17 [ My Boyfriend Is My Enemy ]

47 14 2
                                    

💎🐼 - WELCOME - 🐼💎--Sebelum membaca lebih lanjut, mari tekan ✅️ VOTE ✅️Komen sebanyak 1000000000000000×× sangat diperbolehkan✅️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💎🐼 - WELCOME - 🐼💎
-
-
Sebelum membaca lebih lanjut, mari tekan ✅️ VOTE ✅️
Komen sebanyak 1000000000000000×× sangat diperbolehkan✅️

Oke selamat membaca
⬇️
-


🐼💎 ||

Sinar matahari pagi masuk menyinari wajah polos gadis itu. Dia membuka matanya perlahan beralih untuk duduk mengusap area matanya ingin memperjelas pandangannya.

Gadis itu merasa sedikit lelah kemarin malam setelah shif malam dia buru buru untuk pulang karena begitu lelah.

Lagi lagi fikirannya masih memutar ingatan malam itu. Tentang kedua orangtuanya.

Anaya menuruni kasurnya berjalan kearah luar kamarnya untuk turun. Dia berjalan kearah dapur menemui bibi kim yang sedang menyiapkan sarapan.

Bibi kim menoleh sekilas melihat kehadiran gadis itu dan tetap melanjutkan kesibukannya.

"Loh nak naya kok belum siap? Tidak kesekolah?" Tanya bibi kim menyiapkan isi roti panggang itu.

"Mama sama papa kemana bi?" Gadis itu melihat ke sekelilingnya.

Bibi kim menghentikan gerakan tangannya. Mengingat kembali memory tadi malam. Dia menatap gadis itu dengan senyum tipisnya.

"Nyonya dan tuan sudah pergi sejak pagi tadi nak. Mereka katanya ada kerjaan di singapur" jawab bibi kim.

Anaya mengangguk pelan. "Oh, padahal naya mau sarapan bareng" jawabnya lalu kembali berjalan pergi kekamarnya.

Bibi kim menatap kepergian gadis itu sedikir sedih. Entah apa dosa yang telah ia perbuat, anaya sungguh gadis yang malang.

Anaya menutup pintu kamarnya pelan, menyandarkan punggungnya di balik pintu itu.

Dia memandangi seisi kamarnya sendu. Matanya mulai memerah menahan bendungan air yang akan jatuh ke pipinya itu.

Isakan isakan pelan mulai terdengar. Gadis itu menangis memegang dadanya yang terasa sesak.

Air matanya jatuh membasahi hingga piyama tidur yang masih ia kenakan. Tangis itu benar benar terasa perih. Anaya tidak tau, hanya saja rasanya dirinya sangat menyedihkan kali ini.

Tok tok-

Suara ketukan pintu itu membuat anaya segera menghapus air matanya.

Dia beralih membukaa pintu kamarnya, tak biasanya bibi kim tidak memanggil namanya.

Anaya menghentikan gerakannya saat melihat pria itu berdiri di depannya saat ini.

"Kenapa belum mandi?" Ucapnya gadis itu hanya diam membeku.

Namun sedetik kemudian dia menyadarkan dirinya.

"Ji, kamu? Ngapain disini" anaya masuk kedalam kamarnya menyembunyikan wajah sembabnya.

My Boyfriend Is My Enemy || Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang