🚨🚨 FYI YA CERITA INI MENGANDUNG PELECEHAN SEKSUAL DAN KEKERASAN. NAMUN CHAPTER YANG MENGANDUNG TERSEBUT HANYA PUBLISH DI KARYAKARSA 🚨🚨
[ MATURE SCENE +++++ ]
Cast :
Park Chaeyoung sebagai Alenka Ceisya Renjana
Park Chanyeol sebagai Varen Oberon...
Kalau ada yang Typo harap maklumi ya. Belum aku revisi soalnya. Besok baru sempet aku revisi kalau ada kesalahan dalam penulisan kata.Terimakasih🥰🥰
HAPPY READING
🍁🍁🍁
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hujan selalu kembali walau telah jatuh berkali-kali, seolah tidak peduli berapa banyak sakit yang ia rasakan. Sudah satu jam lamanya Alenka menangis. Sedangkan Dimas masih setia memeluk erat tubuh Alenka yang bergetar guna menenangkan wanita hamil tersebut. Tangisan Alenka pecah terdengar begitu menyayat hati. Bagaikan daun-daun yang berguguran mendengar berita memilukan.
" Apakah aku tidak pantas bahagia, Dim? " Ucap Alenka dengan suara bergetar.
" Semua orang ingin bahagia, tak ada yang ingin bersedih, namun kamu tak akan bisa melihat pelangi tanpa adanya hujan. " Sebuah kiasan yang Dimas ucapkan membuat Alenka termenung.
" Jika pelangi membawa keindahan? Mengapa hidupku tidak pernah merasakan itu? "
Dimas tersenyum. " Pelangi mengajarkan kita untuk selalu berusaha menemukan keindahan di tengah kegelapan. Jadi jangan pernah menyerah, seperti pelangi yang selalu muncul setelah hujan. Karena akan ada keindahan yang luar biasa di balik setiap pelangi. Jadikan pelangi sebagai pengingat bahwa setiap kesulitan pasti akan berakhir "
Alenka terdiam, meresapi setiap kata puitis penuh makna yang diucapkan oleh Dimas. Dirinya kini sudah lebih tenang dari sebelumnya. Kenyataannya ucapan Dimas benar-benar mempengaruhinya.
" Terima kasih Dimas. " Ucap Alenka pelan. Namun masih dapat didengar oleh pria tersebut.
Melihat Alenka yang sudah jauh lebih tenang. Serta tidak terdengar lagi isakan yang keluar dari bibir wanita itu. Dimas melanjutkan perjalanannya menuju Apartemennya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, keduanya tiba di tempat tujuan. Dimas turun dari mobilnya, begitupun dengan Alenka yang mengikutinya. Saat tangan Alenka ingin meraih koper miliknya, namun sebuah tangan menahan pergerakannya.
" Biar aku saja. " Ucap Dimas lembut mengambil alih koper Alenka dengan senyum yang menampilkan dua lesung pipi di wajah tampannya. Keduanya pun jalan berdampingan masuk ke dalam Apartemen Dimas.
" Terima kasih, maaf merepotkanmu. "
Setibanya di dalam Apartemen Dimas. Alenka duduk di salah satu sofa panjang. Netranya menatap kosong objek di depannya. Lalu menarik napas panjang, hari yang begitu menyesakkan untuknya. Sebuah cincin berlian dari pernikahannya dengan Varen masih melingkar di jari manisnya. Alenka menyentuhnya sesaat bahkn mengelusnya lembut, netranya menatap sendu sebelum melepaskannya lalu menyimpannya ke dalam koper miliknya.
" Aku buatkan hot chocolate untukmu. Setidaknya minuman ini dapat memperbaiki suasana hati. " Ucap Varen dengan membawa sebuah nampan di tangannya yang berisikan dua cangkir hot chocolate beserta makanan ringan lainnya.