Emerald High School merupakan sekolah elite dan bergengsi, sekolah swasta terbaik nomor satu di Seoul. Hanya orang-orang terpilih dari kalangan atas yang bisa bersekolah di sana, namun sebenarnya kalangan bawah juga bisa melalui jalur beasiswa.
Tak hanya uang, namun kecerdasan juga diperlukan untuk menyandang gelar murid EHS. Untunglah meski kepandaiannya tak terlalu mencolok, Dahyun berhasil lulus tes sehingga bisa masuk ke sekolah impian sang Ayah.
Mengapa banyak orang tua menginginkan anaknya berada di sana entah dengan apapun dan bagaimanapun caranya? Karena setelah lulus dari EHS akan jauh lebih mudah bagi anak-anak mereka mencari universitas terbaik dunia.
Tentu untuk anggota keluarga terpandang, tingkat dan latar belakang pendidikan sangatlah penting bagi mereka.
Gadis 16 tahun dengan bandana pink pastel itu mengikuti langkah Kepala Sekolah memasuki kelas 1b sehingga menghentikan aktivitas seorang Guru yang tengah memberi mata pelajaran kepada para siswa.
Setelah berbincang dengan wali kelas, wanita itu meninggalkan Dahyun dan pergi kembali ke ruangannya.
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan siswi baru dari Busan. Bapak harap kalian bisa bersikap baik kepadanya!" seru guru lelaki itu lalu menoleh Dahyun. "Silakan, Nak, perkenalkan dirimu."
Dahyun mengangguk, menghela nafas panjang lalu mengangkat wajahnya dengan senyum mengembang.
"Hai, teman-teman ... perkenalkan, aku Baek Dahyun."
Diam sejenak, Dahyun amati satu-satu teman sekelasnya yang hanya memberi respon senyum tipis. Mereka benar-benar elegan, sesaat kemudian rasanya nyali Dahyun menciut.
"Saya Jang Daewook, panggil saja Pak Jang seperti yang lain. Duduklah di dekat Jeong Yoojin," suruh Pak Jang menunjuk meja kosong pojok kanan di urutan kedua paling belakang. Karena hanya itu yang tersisa.
Dahyun mengangguk lalu duduk di kursi yang sudah ditentukan Pak Jang. Aktivitas belajar berlanjut, sampai detik ini tak ada satu orangpun yang menegur atau paling tidak menyapa Dahyun. Semua anak fokus pada buku masing-masing. Tampak teliti dan memahami tiap penjelasan yang dipaparkan Pak Jang.
Tibalah jam istirahat, saat sedang menyusun buku ke dalam tas, gadis yang duduk di dekatnya menghampiri. Gadis manis berambut pendek itu mengulurkan tangan mengukir senyum ramah.
"Jeong Yoojin," ucapnya memperkenalkan diri.
Entah mengapa tiba-tiba Dahyun lega, dia jabat tangan Yoojin antusias. Baru mau membuka mulut, ucapannya langsung terpotong.
"Iya, aku sudah tau namamu Dahyun, 'kan? Mau berkenalan dengan yang lain? Aku bisa membantumu, kau harus sedikit bersabar karena anak-anak di sekolah ini lebih mementingkan nilai daripada bersosialisasi," ungkap Yoojin, cocok dengan wajah imut dan cerianya, dia sosok yang amat cerewet.
Dahyun rasa ia akan menyukai Yoojin.
"Kau mau berkenalan dengan mereka?"
"Iya."
Sebelum anak-anak keluar dari kelas, Yoojin buru-buru lari menutup pintu. Dia halangi semua anak yang tampak keheranan bahkan ada yang berdecak kesal. Sungguh, Dahyun jadi tidak enak. Tapi sepertinya mereka sudah terbiasa dengan tingkah gadis itu.
"Semuanya! Kalian tidak boleh keluar sebelum berkenalan dengan teman baru kita!" teriak Yoojin di tepi pintu, gadis itu melambaikan tangan pada Dahyun memberi isyara agar Dahyun mendekat.
"Perkenalkan dirimu, lalu boleh keluar!" suruh Yoojin pada anak-anak di dalam kelas.
Dahyun nyengir kecut tak enak hati. "Yoojin, bukankah ini berlebihan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S DEVIL
Teen FictionKesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin hubungan rahasia, dan di situlah Dahyun baru menyadari bahwa kini hidupnya sudah milik Gavriel sepe...