13 : Kekal

593 64 3
                                        

Hari sudah berganti menjadi malam, kini bulan yang mengambil alih pekerjaan sang matahari yang sudah berjuang seharian. Begitupula dengan Kencia yang sedang bergegas untuk pergi merehatkan jiwa.

Seharian penuh ini hanya diisi dengan mood papi yang naik turun, menimbulkan rasa yang agak menjengkelkan bagi Kencia.

"dah, tidur yang nyenyak ya cantik. sweet dreams." Ujar Gin sembari menuntun gadis itu pergi ke kamarnya, lalu mengecup kening milik adiknya.

"iyaa, kakak juga ya!" Gadis itu membalas dengan semangat, ia balas kecupan hangat itu dengan flying kiss khasnya.

Gin yang sudah selesai mengantarkan bocah cilik itu istirahat, akhirnya keluar dari kamar milik Kencia dan menuju pada seluruh anggota keluarganya yang sudah berkumpul.

Suasana terlihat sangat panas disini, bahkan Caine yang biasanya terlihat tenang tak terlihat seperti akan baik-baik saja sekarang. Gin meneguk ludahnya sendiri sebelum akhirnya duduk di samping sang kepala keluarga.

"misi kita, hancurin kedatangan mereka sekali lagi. i won't give a fuck today. ketemu, habisin, dah." Ujarnya dengan tegas, sembari yang lain mengangguk paham.

"play aggressive, jangan kasih kendor." Caine ikut angkat bicara, sekali lagi yang lain mengangguk paham dengan apa yang akan mereka hadapi sekarang.

"dah, paham ya? langsung gerak." Semuanya beranjak dari tempat duduk masing-masing, lalu mengarah pada mobil mereka.

. . .

"La, just do like you always do, okay?"  Imbot angkat bicara kepada salah satu anaknya itu, Lala yang mendengar itu hanya sanggup mengangguk.

Baru pertamakali ini ia harus menyekap salah satu anak dari mafia terkejam milik Tokyoverse, sungguh menantang namun gaji yang akan ia dapatkan sungguh setimpal.

Gadis itu bergerak pergi dari markas milik fraksinya, menaiki mobil sport miliknya dengan nama Lala terukir jelas. Dengan cepat dan terburu ia belokkan setir miliknya ke tol kiri, lalu sampai di rumah para bajingan berkumpul.

"huft.. okay, let's do this." Gumamnya sembari berusaha untuk melewati pagar-pagar untuk bisa memasuki rumah megah itu, hingga pada akhirnya ia berhasil juga. Ia memasuki rumah itu secara perlahan, tak lupa hack seluruh cctv agar tak ada jejak dari dirinya.

Ia telusuri setiap kamar yang ada, sampai pada akhirnya ia menemukan dimana korbannya berada. Ia tersenyum licik lalu menyetel alarm, menelusukkan handphone miliknya dari pintu milik gadis yang ia incar.

Dering alarm berbunyi dengan sangat kencang, Kencia memang salah satu anak yang tidurnya paling sering terganggu bahkan dengan hal-hal yang kecil. Apalagi ini alarm, kan?

Perlahan-lahan ia membuka kelopak matanya, memperlihatkan manik matanya yang sungguh manis melebihi apapun yang ada di dunia ini. Ia menguap dan perlahan mendudukan badannya di kasur.

Meregangkan pinggangnya hingga berbunyi kretek, hasil dari seluruh kerja kerasnya selama seminggu. Dimana mengikut beberapa bisnis sang ayah hingga berlari ke beberapa kota.

"kak ginn~" Panggilnya dengan nada manja, berharap ada seseorang yang menghampirinya setelah terbangun dari tidur nyenyaknya.

Ia merengek sebentar sebelum akhirnya beranjak dari tempat tidurnya, sedangkan di sisi lain..

. . .

"udah ada sinyal dari dia?" Tanya Imbot setelah menghisap tembakau miliknya, yang lain menoleh kearahnya dan mengangguk.

𝐓𝐇𝐄 𝐍𝐎𝐈𝐑, 𝐎𝐍 𝐀𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang