18 : Ku Cinta Kau Dan Dia

136 17 2
                                    

Gadis itu menghela nafasnya sembari terus berbaring di kasurnya sepanjang hari, mengharapkan kekasihnya menghubunginya sekali saja. Sudah beberapa hari ini mereka berdiaman selayaknya tak pernah menjalani hubungan.

Rachel yang melihat bagaimana murungnya gadis itupun hanya mampu ikut menghela nafas, dan ikut berbaring di sampingnya.

"Heh, kenapa sih?" Tanyanya sembari ikut melihat kearah langit-langit kamar milik Gebu, perempuan bersuara manis itupun hanya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya singkat.

Rachel tahu benar bahwa sekarang sahabatnya sedang di gantung oleh pria bernama Kenzo itu, benar adanya bahwa hubungan mereka sudah official menjadi sepasang kekasih. Namun masih tak tertebak di benaknya, kenapa Kenzo bisa meninggalkan temannya sendirian?

"Lu putusin dia aja kalau emang udah ngga kuat, cowok kan bukan dia doang." Mendengar itu seketika Gebu semakin tak karuan perasaannya, walaupun memang benar dengan apa yang dikatakan oleh Rachel, namun ia tahu benar bahwa Kenzo bisa menjadi lebih baik.

"Engga, aku ga mungkin secepet itu buat ambil keputusan." Ujarnya dengan tegas, sembari membawa guling kepada pelukannya dan menghela nafasnya.

Rachel yang mendengar itu hanya bisa menghela nafasnya kembali, dia mengerti sebagaimana nya sayang Gebu kepada Kenzo. Tapi apakah pria itu juga membalas seluruh perbuatan Gebu?

"Ga usah galau, makan es krim aja yuk ke karnaval?" Tanya Rachel dengan nada yang bersemangat, Gebu melirik kearah gadis itu dan timbul senyuman kecil terukir diwajahnya.

"Yuk!" Terimanya dengan semangat, seketika mereka pun beranjak dari tempat tidur berukuran king milik Gebu itu dan bergegas turun dari lantai apartment milik Gebu.

. . .

Kedua perempuan berparas cantik itupun sampai di karnaval, suasana malam dan hembusan angin dingin sungguh menciptakan rasa ketenangan jiwa untuk mereka. Sekalian juga untuk Gebu yang akan membebaskan pikirannya untuk sesaat.

Mereka berkeliling di sekitar luasnya karnaval, mencari tukang es krim yang sering mereka beli. Dan akhirnya mereka membeli beberapa scoop es krim sembari berbincang di salah satu tempat duduk di karnaval.

Mereka berbincang untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Rachel melihat sesosok pria yang tak asing baginya. Ia menyipitkan matanya untuk memperjelas apa yang ia lihat sekarang, sebelum akhirnya menyadari sesuatu.

"Eh, bu, itu Kenzo gak sih?" Tanyanya sembari ia menunjuk kearah pria yang sedaritadi ia lihat, seketika Gebu mengalihkan pandangannya pada jari telunjuk Rachel.

Seketika ekspresi Gebu berubah, dari yang ia bahagia minta ampun karena bisa menikmati es krimnya, berubah menjadi ekspresi yang kecewa akibat melihat sang kekasih dengan perempuan lain.

Deru nafasnya semakin berat, membuatnya menjatuhkan es krim miliknya ke lantai kayu milik karnaval. Ia ingin sekali menghampiri mereka namun, Kenzo sudah menyadari akan figur Gebu dan memutuskan untuk pergi dari sana.

"Bu.." Panggilnya untuk memastikan bahwa perempuan itu masih di dalam raganya, sedangkan Gebu sendiri tak bisa mengangkat suara akibat shock dengan apa yang baru saja ia lihat sekarang.

Sedangkan dari kejauhan, pria bersurai putih itu menyadari kekasihnya yang juga berada di tempat yang sama. Membuatnya mencoba memikirkan cara untuk kabur seketika, ia menoleh kearah Kencia yang masih sibuk menyantap ice cream nya.

"Hey, kecil. Mau ke mobil ajakah? Kasian kamu kedinginan, keliatan tuh perutnya." Ujarnya sembari menggelitik perut Kencia yang terekspos itu, menimbulkan tawa kecil dari Kencia.

The Noir. || TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang