Chapter XXVIII - Layla amsterdam.

30 26 1
                                    

Acyla berlari dengan cepat, ia tak memperdulikan lagi dengan seragam nya yang compang camping, bahkan bukunya bertaburan dijalan.

"Tolonghggg!!!!!"
"SIAPAPUN TOLONGGGG!!!!"

Ia berteriak minta tolong selagi ia berlari sampai sampai tak sadar ia jatuh dan tak sengaja ia memasuki jalan putus.

"Kau tak bisa kemana mana lagi!"

"Mau kemana kau nona manis"

Pak pak pak

Suara pukulan yang di belakang leher mereka, membuat para preman itu tak sadarkan diri.
"Aku mohon jangan..."

"Kau tak apa?"

"Suara yang tak asing, siapa dia? Marvin? Aku harap marvin"
Acyla perlahan membuka mata nya.

"Marvin" Ucap nya kemudian menangis sesugukan.
"Aku - aku tak tau mereka tiba tiba..."

"Sudah sudah, aku paham" Ucap marvin sambil memeluk acyla yang menangis ketakutan.

•••

Pagi yang buruk bagi semua murid di academy, matahari enggan memancarkan sinar nya, ia bersembunyi dibalik gelap nya awan.

"Layla!" Panggil joy yang tiba tiba muncil mengenjutkan layla.

"Joyyy"
"Ada  apa"

"Kau akhir akhir ini sering melamun, ada apa?" Tanya joy.

"Tak ada, beberapa hari lagi kita akan libur bukan?" Tanya layla.

"Ya, ya, benar, aku  akan pulang" Ucap joy.

Layla menggangguk dan kembali membaca buku nya.

"Layla kau tak bisa bohong padaku, kau sedang menyukai seseorang"

"Hah? Tidak"

"Kau tak perlu bohong, kita sesama scorpio, dan lagi kau sahabatku, sekarang katakan, siapa pria yang berhasil merebut hatimu"

"Apakah aku lebih baik mengatakan nya padamu?"

"Tentu, katakanlah ceritakan dari awal"

~~~

Aku anak ke tiga dari 3 bersaudara, keluarga ku adalah keluarga bangsawan nomor 5 terbesar di borsoom, marga amsterdam terkenal dengan bisnis impor dan ekspor barang, semua pedagang pusat nya ada di keluarga kami, kami memegang alih serikat dagang di negeri ini.

"Layla, hari  ini selain les bahasa prancis apakah ada hal lain?" Tanya kakak pertama ku violet amsterdam.

"Les piano"

"Setelah les piano apakah kau masih sibuk? Jujur saja aku kewalahan mengurus serikat dagang ini"

"Tidak"

"Baguslah, setelah itu kau boleh bermain"

Kakak kedua ku laki laki, bernama Pille amsterdam, dia sudah diluar negeri untuk mengurus serikat dagang ini.

Setelah semua urusan ku selesai, aku membantu kakak ku, karna aku cukup senang membantu di serikat dagang ini.

Tuk tuk

Suara batu kerikil yang di lempar ke jendela ku itu membuat ku menoleh dan penasaran siapa itu.

"Layla, ayo main"

"Aku tak bisa marvin, aku harus menyelesaikan  ini dulu"

Benar, aku dan marvin sudah berteman dari kami umur 8 tahun, kami  sangat dekat dan suka bermain bersama.
Keluarga chambell adalah kerabat kami, dan juga rekan kerja keluarga marvin sama hebatnya dengan ku kakak kami pun sangat dekat.

12 Zodiakos CyklosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang