Part 6. Perhatian Kecil

248 15 0
                                    

Bagaimana Louis tidak kesal saat kakaknya mengatakan akan menjodohkan Louis dengan laki-laki. Bukan masalah gender, atau dia akan menjadi pihak bawah. Louis sadar betul, orang yang tidak pernah tahu cara memegenang pistol dengan benar akan selalu dilindungi, bukan sebaliknya.

Louis kesal dengam poin Off yang mengatakan Louis kenal orang itu. Oh ayolah, Louis selama sekolah tidak kenal satupun orang, kecuali Neo, siswa yang saking miskinnya selalu mencuri ke kamar Louis. Ke sekolah tidak pernah pakai baju layak, tasnya saja dari kresek hitam yang entah dipungut dari mana. Sampai banyak rumor mengatakan Neo adalah anak jalanan beruntung yang dapat sekolah di tempat elit.

Anehnya lagi, hanya orang itu yang bisa tembus pengawalan Louis. Neo selalu menjadikan Louis bahan kegabutannya, mengerjai Louis, tidak jarang juga membawanya kabur dari asrama. Tentunya tanpa sepegetahuan orang-orang, kalau tidak, siapkan Louis untuk dikurung selamanya oleh sang kakak.

Selama libur ini Louis harus merelakan tidak bisa bertemu Neo. Walaupun menyebalkan, berteman dengan orang sederhana seperti Neo membuat Louis mendapatkan banyam hal baru.

Memikirkan Neo, Louis masuk ke dalam toko tas. Ia ingin membelikan Neo satu, hitung-hitung untuk membalas kekesalannya juga.

"Tas bermerk akan cocok untuk Neo. Omong-omong dia tampan juga," guma Louis sambil memilih tas.

"Kalau pakai tas kresek juga sudah tampan, kan?" sahuti orang lain tiba-tiba.

Louis yang terkejut menoleh ke samping, dia melihat Neo sedang nyengir lebar sambil memerkan wajah sombong.

Louis sadar telah keceplosan dan didengar oleh Neo, jadi dia langsung memalingkan wajahnya malu.

"Ngomong-ngomong tas yang ini bagus juga," ucapnya sambil menyetuh tangan Louis yang sedang memegang sebuah tas.

Reflek Louis melepaskannya, membuat tas itu jatuh ke lantai.

"Ah, Maaf," gugup Louis.

Kenapa jantung Louis jadi berdetak tidak karuan seperti ini setelah ketahuan memuji Neo tadi. Selamatkan Louis sekarang juga, wajahnya sudah semerah tomat.

Neo hanya tersenyum kecil, dia mengambil tas itu lalu menyerahkan tasnya kepada pelayan toko.

"Yang seperti ini dua, ini kartu ATM-nya," ucap Neo, membuat Louis langsung menoleh ke arah Neo.

Tampak Neo dengan santai membayar tas yang harganya tidak murah itu. Bahkan Neo membeli dua.

"Kenapa wajahnya begitu?" tanya Neo, bermaksud untuk menggoda. "Kamu takut aku tidak punya uang? Tenang saja kartu itu bisa memborong satu toko."

Louis semakin memicingkan matanya, ingin mencari kebohongan yang jelas tidak terlihat ada.

Setelah tasnya sudah terbungkus rapi, pelayan itu menyerahkannya kepada Neo beserta nota pembeliannya. Louis mengintip totalnya, tapi Neo langsung menyerahkan satu tas kepada Louis.

"Untukmu, supaya kita couple." Neo mengelus pucuk kepala Louis gemas.

Tapi keterkejutan Louis bertambah banyak. Ia hanya bisa menunjukkan wajah tersipu malu karena Neo sebelumnya selalu melakukan hal itu, tapi reaksi tubuh Louis malah sangat berbeda saat ini.

"Jangan khawatir aku jatuh miskin. Kemarin-kemarin aku hanya dalam masa hukuman, tapi sekarang aku bisa membelikanmu apapun." Neo menarik tangan Louis pergi dari tokos tas.

Incaran Neo kali ini adalah toko sepatu. Namun, sebelum masuk Louis butuh kejelasan, dia menahan tangan Neo untuk berhenti sebentar.

Neo patuh, dia tidak menarik Louis, karena takut Louis malah tersungkur dan jatuh. Neo mengambil alih tas Louis, menyerahkannya kepada dua penjaga Louis untuk membawakan sebentar.

"Jujur saja sebelum bertemu denganmu aku sedikit tersandung masalah. Karena aku kecanduan judi online, tabungan ayahku sekitar dua milyar ludes dalam satu minggu. Ayah marah, menyuruhku untuk mengembalikan uang itu dengan uang jajanku. Yah, hasilnya aku tidak bisa membeli tas dan makanan yang diidamkan."

Louis akhirnya mengangguk paham, tapi setelah persekian detik Louis tiba-tiba merasa khawatir.

"Kamu membelanjakan banyak uang hari ini, jadi apa ayahmu tidak akan marah?" Louis merasa khawatir untuk Neo, karena itu Neo langsung merasa sangat bahagia.

Neo yang gemas mengusak rambut Louis lagi. "Kalau membelajakanmu, ayah tidak akan pernah keberatan." Neo menggegam erat tangan Louis untuk dibawa ke area toko sepatu mahal.


****
Gun cukup terkejut saat Off membawanya masuk ke dalam toko ramen. Terlihat Off yang beribawa menuntun tangannya untuk diajak duduk.

Gun hanya terdiam, berpikir kalau Off masih lapar, dan dia ingin makan Ramen. Tapi nyatanya Off malah menyerahkan buku menunya kepada Gun.

"Pesan makanan di sini. Kamu tidak makan apapun di restoran sushi tadi," ucap Off sedikit terdengar perhatian.

Namun, Gun tidak mau sakit hati. Dia menanggapi dengan harapan yang kecil.

"Apa kamu khawatir aku tidak bisa menjaga Louis?"

Off memandang Gun kecewa. "Persetan dengan Louis. Dia sudah besar dan punya puluhan pengawal, yang aku khawatirkan adalah dirimu. Aku takut kamu sakit." Off memandang Gun sarat akan kecewa.

Dan Gun mulai merasakan percikan berbeda di dalam hatinya. Perkataan Off, adalah bentuk perhatian kecil yang sangat berarti untuk Gun selama ini.


Mr. Mafia's favorite (offgun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang