chapter 07

18.3K 344 3
                                    

Di salah satu meja club tengah berkumpul empat orang remaja dari keluarga konglomerat nan terpandang. Siswa dan siswi jenius pun tidak tertandingi. Mereka Gavriel Choi, Claudia Jung, Kang Seohan, Kim Yoora.

Sekedar informasi, satu tahun belakangan ini orang tua Gavriel dan Claudia menjalin kerja sama bisnis, kedekatan Tuan Choi dan Tuan Jung itulah yang membuat dua keluarga tersebut sering bertemu lewat pertemuan keluarga atau makan malam bersama.

Secara alami Gavriel dan Claudia mulai berteman, tiba-tiba saja sekat antara siswa VIP dan VVIP memudar meski pada kenyataannya tetap Gavriel yang paling superior.

Lelaki tampan dengan gaya rambut middle part yang tak pernah berubah itu berdiri, menyahut kunci mobilnya.

"Mau ke mana?" tanya Caludia.

Di antara tiga murid VIP tersebut, hanya Claudia yang tampak tidak memiliki rasa segan terhadap Gavriel. Gadis itu menganggap Gavriel layaknya teman setara hanya karena kedekatan Ayah mereka.

"Aku belum menyelesaikan tugas," jawab lelaki dengan karakter suara lembut namun dominan tegas itu.

"Kalau begitu aku juga mau pulang. Antar aku, ya?"

Claudia berdiri, dia gandeng lengan lelaki yang selama bertahun-tahun belakangan ini ia kagumi. Dua insan itu pergi, kini tersisa Seohan dan Yoora.

"Kau mau pergi juga?" tanya Seohan menoleh Yoora.

Gadis itu balas menatap Seohan lantas menggeleng. "Mengapa aku pergi jika di sini ada dirimu?"

Seohan terkekeh kecil meneguk alkohol pada gelas di tangannya, tiba-tiba Yoora menyahut gelas itu, dia teguk tepat di bekas bibir Seohan. Kontan lelaki itu menatap Yoora heran.

"Ada apa denganmu? Kau punya gelas sendiri."

"Gelas dari bekas bibirmu lebih manis."

Yoora menyentuh bibir Seohan seketika jantung lelaki itu berdebar hebat. Berpindah Yoora duduk di atas pangkuan Seohan, di tengah ingar bingar suasana club di mana pencahayaan remang dihiasi lampu warna-warni berkerlip serta musik berdentum kencang pun orang-orang hanya fokus pada diri masing-masing, dua remaja tersebut berpagut liar.

"Apakah perasaanmu masih sama seperti dulu?" tanya Yoora berbisik di telinga Seohan.

"Perasaanku selalu sama. Tapi kau selalu membingungkanku. Seolah membuka harapan namun tiba-tiba ditutup. Tidak bisakah kau menjalin komitmen dengan satu lelaki saja?"

Yoora terkekeh kecil. "Sebenarnya aku cemburu melihatmu dengan gadis rendahan itu. Tapi aku juga masih ingin bermain-main dengan para lelaki yang aku sukai."

Seohan berdecih, ia singkirkan Yoora dari pangkuannya kemudian memijat pangkal hidung.

"Kau tetap sama seperti dulu. Kapan kau akan berubah?"

"Tunggu dulu," sahut Yoora menjeda ucapannya untuk memantik rokok. "Kau sungguh masih menginginkanku? Bukankah selama ini kau sangat mencintai pacarmu itu?"

"Mengapa kau baru pikirkan sekarang? Mau aku punya pacar atau tidak toh kita tetap rutin bersenang-senang."

"Aku jadi penasaran, sebenarnya siapa yang kau anggap pelarian?" kekeh gadis itu sembari mengepulkan asap rokok dari mulut dan lubang hidungnya bersamaan.

"Kau sudah tau jawabannya. Aku mencintai Dahyun, tapi kau cinta pertamaku. Aku kesal saat kau selalu menarik ulur perasaanku, lalu aku pacari saja gadis itu sebagai pelampiasan."

Sontak Yoora membeku menatap kedua mata Seohan dalam-dalam, bisa dia lihat kejujuran saat lelaki itu mengatakan isi hatinya barusan.

Mematikan puntung rokok, Yooran berdiri, dia tarik tangan Seohan agar ikut berdiri lantas ia tangkup rahang tegas lelaki itu. Jika dipikir-pikir, sebenarnya Yoora juga sangat menyukai Seohan. Dia kesal dan selalu ingin marah tiap kali Seohan bersama Dahyun. Sebisa mungkin ia rebut waktu Seohan dari Dahyun sebanyak-banyaknya, membuat seakan lelaki itu lebih mementingkan sang sahabat daripada pacarnya.

HE'S DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang