Deokjoong membongkar dua kardus robot mainan yang ia jarah. Joon memainkan mobilnya tanpa menggunakan remote control. Soyeon dan Soonyi bermain boneka.
Semuanya berkumpul dalam satu tempat kecuali Nara. Yoojung melihat Nara yang baru saja muncul.
"Nara, apa kamu baik-baik saja ?" Yoojung bertanya.
"Nara, apa kamu sakit ? Wajahmu pucat..." Yeonjoo menatap.
Joon berhenti bermain, menolehkan kepalanya kala mendengar suara Yeonjoo. Ia berdiri sambil membawa mainan, berjalan mendekati Nara dipapah oleh Yoojung untuk duduk.
"Noona, gwenchana ?" Joon menatap Nara yang terlihat pucat.
Nara mengangguk kecil. "Gwenchana..."
"Noona sakit ?" Joon menyentuh kening Nara untuk mengecek suhunya.
"Tidak panas. Tapi kenapa pucat ?" Joon menatap Nara. Matanya menyipit dan akhirnya menyadarinya.
"Ah..." Joon menatap ke arah lain sambil menggaruk tengkuknya. "Sebaiknya besok Noona beristirahat saja. Katakan apa yang Noona inginkan, besok aku akan mencarinya..."
"Ani..." Nara menggeleng. "Aku tetap ikut..."
"Jangan memaksakan diri. Bagaimana jika Noona pingsan besok. Istirahat saja. Cuma sehari bukan seminggu...." Joon menatap.
"Meski aku masih kecil, tapi aku tahu apa yang dialami oleh semua Yeoja setiap bulan..." Joon berkata.
"Ah..." Beberapa laki-laki paham.
Yoojung mengatupkan bibirnya. Ia menatap teman-teman perempuannya.
"Baiklah..." Nara tersenyum menatap.
"Apa itu Appo ?" Joon menatap. "Kalau sakit, Noona tidur saja..."
"Ayo aku antar..." Joon menatap. Ia menyerahkan mainannya pada Yoojung dan memapah Nara berjalan menuju tempat yang dijadikan sebagai tempat tidur para gadis-gadis.
"Teman-teman, cari cowok yang perhatian seperti Joon, dimana ya ?" Soyeon menatap. Ia tersentuh dengan perhatian yang diberikan Joon pada Nara.
"Aku mau menikah sama Joon ! Masa bodoh dengan perbedaan usia !" Soonyi berkata.
Perkataan Soonyi membuat Heerak mendelik.
"Nado... Joon bisa melakukan segalanya..." Joonhee menatap.
"Joon mana mau sama kamu, masak saja nggak bisa..." Soyoon mencibir.
"Aiiish..." Joonhee kesal.
Bora geleng-geleng kepala.
Hana menatap sahabatnya, "Bora-ya, apa kamu naksir Joon ?"
Youngshin melihat ke arah Bora.
Bora menatap Hana. "Apa maksudmu ? Dia masih anak-anak..."
"Yeon Bora, kita-kita cuma beda lima tahun. Tunggu enam tahun lagi Joon pasti lebih tampan dari mereka..." Soyeon menatap.
"Majja..." Yeonjoo setuju. "Aku langsung memintanya jadi pacarku.."
Soochul melotot mendengarnya.
"Banjang, kamu tidak naksir Joon, kan ?" Taeman menatap.
"Tentu saja aku naksir padanya. Dia bisa melakukan apa saja..." Yoojung menatap.
"Tidak seperti kalian..." Soyoon menatap.
"Aiiish..." Sembilan laki-laki menggerutu.
⋆D⋆U⋆T⋆Y ⋆A⋆F⋆T⋆E⋆R ⋆S⋆C⋆H⋆O⋆O⋆L
KAMU SEDANG MEMBACA
DUTY AFTER SCHOOL : SOUL TRANSMIGRATION [End]
Fanfic"Beban kalian berkurang satu..." kata-kata terakhir Aeseol sebelum meninggal.