Gun sedang mengemasi baju kotornya untuk diberikan kepada pelayan yang mengatar makanan nanti. Selama tinggal di rumah ini, mereka masih akan dilayani, walaupun anggapan isi rumah ini Gun adalah pria rendahan.
Segala kebutuhannya masih ditanggung, banyak kebutuhannya yang akan tetap lengkap. Berbeda halnya saat sudah dikirin ke bar. Alasan itu juga yang membuat Gun minta dibunuh kalau Off bosan, ia tidak mau merasa dibuang untuk kedua kalinya.
Setelah mengemas pakaian kotor, pelayan juga kebetulan mengetuk pintu. Gun bergegas membuka, menyerahkan baju kotornya yang diambil dengan kasar.
Tidak ada senyum ataupun sapaan, hanya pandangan merendahkan yang begitu ketara.
"Tuan Off meminta kamu makan di bersama pagi ini. Serahkan kartu ini kepada penjaga agar kamu diantar." Pelayan untuk menyerahkan kartu akses para penghuni bawah tanah untuk keluar.
Selain terdapat sepuluh kamar, ruangan tengah dari tempat bawah tanah ini adalah ruang penyiksaan. Siapapun yang datang untuk disiska akan disaksikan oleh penghuni bawah tanah.
Gun hanya mengangguk, lalu pelayan itu akan pergi untuk mengetur kamar sebelahnya.
"Pasti ingin seks pagi," batin Gun, yang sudah sering dipanggil oleh Off untuk menuntaskan hasratnya dengan alasan menemani makan.
Gun berjalan menuju lorong sepi, menaiki anak tangga dimana di ujungnya ada dua orang penjaga. Setelah menyerahkan kartu, Gun langsung diantar ke tempat tujuan.
***
"Selama pagi Tuan Off," ucap Gun, menghampiri Off yang sedang memainkan tabletnya.Off mengangguk, menyuruh Gun duduk di depannya.
"Langsung sajikan sarapannya," suruh Off kepada pelayan.
Sementara Gun sedikit terkejut karena Off benar-benar mengajak sarapan. Karena kalau seks Off akan mengajaknya ke kamar tamu.
Off memperhatikan Gun yang merasa tidak nyaman, apalagi saat sup ikan disajikan di depannya.
"Makan dulu, baru kita bicara," ujar Off, membuat Gun semakin binggung. Dia hanya mengangguk lalu makan lebih cepat. Mau bagaimanapun, Gun penasaran dengan pembicaraan Off setelah ini.
Sekitar lima belas menit, karena ternyata pelayan menyajikan makanan penutup berupa puding lembut. Gun sempat terpaku dengan rasanya sampai makannya benar-benar habis semua.
"Bagus, aku lihat kamu memang lebih kurus. Makan lebih banyak lagi!" perintah Off yang malah memberikan sisa supnya kepada Gun.
Jelas Gun yang merasa sangat kenyang ingin protes, tapi Off malah tersenyum jail. "Bercanda."
"Aku kira Tuan serius," ucapnya lega.
"Panggil aku Off, mulai sekarang kamu punya tugas baru." Off berkata kembali setelah merubah raut wajahnta menjadi serius.
Jujur baru kali ini Gun dipanggil untuk sebuah tugas. Apakah Off ingin seks nuansa baru?
Gun menggeleng keras, pikirannya terlalu kotor karena pekerjaan yang dilajaninnya enam bulan terakhir.
"Apa yang kamu pikirkan?" tegur Off.
Seketika dia menggeleng dan tersenyum malu.
"Aku ingin kamu menjaga Louis selama satu bulan ini. Dia libur sekolah, jadi akan kembali dari asrama hari ini. Sebelumnya aku sudah menyewa beberapa orang untuk menemani Louis di tengah pekerjaanku yang sibuk. Tapi itu tidak berhasil," jelaskan Off panjang lebar.
Sementara Gun yang tidak menyangka kalau pekerjaannya di luar perkiraan hanya melongo. "Tu-ouh maksudku Off. Apakah kamu percaya kepadaku?"
Off mengangguk dengan mantap.
"Sudah enam bulan kita bersama, seperti sepasang kekasih. Bukan hanya teman seks, kamu juga tempatku cerita. Jadi aku sangat percaya padamu, Gun."
Mau tidak mau Gun menghela napas panjang. Menjaga Louis, adik kesayangan Off yang telah berumur delapan belas tahun, setengan tahun lagi akan lulus dari masa SMA. Gun yakin, kalau Louis tergores satu duri mawar secara tidak sengaja saja, maka kepala Gun menjadi taruhannya. Gun memang ingin dibnuh oleh Off, tapi dia juga takut mati.
"Kalau aku menolak?" tanya Gun hati-hati.
"Kamu punya kebebasan saat menjaga Louis. Seperti pacar sungguhanku."
Gun terpaku, dia makin terjebak dengan pikirannya sendiri. Tapi punyakah ia hak untuk menentang?
Gun mengangguk pasrah pada akhirnya, membuat Off tersenyum senang.
"Ini pakaian baru, digunakan selama kamu jalan-jalan ke luar bersama Louis. Kamu bebas mengajaknya pergi ke manapun asal dia mau."
"Baiklah," jawab Gun pasrah.
Off langsung menyuruh Gun untuk pergi ke kamarnya dulu. Karena Louis baru akan dijemput oleh Off hari itu.
Louis itu memang adik Off, tapi dia adalah anak haram dari ayahnya dengan wanita sembarangan. Off tahu punya adik setelah pembantaian keluarganya.
Ayahnya yang sekarat memberi tahukan Off, kalau dia masih punya adik bernama Louis, dibuang ke panti asuhan oleh selingkuhan ayahnya.
Umur Off baru dua puluh tahun waktu itu, dan Louis tiga tahun.
Off yang telah kehilangan semua anggota keluarganya menjemput Louis. Menjaganya menjadi adik kesayangan yang tidak boleh ada seorang pun yang berani menyetuh Louis. Off juga sangat posesif kepada adiknya Louis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mafia's favorite (offgun)
Fanfiction(Selesai) Gun kecewa saat tahu Tay meninggalkannya untuk menikah dengan seorang wanita, sialnya Gun juga dijadikan jaminan saat Tay meminjam hutang demi menikah mewah dengan sang gadis. Tidak ada yang membebaskan Gun dari Off, dia menjadi pria renda...