Sam tengah mengedarkan pandangannya ke arah seluruh cafe tersebut. Namun, ia masih belum mendapatkan sosok yang ia cari sejauh ini.
"Kau pasti sedang mencariku sejak tadi."
Sam lantas tersenyum dan setelah itu menatap ke arah sumber suara, "Mengapa kau tak terlihat di dalam tempat ini?"
"Aku sudah mengatakannya kepadamu jika aku akan menunggu di dalam mobil saja sampai kau tiba, apakah kau tak mendengarnya tadi?" tanya David, yang kemudian memilih tempat di dekat mereka berbincang kali ini.
"Ah, sepertinya aku tak terlalu fokus ketika kau mengatakan hal itu, maaf," ujar Sam kemudian sembari duduk.
"Memikirkan perempuan itu, hm?" goda David kemudian, tentu saja Sam tak bisa mengelaknya untuk kali ini.
"Aku bahkan ingin menceritakan soalnya kepadamu di pertemuan ini. Kau tahu, aku baru saja bertemu dengannya, dan mengajaknya ke toko buku," jawab Sam kemudian.
"Lalu? Apakah kau sudah menyatakan perasaanmu kepadanya? Apakah ia sudah mengetahui bahwa kau tengah tertarik dengannya?" tanya David kemudian, namun pandangan pria itu masih tertuju ke berbagai arah akibat terdapat beberapa perempuan seksi yang berjalan di hadapan mereka.
"Entahlah, justru aku tak tahu harus bagaimana untuk menyatakannya. Maka dari itu aku memintamu untuk bertemu denganku sekarang. Aku ingin sekali meminta pendapatmu," jawab Sam kemudian.
Sambil tersenyum ke arah beberapa perempuan itu, David nampak menoleh sejenak ke arah Sam yang saat ini tengah merenung, "Gampang saja, mengapa kau tak coba untuk bertemu dengannya besok dan setelah itu kau bisa menyatakan perasaanmu sambil memberikan seikat bunga dan uang?"
"Apakah itu terlalu umum untuk dilakukan?" gumam Sam seketika.
"Ya, tapi sebagian besar perempuan menyukainya," jawab David kemudian.
Sam lantas mengambil ponselnya dan mulai mencari sesuatu di sana, sepertinya ia akan mencoba saran dari David kembali, "Ah, andai saja hal seperti ini sangat mudah. Bahkan tingkat kesulitannya sama persis seperti sebuah perjodohan."
David terdiam sejenak saat mendengar hal itu. Pandangannya kini mengarah kepada Sam yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Aku merasa tersindir," ujar David kemudian.
Sam yang masih tak mengerti dengan perkataan David, tiba-tiba mulai bertanya, "Apa maksudmu?"
"Aku telah di jodohkan oleh kedua orang tuaku," jawab David kemudian, dan hal tersebut berhasil membuat Sam memberhentikan aksinya sembari menatap ke arah David dengan seksama. Namun, nampak pria itu yang terlihat biasa saja.
"Sungguh? Lalu bagaimana tanggapanmu?" tanya Sam, ia kini mulai penasaran sekali.
"Biasa saja, lagi pula aku hanya diharuskan untuk saling mengenal saja sejauh ini," jawab David, sesuai dengan ekspresinya saat ini tentu saja.
"Apakah kau tak merasa senang? Maksudku, kau tak perlu bersusah payah mencari seorang jodoh mulai saat ini," gumam Sam kemudian, ia terlihat penasaran.
"Tapi aku tak memiliki perasaan terhadapnya, dan aku yakin perempuan itu juga merasakan hal yang sama denganku," jawab David kemudian.
"Bagaimana bisa kau mengetahuinya?" tanya Sam.
"Ia bahkan tak berniat untuk menatapku sedikit pun. Selain itu, ia lebih memilih untuk pulang, bahkan pertemuan itu belum cukup lama terjadi, tapi aku tetap mengantarkannya kembali pulang. Sesuai dengan moto dalam diriku, aku tak akan menelantarkan seorang perempuan yang sedang bersamaku di saat itu," jawab David dengan bangganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage by Design
RomanceIrene Permata Putri, seorang gadis berusia 19 tahun yang dipaksa oleh orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan masuk ke program studi Kedokteran. Hingga suatu hari, Irene tanpa sengaja melihat seorang dokter di rumah sakit...