A tragedy

80 5 1
                                    

Chiyeol yang sedang minum, melihat Nara dan Bora keluar dari kamar. Ia memberi isyarat diam dengan jari telunjuk diletakkan di bibirnya.

"Joon baru saja tidur. Kelelahan bermain tadi..."

"Kamu menemaninya ?" Nara menatap.

Chiyeol mengangguk. "Tadi menangis. Katanya kesepian."

Nara dan Bora berpandangan, lalu melihat Joon yang tertidur pulas.

"Gomawo, Chiyeol..." Nara menatap dan tersenyum tipis.

Chiyeol jadi salah tingkah. "Sama-sama..."

Bora mendekati ranjang Joon dan membenarkan selimut yang menutupi tubuh Joon.

"Kalian berdua mencoret-coret kertas..." Bora menatap empat lembaran kertas di lantai.

Chiyeol menatap Bora, menggaruk tengkuknya. "Joon merasa bosan. Mainannya hanya mobil dan bola basket itu..."

Bora memungut semua kertas di lantai, melihat gambar di kertas itu. "Ini siapa yang gambar ?"

Chiyeol melihat gambar itu. "Joon. Semuanya Joon yang gambar. Aku membuang gambarku.."

"Mwo ! Jadi banyak kertas yang terpakai..."

"Tidak banyak. Aku hanya pakai dua kertas."

"Sudahlah, Bora. Setelah kita sembuh, kita akan menjarah kertas dan mainan baru untuk Joon..." Nara menatap.

Bora menarik nafas.

"Omong-omong aku lapar, apa ada makanan ?" Bora menatap.

"Aku melihat ada bubur di panci tadi..." Chiyeol menatap. "Joon bilang itu untuk kita makan nanti..." tambahnya.

"Haruskah kita memanaskannya..."

"Kajja..."

•••

Bora menyalakan api pada tungku. Chiyeol meletakkan panci besar itu di atas tungku. Nara menyiapkan peralatan makan.

Satu per satu anggota Peleton Dua keluar dari kamar masing-masing. Nara buru-buru mencegah Soyeon yang akan mengganggu Joon.

"Jangan diganggu. Joon baru tidur sepuluh menit lalu."

Soyeon tampak kecewa, tapi ia mengerti.

"Apa kamu sudah merasa lebih baik ?" Yoojung menatap.

Nara mengangguk.

"Aku lapar..." Taeman menepuk perutnya.

"Nado..." Deokjoong juga menepuk perutnya.

"Kita makan apa ?"

"Bubur..." Nara menjawab.

"Bubur lagi ?" Hana menatap.

"Bersyukurlah karena Joon mau berusaha merawat kita. Tanpa Joon, siapa yang bisa diandalkan di situasi seperti ini ?" Nara menatap tajam.

Hana terdiam.

"Kalau tidak mau makan bubur, masak sendiri..." Nara berkata.

Soonyi menyikut Hana, "Kenapa kamu protes..."

Hana terdiam kala mendengar cibiran dari teman-teman perempuannya.

"Sudahlah, kalian jangan seperti itu pada Hana..." Deokjoong membela Hana.

Soyoon dan Joonhee menatap sinis pada Deokjoong.

•••

Nara telah menghabiskan semangkuk bubur. Ia meminum obat yang dibagikan oleh Yeonjoo tadi. Bora juga melakukan hal yang sama, meskipun ia benci obat tapi ia juga benci sakit.

DUTY AFTER SCHOOL : SOUL TRANSMIGRATION [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang