2 : latihan

542 54 1
                                    

Pagi ini disambut dengan suara GEDEBUG dari lantai atas, semua orang langsung ngucap atau bahkan keluarin kata kata kotor karena itu. Masa lagi sarapan tiba tiba ada suara GEDEBUG kan kita semua kaget? Ternyata itu Kencia yang habis bangun tidur dan mau langsung berdiri atau lebih tepatnya beranjak dari tempat tidurnya.

Gadis yang tadi jatuh itupun menuju ruang tengah, duduk di samping bapaknya saat sedang sarapan.

“kau tadi yang gedebug diatas?“ Kencia tersenyum gugup lalu mengangguk, membuat mereka semua tepok jidat dan menghela nafas. Kirain kucing nya Mia sama Echi ketauan, hehe.

“ku kira kucing ku tadi sama Mia.“ Nahkan. Baru di omongin udah keceplosan aja, semuanya langsung menuju kearah Echi. Mereka semua disini tau kalau Mami itu alergi kucing, dan bisa aja buta karena bulu bulu dari kucing. Yang ngebuat mereka semua khawatir dan nggak ngebolehin hewan apa aja yang berbulu.

“KAK ECHI!!!“ Teriak histeris dari Mia, pelaku cuman ketawa ketiwi gugup aja karena ngeliat tatapan kematian dari sang bapak.

“jangan sampe ku campakkan kepala kau ke tong sampah depan, Chi.“ Ancam dari bapak bapak fesbuk depan Echi sana, yang ngebuat anak perempuannya itu mengangkat jari tengahnya.

“kau juga, dek.“ Mia langsung cemberut dan alisnya nukik dikit, ngebuat Kencia jadi gemes. Tapi di satu sisi lain Kencia juga sama, alergi sama kucing. Dia bisa aja bersin berkali kali cuman karena bulu kucing aja.

“mana kucingnya? kasih Imbot sama anak anaknya aja.“ Kencia yang daritadi cuman kunyah kunyah makanannya aja langsung berhenti, dia mendengar salah satu nama yang sempet familiar. Tapi dia abaikan aja, karena menurut dia itu bukan apa apa.

“gamau ah, bulu nya lucu“ Bela anak perempuan bersurai ungu terang sepertinya, sang bapak pun berlagak seperti akan berdiri dari kursinya.

“IYE IYE GUE BUANGG“ Panik Echi sembari ia sembunyi di belakang Key, kakak pertamanya.

“udahlah pak, mami juga gak masalah tuh.“ Caine yang sedaritadi hanya diam dan menyantap sarapannya pun hanya terkekeh kecil, sembari berusaha menenangkan partner nya itu.

“galak lu, tua!“

“dasar gen z.“

Beberapa pertengkaran dari mereka belum selesai sampai sekarang, Rion yang masih membela sang mami sedangkan Echi yang tetap kekeuh mami tak apa apa dengan itu. Akhirnya anak pertama perempuannya itu angkat bicara.

“udah-udah, gua bakar juga ya lu berdua, pak, chi“ Keduanya pun langsung terdiam, sedangkan Echi merangkul lengan sang kakak.

“orang tu anomali duluan!“ Adu sang bapak sembari menunjuk kearah Echi yang sedang menjulurkan lidahnya, sebagai tanda bahwa ia mengejek pria yang jauh lebih tua darinya itu.

“lu juga. buang ntar ya kucingnya.“ Echi cemberut, sama dengan Mia. Namun akhirnya ia tetap nurut karena gak mau kakak pertamanya marah, Key emang terkenal sabar dan kalem tapi sekalinya marah bisa lebih serem daripada Gin.

. . .

Kencia saat ini hanya berdua dengan Gin, mereka sedang di base pelatihan untuk member rekrut baru. Karena untuk pertama kalinya Kencia langsung di tarik ke tim inti tanpa ada relasi.

Mereka sudah sampai, Gin masuk kearah sebuah gudang besar berisikan beberapa senjata tajam atau pun pistol-pistol koleksi mereka. Kencia hanya mengikuti pria itu dari belakang, takjub akan gudang yang sangat besar ini.

“tangkep.“ Suruh Gin sembari melemparkan pistol kecil kearah gadis itu, Kencia sedang tidak fokus yang membuatnya tak bisa menangkap pistol itu. Gin hanya berdecak kesal sembari Kencia mengambil pistol itu ke dalam genggamannya.

The Noir. || TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang