13. Tidak Bisa Mencintaimu

218 13 6
                                    

Off hendak bangun saat merasakan kalau jam telah menuju siang, ia tidak bisa tidur terlalu lama. Namun, saat Off melepaskan pelukannya kepada Gun, Off segera sadar bahwa Gun telah bangun dari tidurnya.

"Gun." Off gelagapan, ia langsung berubah posisinya menjadi duduk, sementara Gun juga berusaha bangun, ia duduk di bibir kasur dengan memandang jendela besar yang ada di kamar Off.

Ini bukan yang pertama kalinya Gun berkunjung ke kamar Off, jadi dia tahu betul suasana di sana. Matanya tidak pernah lepas dari jendela yang menunjukkan pemandangan taman depan.

Off berusaha menyentuh tangan Gun, tapi langsung dihindari oleh pemiliknya.

"Aku tahu kamu mendengarkannya, kan, Gun?" Off bertanya dengan nada tidak percaya diri.

"Kalau bisa, aku tidak ingin mendengarkannya," jawab Gun, yang pandangannya begitu rumit.

Namun, rasa tidak terima langsung menghunus Off. Dia dengan kasar menarik bahu Gun agar menatapnya.

Off marah, dia merasa dipermalukan, jadi pandangannya begitu tajam. "Kenapa? Apa kamu tidak mau mencintaiku juga?"

Gun tidak mengelak dari pandangan tajam Off, bisa dikatakan dia tidak pernah takut dengan Off. Dia menyerah kalau Gun dipertanyakan posisinya.

"Aku tidak mentaimu, Off," balas Gun cepat.

Tapi Off masih kekeh dengan permintaannya. "Aku bisa membuatmu jatuh cinta, aku akan memperjuangkanmu, aku akan ...."

"Off," potong Gun, agar ia tidak semakin terjebak dalam perkataan Off.

Gun bukannya tidak ingin, hanya saja hatinya mengatakan tidak akan pernah bisa. Masa depan tidak akan pernah merestui mereka, terlalu berbeda yang akan menghancurkan salah satunya jika dipaksakan bersatu.

Gun kembali membuang pandangannya, mendengarkan Off yang mendesah frustasi. "Apa ini karena kemarin? Aku bisa menjelaskannya, itu bukan kesegajaan, Gun," balas Off, matanya menunjukkan kemarahan, tapi kalimatnya semakin lembut membujuk Gun.

Gun sendiri menunduk, dia memainkan jari-jari tangannya sendiri. "Bukan karena itu. Aku tidak bisa mencitiamu karena aku takut kamu akan terluka."

"Gun ...."

"Maaf menganggu Tuan Off, tuan Muda Louis sakit dan menolak minum obat. Demamnya sangat tinggi, kami takut tuan muda Louis mengalami kondisi semakin buruk." Seorang berbicara dari depan pintu kamar Off.

Ini adalah berita yang tidak pernah ingin Off dengar, dia langsung lari ke kamar Louis yang ada di sebelah kamarnya, begitupun Gun yang langsung mengekor.

***
"Louis, minum sedikit saja," bujuk Off, membuat Louis yang sudah merasa sangat lemas dan ingin tidur membuka mata lagi.

Kepala Louis sedang Off tahan dengan tangannya, agar adiknya bisa sedikit duduk untuk minun obat. Beginilah jika Louis kena angin malam dan malah makan es krim. Mungkin efek dari lahirnya Louis yang secara faksa serta dan menggunakan cara keji, imun Louis sangat-sangatlah lemah.

Off berusaha memasukkan obat yang berbentuk sirup ke dalam mulut Louis secara paksa, tapi sebelum sempat menelannya, Louis malah muntah hingga mengotori bajunya.

Louis menangis, menyebabkan Off semakin kelabakan. Dia berusahs mengambil lap basah yang dibawa pelayan untuk mengelap tubuh Louis yang terkena muntahan.

"Panggilkan dokter dan suruh memasang obatnya lewat infus saja!" putuskan Off dengan berat hati. Sudah jelas Off tahu kalau Louis itu sangat menolak yang namanya dokter.

"Tidak, tidak, tidak. Kak Off sangat jahat, aku mau Kak Gun," renggek Louis sambil memukul dada Off lemah.

Yang dicari memang ada di sana, tapi Off semakin tidak rela jika Louis dijaga oleh Gun, orang yang berani sekali menolaknya beberapa saat lalu.

Off mengeram marah dalam hati, ia memandang Gun dengan tatapan tajam.

"Aku tidak mau kak Off, kak Off jahat, aku mau Kak Gun!" teriak Louis terdengar serak.

Karena tidak tega Off mengalah, dia memberi isyarat untuk Gun mendekat, sementara Off kembali membaringkan Louis.

Sebelum Gun menyetuh Louis, Off memperingati Gun sedikit berbisik. "Anggap ini waktu terakhirmu bebas, setelah Louis kembali sekolah asrama aku tidak akan pernah membiarkanmu melihat cahaya lagi untuk selamanya. Cukup untuk membuatmu ingat seorang jalang jangan terlalu sombong dan berpikir bisa memikat yang lebih dariku."

Off meninggalkan Gun setelahnya, membuat hati orang dicintainya seperti teremas hebat. Gun juga tidak membalas, hanya melihat punggung Off yang menghilang dibalik pintu.

Itukah cara orang menunjukkan rasa cintanya, padahal Tay yang berengsek di akhir memperlakukannya dengan baik, menuntunnya untuk jatuh cinta bersama-sama.

Gun tidak bisa menunjukkan rasa sedihnya, apalagi pelayan setelah melihat kepergian Off menghilangkan rasa ramahnya, mereka menatap Gun penuh permusuhan dan kebencian.

Kepada siapa Gun harus meminta tolong, tahukah Off kalau Gun terjebak dalam situasi pinggir jurang? Langkahnya penuh dengan tebing yang tinggi dan sempit.

.
.
.
.
Part seterusnya akan benar-benar menguras emosi dan membuat tekanan batin. Jadi siapin beberapa truk batu untuk meleparnya ke kepala Off👌😂

kabur .....

Mr. Mafia's favorite (offgun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang