Sedang asyik mengobrol, mendadak seluruh anak yang ada di kantin bubar membawa makanan mereka yang bahkan belum habis.
Kantin memiliki dua pintu, semua anak keluar melalui satu pintu yang sama, sedangkan di pintu yang lain terdapat seorang siswa dengan aura berbeda berdiri di sana.
Tatapan sayu pun menusuk mengamati anak-anak yang tampak segan akan kehadirannya. Penampilannya terlihat fresh juga berkarisma, selain itu parasnya sangat tampan di atas rata-rata, gaya rambut middle part didukung seragam rapi membuat dirinya kian memesona.
Menyadari Dahyun malah bengong menatap anak lelaki itu tanpa berkedip, segera Yoojin menutup mata Dahyun menggunakan tangannya, dia tarik keluar temannya itu sesegera mungkin menyusul yang lain.
"Jinaa ... ada apa?" rengek Dahyun menghentikan langkah kala keduanya sudah sampai di koridor lantai empat, dekat tangga menuju rooftop.
"Jangan menatapnya, dia tidak suka. Jika kau membuatnya terganggu, masa depanmu bisa dalam bahaya. Dia bukan dari keluarga biasa, power keluarganya sangat besar tak hanya di dunia bisnis juga sosial. Keluarga kita tidak ada apa-apanya."
"Dia siswa VIP?"
"Lebih dari itu ... VVIP! Kekuasaannya di atas siswa VIP. Orang-orang menyebutnya malaikat maut. Dia tenang, namun sekali bertindak bisa menghancurkan segalanya."
"Benarkah?" Lingkungan baru dengan segala aturan tidak wajar yang ada membuat Dahyun agak denial.
Yoojin menarik tangan Dahyun menaiki anak tangga menuju rooftop. Menunjukkan sebuah paviliun di samping gedung sekolah.
"Jika VIP memiliki ruangan mewah di dalam gedung sekolah, maka VVIP difasilitasi paviliun yang jauh lebih megah."
Yoojin berbalik badan menghadap Dahyun sembari bersedekap dada.
"Gavriel Choi, 16 tahun, satu angkatan dengan kita. Cucu dari pemilik Emerald High School, Kakeknya adalah generasi ke-3 sejak berdirinya EHS. Ibunya, Rachel Choi, seorang Diplomat. Ayahnya, James Choi, pemilik Emerald Company ... perusahaan produsen mobil sport nomor satu dan terbesar di Korea Selatan."
Mendengar itu Dahyun hanya bisa terperangah takjub.
"Semua fasilitas di paviliun itu sudah sangat lengkap. Gavriel belajar di sana, jika jam mata pelajaran tiba guru akan pergi ke paviliun. Di sana juga ada kantin, kolam renang, dan segalanya yang lebih lengkap. Entahlah mengapa hari ini ia datang ke kantin kita."
"Dia hanya sendirian di sana?"
Yoojin mengangguk. "Hanya dia yang bisa mengerjakan 500 soal tes dengan benar dalam waktu empat jam."
"Kalian tidak curiga? Sekolah ini milik keluarganya, bisa saja dia curang. Nilainya dimanipulasi pihak sekolah."
"Kalau kami tidak menyaksikan secara langsung mungkin kami akan berpikir hal yang sama denganmu. Gavriel memang sangat cerdas, dia habiskan harinya hanya untuk belajar. Saat dia mengerjakan soal tes, pihak sekolah menayangkan siaran langsung. Kami menyaksikan bagaimana kecepatakan malaikat maut itu menghitung dan berpikir."
"Siaran langsung?"
Yoojin mengangguk. "Atas permintaan orang tuanya. Mereka yakin Gavriel mampu, untuk menghindari pikiran buruk seperti yang telah kau pikirkan tadi, jadilah siaran langsung itu dilakukan. Dan benar, Gavriel memang pantas menduduki tahta paling tinggi dari yang tertinggi, siswa VVIP."
Dahyun senyum tipis. "Selain jenius dia juga tampan."
"Sebagai calon sahabatmu, aku hanya mengingatkan untuk jangan berurusan dengan Gavriel. Dia lebih berbahaya dari yang kau kira."
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S DEVIL
Teen FictionKesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin hubungan rahasia, dan di situlah Dahyun baru menyadari bahwa kini hidupnya sudah milik Gavriel sepe...