Chapter XXXVII - forest

37 30 2
                                    

Caroline berlari dengan cepat ke kantornya setelah menemui marcus yang beberapa kali, meski hasil nya nihil, tapi mungkin kali ini berbeda.

Beberapa menit sebelumnya caroline menemui marcus lagi seperti beberapa hari yang lalu.
"Apakah kau tak punya keluarga yang akan kau temui caroline?" Ucap marcus didalam sel nya itu.

"Jika kau ingin melakukan ini seumur hidupmu, mari kita kalakukan!"
"Katakan apa rencana balarona"

Marcus tertawa membelakangi caroline, dia memberikan caroline batu obsedian.
"Ini untuk mu" Ucap marcus.

"Aku tak sedang bercanda marcus"
"Apa maksudmu ini" Caroline mulai menaikan nada bicaranya dengan kesal.

"Setiap pengikut balarona membuat sumpah, kami tak akan mengkhianatinya"
"Atau kami akan mati dengan mengenaskan"
"Semalam batu itu tiba tiba dilempar oleh seseorang yang aku tak tau dari siapa"
"Bisa saja ophane menaruh sirih didalam situ"

Caroline melihat batu itu selama beberapa saat dan tertawa.
"Dasar bodoh, ini batu biasa" Ucap caroline dan melempar batu itu ke marcus.

"Ya kau benar itu batu biasa" Ucap marcus.
"Aku sengaja membuang waktumu, aku tak akan memberi tau apapun" Pria yang diikat di kedua kakinya itu tertawa lagi terbahak bahak.

Caroline menghela nafas lagi, ia pergi meninggalkan marcus.
Saat ia menaiki tangga untuk kembali ke atas, ia mendengar sesuatu.

"Marcus"

"Lady balarona"
"Tolong keluarkan aku dari sini, aku mohon!"

"Marcus yang malang"
"Kau harus mencari tau marcus, kemana naveah akan menjalankan misi pelatihan ini"
"Urusan membebaskan mu itu sangat mudah bagiku"

Udara terasa bergetar, jantung caroline berdetak tak karuan.
"Suara itu...."
"I-itu... "
"Balarona..."
"Dia sudah semakin kuat dari sebelum nya..."
"Apa, a-apa yang terjadi!"

•••

Lagi lagi, naveah menatap tanda zodiaknya itu di cermin, ia merenung cukup lama dikamarnya.

Tok tok
"Naveah" Panggil ibunya.

"Ibu"

Ibu nya, reyana masuk membawa makanan untuk diberikan ke anak perempuan nya.
"Kenapa, kau  terus memandangi tanda zodiak itu" Ucap reyana.

Naveah menghela nafas panjang.
"Aku merasa ini pertanda buruk" Jawab naveah.

"Naveah, jika kau selalu berpikir hal buruk akan terjadi, itu akan terjadi karna ulah mu sendiri karna semua nya itu berasal dari pikiran"
"Jika  kau selalu berpikir hal yang bahagia dan menyenangkan, itu akan terjadi melalui dirimu sendiri, karna semua itu berasal dari pikiran"

Naveah terdiam mendengar ucapan ibunya itu, ia menatap ibunya dengan dalam.
"Ini sarapan untukmu, jalan jalan lah sesekali, mungkin  kau butuh udara segar" Ucap reyana setelah itu pergi.

Naveah menyantap sarapan nya itu setelah itu dia keluar rumah melalui pintu belakang.
Ia pergi tampa mengenakan alas kaki, dan  mengenakan gaun putih dan membiarkan rambutnya terurai.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
12 Zodiakos CyklosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang