Bak lautan manusia, Kantor Polisi sudah dibanjiri Wartawan, Jurnalis, dan orang-orang dengan profesi serupa. Susah payah Dahyun menerobos berdesak-desakan, akhirnya kini ia berhasil menembus keramaian itu.
Di waktu bersamaan mobil tahanan sampai, kerumunan wartawan sontak heboh meneriaki nama Lee Yoonsuk. Benar lelaki dengan topi dan kacamata hitam yang hampir menutupi seluruh wajahnya keluar dari mobil itu.
Dikawal belasan Polisi ia digiring masuk, Polisi itu menghalangi orang-orang yang hendak melemparinya dengan sampah. Yoonsuk benar-benar dihujani umpatan dan kalimat-kalimat tidak pantas. Penjagaan amat ketat menghindari puluhan Wartawan yang melontarkan berbagai pertanyaan serta flash kamera yang memotret tanpa henti.
Sungguh Dahyun tak tega melihat apa yang sedang menimpa sang Ayah. Meski baru bertemu dua tahun terakhir, ia merasa bahwa Yoonsuk adalah sosok Ayah yang baik. Dia menyayangi Dahyun bahkan memberi segala yang Dahyun inginkan tanpa ragu.
Mungkin di mata masyarakat ia merupakan penjabat yang gagal, tapi bagi Dahyun ia adalah sosok Ayah yang hebat.
Seorang Polisi menahan tubuh Dahyun kala hendak mengejar Ayahnya.
"Maaf, tetap berada di garis pembatas!" tegas lelaki itu memperingati.
Dahyun berdecak, matanya mengedar menyorot punggung Yoonsuk.
"AYAAAHHHH...!!!" teriak gadis itu di tengah keramaian.
Seluruh atensi terpusat ke arahnya, begitupun Yoonsuk yang langsung berbalik badan menyadari keberadaan sang putri. Tatapan seorang Ayah dan putrinya bertemu, sejenak Yoonsuk tertegun.
"Biarkan aku masuk, aku ingin menemui Ayahku. Lee Yoonsuk. Sebentar saja aku mohon."
Polisi yang menghalanginya tadi mengamati Dahyun dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seketika seluruh kamera terpusat ke arah gadis itu.
•••
Dengan sekat pembatas kaca tebal, Dahyun duduk berhadapan dengan lelaki yang wajahnya sudah pucat pasi lemah seperti kehilangan gairah hidup.
"Tidak ada yang ingin kau katakan, Ayah?" tanya Dahyun parau sesekali menyeka air mata.
"Maaf. Hidupmu jadi sial karena menjadi anakku. Aku sudah berusaha yang terbaik untuk keluargaku. Untukmu."
"Bukan itu yang mau aku dengar!"
Seketika Yoonsuk mengangkat pandangan.
"Yakinkan aku bahwa kau akan kembali secepatnya. Aku tidak pernah menyesal menjadi anakmu. Bersamamu selama dua tahun terakhir sudah lebih dari cukup membalas frustasi masa kecilku yang dibesarkan tanpa Ayah," papar Dahyun. "Aku sudah kehilangan Ibu. Aku masih ingin bersamamu lebih lama lagi."
Menunduk dalam, Dahyun tutup wajahnya menggunakan telapak tangan. Gadis itu menangis tersedu-sedu sampai bahunya bergetar.
Menyadari tak ada respon dari sang Ayah, dengan wajah sembab Dahyun senyum getir menatap Yoonsuk.
"Berjanjilah ... katakan iya meski itu sebuah kebohongan, aku akan memercayaimu. Setidaknya harapan itu bisa menjadi alasanku tetap menjalani hidup."
Perlahan genangan cairan di pelupuk mata Yoonsuk yang sejak tadi ia tahan meleleh begitu saja. Lelaki itu menyorot putrinya dengan tatapan kosong, lelaki itu menggeleng lirih.
"Iya," jawabnya seraya memejamkan mata. "Ayah janji akan menemuimu lagi, meski tidak yakin kapan waktu itu tiba. Masalah ini sangat besar, tidak mudah melarikan diri untuk kali ini. Tapi Ayah tetap berjanji untuk menemuimu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S DEVIL
Teen FictionKesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin hubungan rahasia, dan di situlah Dahyun baru menyadari bahwa kini hidupnya sudah milik Gavriel sepe...