Selesai mandi dan hanya mengenakan bathrobe, Dahyun berdiri di depan kaca meja riasnya seraya menyemprotkan banyak cairan parfum ke tubuh. Sejenak perempuan itu pandangi pantulan dirinya di dalam cermin.
"Apakah yang aku lakukan sudah terlalu jauh? Mungkinkah Ibu di atas sana sedih melihat kelakuanku di sini?" gumam Dahyun dengan sorot sendu.
Mendadak saja dia kepikirkan seperti itu, rasanya Dahyun amat resah hingga tiba-tiba semua kegelisahan dalam dirinya buyar begitu pandangannya mendapati sosok Gavriel melangkah mendekat melalui pantulan cermin. Kontan Dahyun berbalik badan membulatkan mata.
"B-bagaimana kau bisa masuk?" heran perempuan tersebut.
"Aku punya kartu akses yang lain. Kau keberatan aku ada di sini?"
"Maksudku ... ini belum ada 4 jam sejak kamu mengirimkan bingkisan itu."
"Sudah lupa? Kamu sendiri yang memancingku datang lebih cepat."
Berdegup kencang jantung Dahyun saat Gavriel melangkah semakin mendekat. Dahyun sudah tidak bisa mundur lagi karena di belakangnya mentok oleh meja rias. Akhirnya terperangkap sudah perempuan itu dalam kurungan lengan besar Gavriel.
"Biarkan aku memakai dress pemberianmu terlebih dahulu."
Tidak menjawab, Gavriel malah menurunkan bathrobe bagian lengan Dahyun. Terekspos jelas kini pundak putih mulus kekasih rahasianya itu. Dahyun dibuat memergik kala Gavriel mengecup halus pundaknya hingga naik ke leher.
"Siapa kau malam ini?" tanya Gavriel deep voice setengah berbisik.
Merinding sekujur tubuh Dahyun ditodong pertanyaan macam itu, sesaat ia meneguk salivanya menetralisir degup jantung.
"P-pelacurmu."
Sudut bibir lelaki tersebut terangkat, dia cengkeram pinggang ramping Dahyun dan sekali hentakkan, perempuan itu ia dudukkan di atas meja rias sampai sebuah botol parfum tercampak ke lantai pecah berkeping-keping.
Tidak dipedulkan botol parfum yang pecah, langsung Gavriel buka kain yang membalut tubuh Dahyun dan jadilah perempuan itu telanjang bulat. Gavriel menyeringai senang, dia pandangi tubuh indah Dahyun dari atas sampai bawah.
"K-kali ini tolong jangan terlalu kasar," gugup perempuan di atas meja itu dengan wajah pucat.
Melihat raut bengis Gavriel yang sudah seperti anjing kelaparan membuatnya langsung gemetar takut.
"Apakah itu sebuah perintah?"
Dahyun mengangguk, kontan Gavriel remas kuat paha Dahyun sampai Dahyun meringis sakit. "Apa kuasamu berani memerintahku?"
Apa yang diharapkan dari sosok malaikat maut seperti Gavriel? Dia sudah ditakdirkan menjadi yang paling dominan di manapun dia membawa raganya, mau itu di hadapan umum atau di atas ranjang sekalipun. Hanya satu orang yang bisa menaklukan si sosiopat itu, yaitu Mr. James. Hanya di depan sang Ayah Gavriel mau bertekuk lutut.
Rela sudah Dahyun digempur habis-habisan malam ini, dia sudah seperti rusa betina yang terperangkap di dalam satu ruangan yang sama bersama seekor singa jantan. Habislah perempuan itu dicabik-cabik oleh predatornya.
Dahyun kuat, Dahyun akan segera mendapatkan mobil. Semangat, Dahyun!
***
Dahyun mengerjapkan mata sesekali mendesis sakit, tulangnya linu seakan hancur lebur. Usai menggempurnya habis-habisan, tanpa dosa Gavriel menyesap rokok di sofa sembari tak melepaskan atensi dari kekasihnya yang malang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S DEVIL
Teen FictionKesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin hubungan rahasia, dan di situlah Dahyun baru menyadari bahwa kini hidupnya sudah milik Gavriel sepe...