Ilha dan Heerak berjaga di luar. Jangsoo, Taeman, Chiyeol dan Deokjoong memeriksa Truk Militer dan menjarah kotak-kotak berisi banyak amunisi uranium.
Joon masuk ke dalam gedung rumah sakit bersama sembilan orang. Mereka berkeliling. Joonhee memegang alat detektor di tangannya.
"Ada tiga titik merah.." Joonhee memberitahu.
"Jauh atau dekat ?"
Joonhee memperlihatkan alat detektor itu. Joon melihatnya. Ia mengeratkan pegangan senapannya. Menatap sekeliling kemudian bersiul.
"Titik merah itu mendekat.."
Mereka langsung mengarahkan senapan masing-masing kecuali Joonhee.
"Mana ?"
Joon yang terbiasa dengan suara para koloni, ia mendongak dan menembak langit-langit, menyebabkan lubang besar. Saat itulah dua koloni jatuh. Dua koloni itu mencicit marah.
"Kenapa marah ? Harusnya kalian sadar diri. Ini Bumi, bukan Mars !"
Dua koloni itu mendesis dan melarikan diri.
"Hey !" Joon langsung berlari mengejar dua koloni itu.
Nara dan delapan temannya saling berpandangan, kemudian menyusul Joon.
•••
Bocah laki-laki itu berhasil menembak satu koloni, tersisa satu. Koloni itu pintar bersembunyi. Joon berjalan mengendap-endap dengan senapan di tangannya.
Joon berbalik saat mendengar namanya diteriakkan. Ia langsung membalikkan badannya dan Dor ! Suara tembakan itu berhasil memusnahkan satu koloni tersebut.
Joon terpaku diam, nyawanya nyaris dalam bahaya. Ia menjatuhkan senapannya.
"Joon !!!" Bocah laki-laki itu melihat Bora yang memanggilnya.
"Apa kamu terluka ?" Gadis itu terlihat khawatir.
Joon menatap Bora dan langsung memeluknya. Bora balas memeluk Joon sangat erat.
"Jangan lari dari pandangan kami..." Bora mengelus rambutnya.
"Mianhae..." Joon lirih.
Bora semakin mengeratkan pelukannya. Kalimat itu mengingatkannya pada Aeseol.
Nara dan tujuh temannya baru saja tiba dan melihat Bora dan Joon. Keduanya masih dalam posisi berpelukan.
•••
Mereka menemukan banyak obat-obatan yang masih tersegel di kardus. Dengan menggunakan troli barang, mereka mengangkut obat-obatan itu.
"Yeonjoo pasti senang melihatnya..." Soonyi berkata.
Yoojung menenteng plastik besar berisi persediaan medis lainnya. Nara menjarah beberapa barang yang berguna, seperti stetoskop dan termometer suhu.
Joon berjalan menuju meja resepsionis. Bora tidak akan membiarkan Joon hilang dari pandangannya. Ia mengikutinya. Dirinya yakin bahwa Joon adalah reinkarnasi Aeseol.
Joon menemukan kotak berisi banyak baterai. Ia lalu memasukkan semuanya ke dalam ranselnya. Lalu memeriksa laci meja. Matanya melotot kala melihat banyaknya cokelat batangan di dalamnya.
Bora mendekat, melihat Joon memasukkan banyak cokelat batangan ke dalam ranselnya.
"Cokelat batangan ?" Bora menatap.
Joon lalu membuka laci meja lainnya dan nyaris berteriak kala melihat banyak cokelat batangan di dalamnya. Ia langsung mengambil semuanya dan dimasukkan ke dalam ranselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUTY AFTER SCHOOL : SOUL TRANSMIGRATION [End]
Fiksi Penggemar"Beban kalian berkurang satu..." kata-kata terakhir Aeseol sebelum meninggal.