?". Wanita tersebut terus mencercanya dengan pertanyaan sembari mengecek sisi-sisi tubuhnya.

"A-air" hanya itulah yang dikatakan Alody dengan suara kecilnya.

Mendengar ucapannya, sang wanita paruh baya itupun dengan segera menuangkan air mineral yang berada dibotol kedalam sebuah gelas kaca, mengambil sendok untuk menyendokkan air ke mulut Alody, gadis itu menerima suapan air yang diberikan kepadanya, membuat tenggorokannya sudah agak membaik.

"Tunggu sebentar ya, mama panggilin dokter buat ngechek kamu dulu" setelah itu wanita yang mengaku sebagai ibunya itu melangkah keluar dengan tergesa-gesa untuk mencari keberadaan dokter.

Alody terdiam memandang kepergian wanita tersebut, ibu?, seingatnya ia tak memiliki ibu, ibunya telah meninggal karena sakit ketika ia duduk dibangku kelas 5 sd dan dia hanya hidup berdua bersama ayahnya, apa yang terjadi sebenarnya?.

Sedang asik melamun memikirkan kemungkinan apa yang sedang terjadi, ia kembali disadarkan ketika pintu ruang rawat inapnya kembali terbuka menampilkan seorang pria yang mngenakan snelli yang lengkap dengan stetoskop menggantung di area lehernya.

Sudah dipastikan jika ia berprofesi sebagai seorang dokter, dokter tersebut berjalan masuk diikuti oleh wanita paruh baya tadi.

"Halo Alody" sapa dokter itu dengan ramah, pria itu menampilkan senyum manisnya yang dapat memikat hati para wanita.

Mendapat keterdiaman dari pasiennya, sang dokter hanya dapat tersenyum maklum "baiklah Alody, saya chek dulu ya" sang dokter pun memeriksa keadaan gadis itu. Dengan menggunakan stetoskop ia memeriksa detak jantung sang gadis.

"Alody ada keluhan gak?, ada ngerasain sakit?" Dokter itu bertanya kepada Alody

Dengan susah payah Alody mengangkat tangannya dan mengarahkannnya ke kepalanya, ketika menyentuhnya Alody baru menyedari, ternyata kepalanya diperban, pantas saja sedari tadi dirinya teramat sangat pusing.

Melihatnya, sang dokter pun menjelaskan "kepalanya Alody sedang luka, jadi mungkin kamu bakal ngerasa pusing, oleh karena itu Alody-nya harus istirahat dengan baik ya, supaya cepat sembuh, gak usah gerak-gerak berlebihan dulu" beri tahu dokter tersebut.

Setelah itu pandangan sang dokter pun beralih ke arah wanita paruhbaya yang ada disana "baiklah bu, untuk penjelasan mendetail tentang kondisi Alody sudah saya jelaskan sebelumnya diruangan saya, jadi untuk saat ini Alody diharuskan untuk dirawat selama beberapa hari di rumah sakit agar proses penyembuhannya dapat bekerja secara maksimal." Tambah dokter tersebut.

"Baiklah karena sudah selesai saya pamit undur diri dulu, permisi bu, dadah Alody, cepat sembuh ya" pamitnya undur diri, mama Alody hanya mengiyakan dan tak lupa pula ia mengucapkan terima kasih kepada dokter tersebut.

Setelah pintu ruangan tertutup mama Alody pun mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu, "Alody sayang, ingat mama nggak?" Tanya wanita itu kepada sang anak.

Alody yang sudah dalam posisi duduk sembari bersandar tersebut sedikit menelengkan kepalanya kearah kanan menatap bingung wanita didepannya.

"Mama?" Ucapnya bingung.

Sembari menunjuk dirinya sendiri wanita itupun menjelaskan ke pada Alody, "iya, mama, mama ini mamanya kamu, mamanya Alody, Alody ingat?"

Mendapat pertanyaan itu sontak membuat Alody menggelengkan kepalanya pelan, karena memang benar ia tak menemukan satupun ingatan terhadap wanita di hadapannya ini.

Menghela nafasnya wanita itupun kembali berkata "ini mamanya Alody, namanya Atika" sembari menunjuk dirinya, wanita itu dengan sabar menjelaskan siapa dirinya kepada Alody.

"Nah kalo papanya Alody namanya Rayhan, papa lagi kerja sekarang, jadi gak bisa nemenin Alody disini juga, oh iya lupa, mama belum kasih kabar ke papamu kalo kamunya udah sadar" wanita itu menepuk jidatnya sembari meraih tas yang ada di nakas samping brankar Alody, wanita itu mencari ponselnya yang ada di dalam tas tersebut lalu mendial nomor sang suami.

"Halo pah" panggil mama Alody setelah dirasa teleponnya sudah tersambung, mendengar sahutan di seberang sana mama Alody kembali berujar, "ini Alody-nya udah bangun".

"Iya syukurlah, yaudah kalo gitu papa lanjut aja kerjanya, jangan telat pulangnya, Alody-nya nunggu" setelah itu sambungan telepon itupun terputus.

"Kata papa, dia pulangnya entar jam 5 an, jadi Alody sabar dulu ya untuk ketemu papanya" beritahunya sembari mengelus lembut rambut sang anak.

"Nah sekarang Alody istirahat aja dulu, baring sambil nunggu papanya, kalo ada apa-apa panggil mama ya" Alody pun kembali membaringkan tubuhnya dengan dibantu oleh sang mama, setelahnya sang mama beranjak menuju sofa yang ada di sudut ruangan. Ruangan yang ditempatinya ini merupakan ruangan vip jadi terdapat sebuah sofa didalamnya.

Alody kembali menatap langit-langit ruangannya, meresapi kejadian apa yang telah menimpanya, ia bingung dengan apa yang terjadi, seingatnya ia tertabrak sebuah mobil karena hendak melarikan diri dari dalam gang yang gelap nan sempit, apakah ia mengalami peristiwa yang disebut sebagai perpindahan jiwa?, itu terdengar konyol, jaman sekarang mana ada hal seperti itu, Alody ingin menyangkal, tetapi ia mengalaminya sendiri, jika ia memang mengalaminya haruskah dirinya bersyukur karena diberi kesempatan untuk hidup kembali atau haruskah ia bersedih karena harus menjalani kehidupan dunia yang berat.

Entahlah, memikirkannya saja membuat kepalanya semakin bertambah pusing, ia pun memutuskan untuk tidur saja, mungkin ini hanyalah bunga tidur yang didapatkannya sebagai akibat dari kecelakaan yang telah menimpanya, dan tanpa bisa dicegah kedua netra cokelat terang itupun perlahan tertutup, kesadarannya telah direnggut.

___
*Snelli merupakan jas dokter berwarna putih yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan pasien.

31/07/2024

Becomes An Extra In The NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang