"Aku sudah membuat dirinya seolah-seolah telah membunuh istrinya lalu menghilang begitu saja," jelaskan New, sementara dua orang memegangi Tay dengan keadaan sudah babak belur.
Jangan tanya siapa pelakunya, jelas adalah New. Setelah tahu siapa yang disakiti Tay, ternyata adalah orang baik yang pernah New temui saat menjalankan tugas dulu.
Gun menemukan New dalam keadaan terluka, tapi tanpa rasa takut atau berpikir panjang, Gun membantu New ke rumah sakit. Seorang Gun yang terlihat lelah merawatnya sementara. Bahkan, tidak ada pertanyaan pribadi yang terlontar, hingga New nyaman bercerita tentang masalahnya.
Padahal waktu itu New yakin, Gun juga memiliki beban yang jauh lebih banyak. Anak SMA itu berjuang untuk kebutuhan hidup serta tanggung jawab panti. Semenjak itu New juga membantu panti asuhan tempat Gun tolong untuk memberikan banyak sumbangan setiap bulannya.
Off yang mendengarkan itu hanya manggut-mangut paham.
"Untukmu," ucapnya, yang membuat New binggung.
"Sejak kapan kamu suka kerugian?" tanya New yang tahu betul seperti apa Off.
Tapi yang ditanya hanya mendegus sebal. "Aku tidak akan rugi," jawabnya penuh keyakinan.
New dibuat berpikir lama, dia memandang Tay yang terlihat menunduk tidak berdaya. Lalu pandangannya kembali diarahkan ke Off dengan dahi mengkerut.
"Kamu akan melepaskan Gun, lalu di mana letak tidak rugi yang kamu katakan?" New mulai menggunakam rasa penasarannya untuk menjawab.
Sayang wajah dingin Off benar-benar tidak tertebak. "Aku tidak bisa melepaskannya." Off menghela napas panjang, memutar gelas yang berisi wine, tentunya New menyediakan alkhol, bukan tipenya suka menyuguhkan tamunya kopi. "Kamu bisa menggunakannya untuk apapun. Kaparat sepertinya bisa kamu buat gila atau ... terserah kamu."
New yang mendengar itu merasa tidak setuju, dia menatap Off penuh penetangan. Off itu bukan manusia yang seratus persen menggunakan logika, tapi egois dan mengandalkan sudut pandang sendiri, bagaimana mau dihadapkan dengan Gun yang punya kepelikan hidup.
New menggeleng keras. "Tidak, kamu hanya akan menyakiti Gun ke depannya. Sama seperti wanita yang kamu bunuh, padahal ada anakmu di dalam perutnya."
"Itu berbeda. Wanita itu setelah diberi kebebasan malah membalas dendam dengan menyakiti Louis. Gara-gara wanita itu aku merasakan rumah bukan lagi tempat yang nyaman untuk Louis, karena itu juga Louis harus sekolah asrama."
New memijit keningnya yang terasa pening. Hayolah mencampuri urusan Off seperti masuk ke dalam labirin satu jalan keluar.
Karena masih tidak rela Gun akan bersama Off, New menyela lagi. "Gun dan kamu berbeda, dunia kalian, warna pandangan kalian, dan juga oksigen yang kalian hirup. Apa kamu mau mengikat Gun untuk dijadikan korban selanjutnya? Kamu yakin itu cinta bukan obsesi memiliki yang bisa kamu buang setelah dia melalukan satu kesalahan kecil saja?
"Atau mungkin bukan kesalahan, tapi fitnah yang akan membuatmu termakan ke dalamnya, karena biasanya kamu hanya memandang dengan satu cara, yaitu kepercayaanmu saja," lanjutkan New, yang mampu membuat tamunya kesal.
Off mendorong kursinya ke belakang dan bangun secara tiba-tiba. Dia tidak nyamam lagi.
"Kita bukan teman, jangan campuri urusan pribadiku." Off menatap tajam, membuat New tidak berkutik lagi.
Tangan New di bawah meja mengepal, dia melempar satu botol Wine yang masih penuh di atas meja ke sembarang arah.
"Kalau begitu ingat aku sebagai kakak Louis, aku berhak meminta imbalan untuk bertemu Louis."
Off yang sudah berjalan pergi hanya mengakat tangannya. "Mimpimu!"
New semakin marah, dia melampiaskannya kepada Tay dengan memukulnya membambi buta. Para bawahan New tidak berani menghentikan, hanya memandang datar pemandangan ngeri itu.
***
Setelah sembuh total Gun membawa New jalan-jalan ke kebun mawar. Katanya dia penasaran dengan beberapa jenis mawar yang ditanam di tempat terbuka.Sekitar jam lima sore mereka pulang, karena itu adalah perintah mutlak Off.
"Kenapa kamu menolak jika Kak Off menyuruhmu jalan-jalan dengan Neo saja?" tanya Gun, yang di sini dia sudah tahu semuanya, Off telah bercerita.
Louis menyuruh pengawal membawa bunga hasil petikannya di bagasi mobil, tak hayal setelah mendengar pertanyaan Gun, Louis langsung berbalik.
"kalau Louis dekat dengan Neo, Louis merasa seperti punya sakit jantung, dada Louis berdetak sangat cepat," polos Louis.
"Apa Louis tidak tahu itu artinya apa?" Gun memandang keheranan, sejauh mana Off membuat Louis begitu suci.
Sialnya lagi Louis malah menggeleng dengan wajah kebingungan.
"Itu tandanya cinta, Louis." Gun merasa gemas, ingin mencubit pipi Louis yang sekarang sang empu malah berkedip-kedip binggung.
"Benarkah?"
"Kalau tidak percaya tanya kak Off," yakinkan Gun lagi.
Louis langsung menuruti dia masuk ke dalam rumah sedikit buru-buru. Sekarang Gun yakin kalau Neo melakukan hubungan intim dengan Louis, anak itu pasti akan mengadu kepada kakaknya.
Gun hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecil, ia akan menyusul Louis masuk ke dalam. Namun, saat mau memasuki ruang tengah, Louis malah mematung di tempat.
"Ada apa?" tanya Gun mendekati Louis, tapi matanya malah melihat ke depan, Gun juga ikut terkejut.
Off sedang memangku seorang pria sambil berciuman panas.
.
.
.
.
Sekarang kalau kalian dikasih pilihan nampol Off atau Tay, siapa yang kira-kira kalian tampol duluan?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mafia's favorite (offgun)
Fanfic(Selesai) Gun kecewa saat tahu Tay meninggalkannya untuk menikah dengan seorang wanita, sialnya Gun juga dijadikan jaminan saat Tay meminjam hutang demi menikah mewah dengan sang gadis. Tidak ada yang membebaskan Gun dari Off, dia menjadi pria renda...