Prolog

463 21 0
                                    


Warning‼️

Cerita ini murni dari karangan saya sendiri, imajinasi, dan kreasi yang saya tulis disela luang waktu saya! tolong hargai penulis dengan memberi dukungan berupa VOTE dan KOMEN. Dilarang keras plagiarisme, sebuah karya dan ide itu mahal.

WELCOME TO AXELLION GUYS!!

HAPPY READING!!!

🏁🏁🏁



Alunan musik terdengar begitu keras mengisi ruangan seolah bersiap untuk memecahkan gendang telinga siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alunan musik terdengar begitu keras mengisi ruangan seolah bersiap untuk memecahkan gendang telinga siapapun. Terlihat banyak muda mudi bergerak lihai dibawah temaram lampu kelap kelip. Berteriak dengan begitu riuh, melepas segala stress yang bersarang, bersenang senang untuk melupakan kesedihan dengan berpelukan dan bercumbu mesra.


Disudut ruangan yang terdapat beberapa sofa serta meja panjang, Sekumpulan Pria tampak tengah berbincang sambil menyesap Vodka. Mereka adalah EnRider, Sebuah nama julukan yang disematkan kepada 7 Pria, Calon pewaris dari masing masing keluarga sesuai dengan nama belakang yang mereka sandang. Selain itu, paras mereka benar benar Rupawan.

Disalah satu ruangan, tampak seorang Pria yang memisahkan diri dari kumpulan teman temannya. terselip sebatang rokok diantara jemarinya, sementara netra ungu gelap nya menikmati pemandangan yang dihidangkan, seorang wanita yang asik membelai dan berusaha untuk menggoda dirinya.

Dirasa mulai terpancing, sang wanita tersenyum puas, ia bergegas menduduki pangkuan pria yang tengah digodanya, pangkuan yang tentu sulit untuk diduduki karena pria ini bukanlah manusia sembarangan. Tangannya beralih mengusap rahang kokoh dengan gerakan lihai, ketika kepala mereka maju hendak menempelkan bibir, Seseorang lebih dulu menyela.

"EVAN!!!"

Pria yang baru saja diteriaki namanya menggeram kesal, mata nya menelisik tajam mencari seseorang yang berani mengganggu waktu 'bersenang-senangnya'.

"Why??"

"Ponsel lo, bunyi!!"

Berdecak kesal, Evan memutar bola matanya malas. "Seriously, Jeff? Apa susahnya tinggal matiin." Ucapnya, lalu menarik tengkuk wanita yang tadi diam dipangkuannya hendak kembali bercumbu Namun lagi lagi Jeffran menahan bahu Evan.

"Yang nelpon Aurel, Lo yakin mau reject telpon dari dia?"

Seketika Kedua bola mata Evan melebar, Pria itu mendorong pelan wanita di pangkuannya hingga mengundang pekikan terkejut. Ia berdiri dan langsung merebut ponsel dari genggaman Jeffran. Belum sempat menjawab, Ponsel tersebut lebih dulu mati, disusul beberapa notifikasi.

AXELLION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang