Chapter XXXIX - I used to love u.

50 35 3
                                    

Pagi itu, semua orang bahkan beberapa prajurit academy datang untuk membenahi kerusakan akibat pertarungan tadi malam.

"Terimakasih banyak caroline" Ucap leonardo kepada caroline, ia yang memimpin prajurit untuk membereska kekacauan.

"Ya, kau tak perlu berterimakasih, bagaimana kondisi naveah?" Tanya caroline.

"Dia..."

Disisi lain, naveah sudah membantu prajurit untuk membereskan kekacauan tampa sepengetahuan damian ataupun orang tuanya.

"Naveah"
"Apa yang kau lakukan" Ucap damian.

"Lagi pula ini gara gara aku, aku harus bertanggung jawab" Ucap naveah.

Damian menghela nafas dan membawa naveah masuk dengan menggendong nya.
"Hei!"
"Damian  disini banyak orang!"
"Turunkan aku!"

Damian tak mengatakan apapun dan menurunkan naveah dikamarnya.
"Kau itu sangat keras kepala ya naveah" Ucap damian.

"Ya memang" Jawab naveah menantang.

"Istirahat disini jangan kemana mana!" Ucap damian tegas dan meninggalkan naveah dikamar untuk membiarkan nya istirahat.

"Damian" Panggil marvin.
"Aku harus pulang sekarang, maaf aku hanya bisa membantu sedikit"

Damian menepuk pundak marvin.
"Ya pulanglah, terimakasih marv"

Marvin pulang dengan cepat kerumah nya, ia melepaskan sepatunya yang kotor serta sarung  tangan nya.

"Marvin" Panggil ibu nya, yuela.
"Kemarilah, ada nona amstedram"

"Halo marvin" Sapa layla dengan anggun.

"Layla, tumben kau berkunjung" Ucap marvin.

"Aku bosan dirumah, dan rumah mu paling dekat disini" Ucap layla sambil meminum teh yang disediakan.

"Kalian mengobrol lah dulu, ibu akan mengurus sesuatu" Ucap yuella dan pergi.

"Dari mana kau?" Tanya layla tegas
"Kenapa bajumu kotor semua?"

Marvin menghela nafas dan menuangkan teh untuk diminum dirinya sendiri.
"Naveah di serang oleh philipe dikediaman tallataic, kami menginap semalam disana untuk memastikan tidak terjadi penyerangan lagi"

"Apa kau terluka?"
"Bagaimana keadaan naveah?" Tanya layla dengan jelas.

"Dia baik baik saja, damian akan menjaganya"

"Kau benar baik baik saja?" Ucap layla sambil berusaha mengusap keringat marvin.

Marvin langsung menjauh dan memegang tangan layla.
"Kau yang kenapa? Kenapa sikap mu seperti ini?" Tanya marvin.

"Sikap ku memang seperti ini" Jawab layla.
"Baiklah, aku mengaku, aku minta maaf kejadian waktu itu, aku bersalah karna tidak membalas rasa cintamu, sekarang, aku menyukaimu, aku sangat menyukaimu..."

"Layla"

Suasana ruang tengah yang luas dan elegant itu berubah mencekam, bahkan sangat canggung dan udara yang lewat pun terasa dingin.

"Itu hanya cinta monyet, aku menyukaimu dulu karna kau sangat hebat dalam segala hal, kau sangat ceria dan selalu tertawa, kau cantik" Ucap marvin serius.
"Tapi semenjak kau selalu berpacaran dengan pria lain, dan putus, lalu pacaran lagi dengan pria lain lagi, aku selalu berpikir kenapa aku tak pernah terpintas di kepala mu untuk dijadikan pacar."

"Dengarkan aku dulu, itu karna aku sangat menyayangimu dan aku tak ingin persahabatan kita hancur karna berpacaran!"

"Ya, begitu juga aku, oleh karna itu aku melupakan mu, aku tak lagi menaruh hatiku padamu, aku hanya menyayangimu sebagai teman"

"Pasti inu gara gara gadis taurus itu kan!"
"Kau berubah marv"

Marvin menghela nafas panjang, dan membuang muka pada layla.
"Aku saja tak tau perasaan ku sendiri pada acyla, tak usah membawa orang lain disini"
"Jangan rusak persahabatan kita dengan debat tak berguna seperti ini layla, suatu saat akan ada laki laki hebat yang memberikan cintanya padamu"

•••

Kehidupan bella setelah saat itu berjalan normal, meski ada beberapa pertanyaan yang mengganggunya.

"Kau beneran putus?"
"Kenapa?"
"Aidan atau kau?"
"Kalian sebenarnya pacaran ga si?"

Ya tapi selagi bella tak mengubrisnya  semuanya akan cepat berlalu.

"Kaakk"
"Dimana kakak laki laki yang super keren itu?" Tanya adek bella.

"Dia? Mungkin sekarang dia sibuk" Jawab bella.

"Aku mau main sama kakak itu!!!"

"Jangan begitu lucy, itu tak baik"

"GAMAU GAMAU GAMAU!!! MAU MAIN!!" karna kondisi lucy yang special, kadang tak mendapatkan apa yang ia inginkan justru ia akan merusak semuanya, ia mengamuk tak karuan.

"Ibuu lucy mengamuk lagiii!"

Ibu dan ayah lucy berusaha menenangkan lucy dan bella hanya menonton saja, ia hanya melihat kedai yang sudah sangat bagus berkat bantuan aidan, ia tak mau merepotkan lebih jauh lagi.

"Sedang apa kau disana, aidan"

•••

Caroline selesai membereskan semua kekacauan dirumah naveah, ia hendak kembali ke academy sesegera mungkin dan meng-introgasi marcus.

"Terimakasih miss"

Seusai sampai di academy, betapa kaget nya dia dengan sosok didepan matanya sedang duduk dan melihat lihat ruangan pribadi caroline.

"Fredrix"
"Sedang apa kau disini!"

"Kau sudah pulang"
Fredrix berdiri kemudian berjalan kearah caroline dan mendekatkan wajahnya kearah caroline.

"Menjauh!"

"Aku hanya ingin memberi ini" Fredrix mengeluarkan kertas yang diberikan aidan kemarin dari buku ALLOUMUS.

"Ini..."

"Mungkin bisa membantumu" Ucap fredrix kemudian hendak pergi.

"Apa maumu sebenarnya fredrix"
"Kenapa kau tak memberikan ini pada ballarona"

"Lagi pula aku sudah mempelajarnya" Ucap fredrix dalam batin.

"Itu memang untukmu"

"Apa maumu!!" Jerit caroline membuat langkah fredrix berhenti.

"Aku ingin ini cepat selesai caroline, dan aku akan menebus kesalahanku dan kita akan kembali bersama"

12 Zodiakos CyklosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang