Chapter 16

305 32 3
                                    

FYI : Kalau Vote sudah mencapai 20+, aku akan update kelanjutannya ya😘

Sebelum baca. Jangan lupa vote dan commentnya ya.

Kalau ada yang Typo harap maklumi ya. Belum aku revisi soalnya. Besok baru sempet aku revisi kalau ada kesalahan dalam penulisan kata.Terimakasih🥰🥰

HAPPY READING

🍁🍁🍁

Seorang wanita tengah mempercantik dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang wanita tengah mempercantik dirinya. Bibir tipisnya menyungging membentuk sebuah senyuman di kulit putihnya. Senyuman terpaksa yang harus ia tampilkan walaupun tidak sejalan dengan hatinya. Sedetik kemudian senyuman itu menghilang, digantikan oleh helaan napas panjang. Netranya menatap dalam dirinya sendiri di depan cermin besar.

" Sampai kapan kamu harus terlihat kuat di depan mereka, Zena? "

Zena. Wanita itu menarik napasnya dalam dan menghembuskannya perlahan. Kedua netranya terpejam. Tangannya menggenggam erat botol kecil yang berisikan obat. Obat yang sudah bertahun-tahun ia konsumsi. Obat yang mungkin saja dapat merusak fungsi ginjalnya jika di konsumsi dalam jangka panjang.

Sebenarnya Zena tidak membenci kehidupannya. Zena juga tidak membenci penyakitnya yang perlahan akan mengikis memori otaknya. Ia sudah berdamai dengan penyakit Alzheimer yang di deritanya. Namun ada kalanya ia merasa lelah, lelah akan kehidupannya. Bukan karena ia ingin menyerah, Zena hanya ingin terlihat seperti orang di sekitarnya yang dapat menjalani hidupnya tanpa bantuan pengobatan.

Tak lama kemudian, sebuah suara bel menyadarkan Zena dari lamunannya.

" Itu pasti Alenka. " Ucapnya. Lalu kakinya melangkah menuju pintu.

" Zenaaa. " Pekik Alenka langsung memeluk wanita di hadapannya. Namun indera penciumannya menangkap aroma tidak biasa.

" Zen.. "

Alenka langsung bergegas masuk ke dalam rumah Zena. Netranya menyelinguk menjadi sebuah ruangan. Sedangkan Zena berdiri terpaku melihat Alenka yang terlihat panik.

" Ada apa? " Gumamnya.

Alenka berlari cepat menuju sebuah ruangan yang dicarinya. Netranya membelalak setelah melihat ke arah kompor yang masih menyala dengan asap mengepul. Dengan cepat Alenka mematikan kompor dan membuka jendela yang berada di dapur tersebut. Sedangkan Zena, ia mulai menyadari penyebab kepanikan dari Alenka, ia langsung berlari kemana arah Alenka pergi. Tepat saat itu, Alenka menatap Zena dengan tatapan sulit diartikan.

" A—aku sedang memasak air. " Ucap Zena dengan tersenyum hambar. Sedangkan Alenka yang melihatnya hanya menghela napasnya dalam. Kedua netranya terpejam. Entah sudah berapa lama Zena tidak menyadari bahwa air yang sedang dimasaknya sudah habis.

" Kamu tidak bisa tinggal sendiri Zena. " Ucap Alenka membuat Zena bungkam.

" Aku akan mencarikan asisten rumah tangga untukmu. Setidaknya kejadian tadi tidak akan terulang kembali. Beruntungnya aku datang tepat waktu. Jika terlambat sedikit saja, rumah kamu bisa terbakar Zena. "

ALENKA | chanrose [COMPLETE]  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang