Off memasuki kamar Gun lagi setelah siang, melihat Louis juga dijaga baik oleh Neo dengan pengawasan beberapa pengawal.
Saat membuka kamar Gun, ia melihat pria itu sedang duduk di bibir kasur sambil mengecek dus wadah pakaian lamanya
"Apa kamu sudah sembuh? Kalau merasa kurang enak badan, aku aka. memanggil dokter untukmu." Off mendekekati Gun.
Tapi yang diajak bicara hanya menggeleng kecil.
"Off, aku punya permintaan," ungkap Gun sambil mengeluarkan buku tabungan.
Off mendekat lagi, dia duduk disamping Gun sambil melihat buku tabungan yang Gun Pegang.
"Ini tidak akan diambil, kan?" Gun berusaha memastikan.
"Aku tidak akan merampas sepeserpun uangmu. Karena pada dasarnya yang berhutang itu Tay, sementara kamu hanya jaminan yang tidak tahu apa-apa." Off membuang pandangannya ke lain arah.
Kenapa mulutnya yang terasa kelu setelah mengatakan ini. Seolah dirinya juga sakit mendengar fakta siapa Gun. Off seperti ini merengkuh Gun untuk tetap bersamanya menjadi status lain.
Sayangnya Off tidak bisa. Dia sangat sulit mengambil tindakan sebesar itu untuk merubah hidupnya.
Disaat Off melamun, Gun menggegam tangan Off yang ada diatas pahanya. Memindahkan buku tabungan itu ke tangannya.
"Kalau memang tidak akan kamu ambil, tolong berikan uangnya ke panti asuhan Kasih, tempat dulu aku dibesarkan." Gun meminta tolong.
Tapi Off malah langsung heran. "Apa panti itu mengalami krisis ekonomi lagi? Apa aku perlu menolong?"
Gun menggeleng, dia menatap kedua mata Off yang kelam. Pada dasarnya tidak ada yang bisa mengukur penderitaan, semua orang membawanya di atas kepala mereka.
Genggaman tangan Gun semakin erat. "Jangan jatuh terlalu dalam, Off. Apapun bisa terjadi."
Mata Off mengerjap, dia tahu apa maksud Gun. Apalagi setelah mata Gun begitu pekat dalam kepahitannya sendiri.
"Aku hanya menitip ini agar anak-anak tidak khawatir dan mengira aku hidup sehat di Amerika." Gun pergi dengan alasan itu, jadi Off juga harus membantunya.
"Oke. Tapi tabungan ini ... apa kamu tidak akan membutuhkannya di masa depan?" Off bertanya dengan ragu.
Namun, jawaban Gun sangatlah pedih. "Aku tidak punya masa depan, dan tidak akan pernah berani berpikir untuk besok. Jadi tolong berikan uang ini, ya, Off."
***
Tay baru saja pulang dari kerja, tapi dia melihat meja makan gelap, hanya mengandalkan cahaya dari dapur yang memantul sedikit.Seseorang duduk dikursi tempat samping meja makan, yang Tay tahu itu pasti istrinya Jane.
"Kamu memasak lagi? Padahal masih suka mual karena ngidam," ucap Tay yang merasa kasihan kepada istrinya.
Namun, bukannya menjawab, Jane malah melemparkan piring berisi makanan tepat ke kaki Tay.
Jelas Tay terkejut, dia mendekati istrinya dengan binggung. "Kamu marah?"
Tay tidak mendapat balasan.
"Kata ibumu, orang hamil tidak boleh berbuat buruk dan memendam amarah. Katakan ada apa?" bujuk Tay begitu lembut.
Sayangnya kali ini Tay mendapat lemparan lagi, saat Tay menangkapnya karena mengira itu adalah boneka. Akan tetapi, bau amis dan tekstur boneka yang seperti kulit manusia membuat Tay keheranan.
Saat Tay ingin melihat lebih jelas, dia hanya bisa menjerita keras dan menangis histeris. Itu ... itu adalah kepala istrinya.
Tay hanya menjatuhkan kepala Jane ke lantai, melihat orang yang masih duduk santai di dekat meja makan.
"Siapa kamu! Dan kamu apakan istriku!" teriak Tay penuh amarah. Dia ingin menerkam orang itu dan membalas dendam, tapi lampu ruangan seketika menyala terang. Ada pria berbaju hitam di setiap sudut ruangan yang siap menahan Tay.
Orang itu, yang tidak lain adalah New berdiri dari duduknya. Memperlihatkan kepada Tay kalau badan istrinya sedang berbaring di atas meja makan tanpa kepala.
Tay Mual sekaligus sedih. Ia memandang rumahnya kacau penuh genangan darah. New sengaja menampung darah Jane untuk disebarkan ke seluruh penjuru rumah.
"Lucu sekali," ejek New, melihat wajah Tay yang sangat pucat sekali.
"Bagaimana rasanya menari di atas panggung, membawa sang istri berpesta mengabiskan uang yang begitu banyak? Apa kamu tidak ingat kalau sudah menginjak kebahagiaan orang lain selama pesta itu. Berapa banyak air mata orang yang kamu sakiti menetes untuk kamu jadikan kelopak mawar indah untuk menyambut datangnya istri kamu?"
New tertawa keras, ia memandang semua isi rumah yang penuh bau darah, dengan seorang bajingan yang meraung menangis meratapi nasib istrinya.
Kepedihan Tay adalah melodi indah untuk New, ia tertawa semakin kencang lalu menendang kepala Jane.
"Tidak ada pria yang lebih idiot dibandingkan kamu. Kamu melangkah menuju kebahagiaan dengan menjual mantan pacarmu, ouh tidak, waktu itu dia masih pacar. Karena kamu memutuskan hubungan didetik-detik sebelum menyerahkannya kepada Off." New berkata panjang lebar lagi.
Dia menghela napas panjang beberapa kali sebelum akhirnya berhenti tertawa.
New menatap pedih sekian detik lampu terang di dalam rumah itu. "Kebahagiaan yang diawal kesengsaraan orang akan memiliki karma buruk. Kamu menbunuh masa depan orang yang pernah kamu cintai demi membuat jembatan untuk masa depan indah diri sendiri bersama orang baru yang kamu cintai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mafia's favorite (offgun)
Fanfiction(Selesai) Gun kecewa saat tahu Tay meninggalkannya untuk menikah dengan seorang wanita, sialnya Gun juga dijadikan jaminan saat Tay meminjam hutang demi menikah mewah dengan sang gadis. Tidak ada yang membebaskan Gun dari Off, dia menjadi pria renda...