Jalan

87 16 3
                                    

Akaashi mengalihkan pandangan kearah lain, rona merah terhias tipis dipipinya, dia jadi malu sendiri saat [Name] ngefreeze disitu dandanannya rapih. Dibandingkan Akaashi yang make kaos biasa dan celana olahraga, keringat masih bercucuran di keningnya.

“Ga apa” Kata [Name] senyum, dia ngulurin tisu ke Akaashi “Kalo masih capek kita jalan nanti aja” Tambahnya.

Akaashi ngambil tisu dan ngelap wajahnya, dia balik senyum. “Udah nggak, jalan sekarang juga ga apa” Kata Akaashi.

[Name] ngangguk lalu berdiri, jalan sampingan sama Akaashi “Maap ya ngerepotin” Katanya, dia nengok kearah Akaashi, merhatiin gimana rahang tegasnya bergerak sedikit setiap [Name] ngajakin ngobrol, setiap detail inchi ngebuat [Name] halu.

“Nggak kok, santai aja” Akaashi nengok kebawah kearah [Name], tinggi mereka yang berbeda jauh jadi ngebuat Akaashi lucu sendiri, pemandangan [Name] yang jalan di sebelahnya, cara [Name] ngeliat ke atas itu lucu. Hatinya jadi hangat setiap [Name] berada di dekat nya.

*

Jalanan tampak lebih singkat dari biasanya, Akaashi ga berhenti senyum saat dengerin [Name] ngoceh, sesekali dia bergumam menanggapi ocehan [Name]. Suara ketawa memenuhi area mereka, seakan dunia milik berdua, Akaashi ga nyesal nerima permintaan Sakusa. Atau semua ini udah direncanakan makhluk dettol itu?

Saat mereka sampai, [Name] mimpin jalan masuk ke deretan ‘art supply’, sesekali dia ngelirik Akaashi buat ngeliat makhluk tampan itu masih ngikutin dia apa ngga.

“[Name] setelah lulus mau masuk kuliah kesenian?” Tanya Akaashi, dia sengaja ngebuka obrolan.

[Name] yang lagi berjongkok buat milih buku gambar langsung ngeliat kearahnya, tinggi Akaashi yang menjulang hampir ngebikin [Name] terduduk. “Masih belum tau sih, mau lanjut atau nggak” [Name] senyum. “Kalo Akaashi gmna?” tanya [Name] balik.

Akaashi berjongkok buat nyamain tingginya sama [Name], “Belum kepikiran” Katanya sambil senyum. “Tapi mungkin aku mau kerja aja”.

Mulut [Name] sedikit terbuka “Langsung kerja?”

“Iya” Akaashi senyum, dia ngeliat beberapa buku gambar yang dipajang. “Aku kepikiran mau jadi editor majalah komik”

“Keren..” Puji [Name], dia ngelirik kearah tangan Akaashi yang ngebolak balik buku gambar.

Akaashi tersipu, dia ga biasanya dipuji apalagi dari orang semenarik [Name]. Saat dia terus milih-milih buku gambar jaringannya ga sengaja nyenggol jadi [Name] tapi ga ada diantara mereka yang keganggu dengan itu.

Setelah milih buku gambar, [Name] nuntun Akaashi kearah display cat warna, setiap detik bahkan menit dinikmati mereka berdua.

Semakin lama semakin menyenangkan, dan [Name] ga bosan. Ini kayak kencan.

*

Setelah bayar dan berjalan keluar, Akaashi ngebantu pegangin belanjaannya [Name], walaupun [Name] udah nolak, dia tetap aja kekeh.

“Mau mampir bentar ga?” Kata [Name] saat dia nunjuk kearah café

“Boleh” Jawab Akaashi sambil senyum, dia ngegandeng tangan [Name] tanpa sadar saat mau nyebrang.

[Name] yang tangannya tiba-tiba digandeng jadi aga ngelag, tapi dia ga nolak buat di tuntun Akaashi kedalam café.

“[Name] mau apa?” Tanya Akaashi lembut.

“Chocolate frappe ajadeh, less sugar” Katanya [Name], dia ngerasa tubuhnya ditarik sedikit lebih dekat kearah Akaashi saat orang random tiba-tiba berdiri disebelah nya.

“Less sugar karna kamu udah manis ya?” Gombal Akaashi tiba-tiba, [Name] shik shak shok ngedenger nya. Pasti itu ajaran Jamet KurTet!.

Setelah mesan, Akaashi lanjut nuntun [Name] duduk di dekat jendela. Pandangannya ga beralih dari [Name], dia terus menatap saat [Name] cerita.

Sesekali Akaashi menyibak helaian rambut [Name] ke belakang telinganya, gerakannya lembut dan penuh kejutan, tapi [Name] ga sadar karna terlalu asyik ngobrol.

“Dia megangnya gini!” Kata [Name] antusias saat dia nautin jarinya dengan jari-jari panjang Akaashi, memberi gestur saat dia cerita kebulol an Futa sama Mai.

Akaashi senyum sambil ngeratin genggaman tangan [Name] “Gini?” Katanya Akaashi terus dibalas anggukan dari [Name].

*

Dari jauh, Sakusa, Kuro, Bokuto, Kenma, Suna pura pura menyamar. Bokuto nyomotin kentang goreng “Agashyee keliatan seneng bro” Katanya sambil manyun.

“Baguslah bro, ga sia-sia ilmu turunan gue” Kata Kuro nyomot kentang Bokuto

“IHHH FRENCH FROZ GUE!!” Teriak Bokuto ga terima, lalu mulutnya dibekap sama Kuro.

“Fried fries bro” Kata Kuro, dia pengen ketawa tapi ga mau ketahuan sama Akaashi.

“Udah salah, gede lagi” Ucap Sakusa malas, dia cuma pengen liat Akaashi jatuh cinta. Gini-gini Sakusa tertarik sama romance.

Suna dari awal sampe akhir cuma ngambilin foto mesra [Name] sama Akaashi dari jauh. Katanya sih buat manas-manasin Miya abu.

___
TBC

Harusnya tambah Osamu ya biar asiq :D

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JATOH |Akaashi KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang