Antara cinta dan masa lalu.
Kembalinya Aurel ketanah kelahirannya hanyalah berniat menyembuhkan luka, memperbaiki kesalah pahaman yang pernah terjadi juga kembali hidup seperti apa yang pernah ia impikan. Namun, segalanya rumit kala kakak laki-laki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hukuman 20 menit yang sebenarnya sebentar terasa lama akibat cuaca panas yang benar benar menyengat, berkali kali peluh melintasi dahi Aurel, gadis cantik itu masih tampak diam dan hormat pada bendera yang kini berkibar terkena angin.
Berdiri dengan Almamater osis terikat apik di pinggangnya tak heran mencuri perhatian banyak murid SHS, banyak yang bertanya tanya mengapa bisa Almamater organisasi yang disegani itu ada pada Aurel.
Sebenarnya Aurel bisa saja melarikan diri dan meninggalkan hukuman sialan ini, namun sejatinya gadis itu tak mau melakukan hal tersebut sebab Kevin dengan murah hati meringankan hukumannya padahal ia terlambat cukup lama, memanjat tembok dan berakhir rok nya koyak.
Ucapan dari Kevin ada benarnya juga, tak adil jika dirinya lolos begitu saja setelah apa yang ia lakukan dan apa yang ia langgar, sisi pemikiran Aurel tidak sepenuhnya gila, tapi tingkahnya memang ada ada saja.
Pandangan Aurel yang tadi terfokus ke arah bendera tiba tiba saja tertutupi oleh sebuah paper bag yang muncul didepannya, membuat Aurel reflek menengok guna melihat sang pelaku. Dirinya terkejut luar biasa kala menemukan ketiga temannya berada disini.
"Udah 20 menit." tutur Keisya, "Sekarang ganti rok lo."
Aurel tersenyum manis, sepertinya mereka diberi tahu oleh Kevin. Dengan cepat Aurel meraih paper bag tersebut lantas kembali tersenyum begitu lebar, "Thanks." ucapnya, bergegas pergi ke ruang ganti.
Selesai mengganti rok nya, kini Aurel dan teman temannya duduk berkumpul melingkar dibangku kantin. Suasana nya masih agak canggung akibat dari kejadian sirkuit waktu itu, suatu fakta yang mengejutkan teman temannya. Aurel meringis, bingung bagaimana lagi menghadapi teman temannya yang masih merajuk.
Terlebih dahulu Aurel raih satu botol minuman lalu ia teguk, sedang tatapan nya tertuju pada satu persatu wajah temannya. "Masih betah ngambek?" tanya Aurel setelah selesai meneguk minumannya. Ia pandangi satu persatu, mengamati raut ekspresi mereka yang tetap tak berubah, Reaksi teman temannya yang semakin membuang pandang kearah lain membuat Aurel menipiskan bibir, menahan senyum.
"Oke," Aurel bangkit dari duduknya, berniat untuk melenggang pergi. Sedikit mengerti jika mereka belum ada yang mau berbicara dengannya.
"Kenapa lo gak jujur dari awal sama kita." Ucapan Keisya berhasil menghentikan Aurel yang sudah bangkit berdiri, membuat gadis dengan marga Addison itu menyeringai kecil sebab pancingan nya berhasil membuat ketiga temannya itu membuka obrolan terlebih dahulu, lantas Aurel kembali duduk.