Chapter XXXV - Tallataic

40 31 3
                                    

Fredrix bersembunyi kedalam goa yang sangat gelap dan jauh di dalam hutan kesesatan, ia meletakan buku yang ia dapatkan dari adiknya sebelum nya di dalam sana, ia berusaha menyembunyikan nya dari balarona dan semua antek antek nya.

"Aku akan menebus semua kesalahan ku"

•••

Pagi yang indah, semua murid academy yang tertinggal di academy akhirnya pulang ke kampung halaman mereka masing masing, tentu dengan para orang tua menjemput mereka dengan kereta kuda keluarga mereka.

"Naveah!" Panggil ayah nya, leonardo.

"Ayah!" Panggil naveah sambil berlari kearah leonardo dan memeluk ayahnya itu dan di sambung dengan ibu dan adiknya.

"Kau makan dengan baik disini?" Tanya ayahnya dan naveah mengangguk.

"Mana barang barang mu? Tidak ada yang tertinggalkan?" Ucap ibu nya, Reyana tallataic.

"Tidak"

"Kau yakin? Ibu tidak percaya" Ucap reyana kekeh.

"Aku serius..."

"Permisi" Tiba tiba damian datang dengan membawa 1 tas berukuran sedang.
"Naveah, kau meninggalkan seragam pelatihan mu di area laundry" Ucap damian.

"Astaga kenapa laki laki bodoh ini datang di depan orang tua ku"
"Apakah tidak bisa menggunakan telepati dan memberi tau ku"
"Sialan  kau damian!!"

Damian mendengar semua itu dan tentu saja ia ingin sekali tertawa terbahak bahak didepan naveah.

"Terimakasih" Ucap leonardo.
"Siapa namamu nak?"

Damian langsung meletakan tangan di dada nya dan membungkuk dengan hormat.
"Perkenalkan saya damian centalla"

Leonardo langsung memberi hormat yang sama dengan damian.
"Suatu kehormatan bertemu tuan centalla disini"

"Anda salah besar, saya sangat mengagumi anda tuan tallataic, anda adalah pahlawan besar"

"Ahh tidak perlu membesar besarkan, itu sudah sangat lama" Ucap leonardo.

"Apa hubungan mu dengan naveah" Ucap reyana tiba tiba membuat suasana menjadi canggung.

"I-itu..."

"Saya teman dekat naveah yang sangat naveah andalkan, dan saya juga sangat mengandalkan naveah dia bisa dipercaya dan sangat baik, saya sangat suka berada didekat nya dan saya sangat menghormatinya dan menjaganya" Ucap damian, perkataan nya itu membuat wajah naveah merah merona dan ia langsung menutup wajah merahnya itu.

"Terimakasih ya damian sudah menjaga naveah selama ini, dan terimakasih sudah mengantarkan barang naveah yang tertinggal"
"Saya tau tak mudah untuk menjaga nya, maka dari itu saya sangat berterima kasih" Ucap reyana.

"Suatu kehormatan bagi saya menerima ucapan terimakasih dari anda nyonya tallataic"

"Kak damian, apakah kakak suka membaca buku?" Tanya tallbert, adik naveah.

"Ya, saya suka"

"Kalau begitu bisakah aku pinjam buku buku kakak?" Tanya tallbert.

"Tentu"

"Tuan damian, ayo kita segera berangkat semua perlengkapan tuan sudah diangkut ke kereta kuda" Ucap darcus.

"Baik, sebentar"
"Nyonya dan tuan tallataic, saya izin pergi sekarang semoga perjalanan kalian nyaman dan selamat sampai tujuan, semoga kita bisa bertemu lagi nanti" Ucap damian kemudian pergi.

"Aku pergi dulu ya sayang ku naveah, hati hati dijalan"

Naveah tersenyum dan membalas telepati damian.
"Ya, kau juga damian"

12 Zodiakos CyklosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang