chapter 10

17.3K 367 84
                                    

"Anak haram, pergilah dari sekolah ini."

"Ayahnya tukang korupsi, apakah anaknya akan mengikuti jejaknya?"

"Dia sangat menjijikkan."

"Aku tak sudi satu sekolah dengan pelacur itu."

"Mengapa tak punya malu menyebarkan video semacam itu?"

"Seohan benar-benar tak pantas dengan jalang murahan sepertimu!"

"Kau membuatku mau muntah!"

"Menjauhlah dari Seohan, penyihir buruk rupa!"

Kini mulai banyak anak berani mengumpati Dahyun, melemparkan kata-kata tak pantas saat Dahyun melewati mereka. Sakit hati dan ingin marah, tapi Dahyun tak kuasa bertindak sesuatu, jadilah dia hanya membiarkan para mulut sampah itu menghakiminya.

Sampai di Ruang Guru menghadap Pak Jang, lelaki itu seperti kehabisan kata kala melihat wajah Dahyun yang tertunduk. Langsung dia tuntun gadis itu menuju Ruangan Kepala Sekolah.

"Masuklah," suruh guru lelaki itu.

Mengetuk pintu sopan lalu seseorang di dalam mempersilakan masuk. Dengan tatapan dingin nan tidak bersahabat Bu Park menyuruh Dahyun duduk di hadapannya.

Wanita itu sodorkan video dari macbook di atas meja kokohnya.

"Jelaskan, apa ini?"

"Bukan saya yang mengunggahnya, sungguh," jawab Dahyun berusaha menjelaskan.

"Lalu siapa? Video ini ada di sosial media kamu! Cepat, hapus sekarang!"

"Saya tidak membawa ponsel."

Brak!

Bu Park menggebrak meja kuat dengan tangan kosong, matanya tajam menatap Dahyun seolah siap membunuh.

"Berhenti bermain-main!"

"Tapi saya sungguh tidak menyentuh ponsel dari semalam, Bu. Video itu diunggah beberapa jam lalu dan akun saya juga dipegang oleh Seohan."

"Kamu menguras kesabaran saya. Sudah saya dengar kabar tentang orang tuamu, maka sekarang siapa walimu? Panggil dia untuk menemui saya."

"Tidak ada. Saya hanya sendirian."

"Dahyun!"

"Saya sudah berkata jujur, Bu."

Mengeluarka amplop surat pengeluaran, Bu Park sodorkan pada Dahyun.

"Harusnya masalah ini masih bisa didiskusikan dengan wali kamu, tapi sepertinya tingkah lakumu yang angkuh membuat saya hilang kesabaran. Angkat kakimu dari EHS sekarang juga!"

Ceklek

Tepat usai Bu Park menyelesaikan ucapannya, tanpa sapaan ataupun ketuk pintu seorang siswa lelaki membuka pintu. Tak ada sopan santun dia menerobos ruangan begitu saja dengan ekspresi datar dan aura mencekam bak sosok devil.

Bu Park yang sejak tadi memasang wajah galak mendadak pucat, kontan ia menunduk seiring langkah Gavriel mendekat.

"Biarkan aku duduk di kursimu. Kau pergilah, setelah itu kita bicara empat mata," tutur Gavriel bak berbincang dengan teman sebaya.

Namun ajaibnya tak ada bantahan atau raut emosi sama sekali, Bu Park yang terkenal killer itu melenggang pergi dari ruangannya sendiri. Lelaki berparas tampan bak malaikat itu lantas duduk di kursi kebesaran Bu Park.

Kini giliran Dahyun yang keringat dingin, menunduk ngeri tidak tahu harus bersikap bagaimana. Ini pertama kalinya dia berhadapan face to face dengan sosok dingin yang tak tersentuh sama sekali itu. Malaikat pencabut nyawa yang ditakuti seluruh penduduk Emerald High School. Tak hanya siswa dan siswi melainkan sekelas Kepala Sekolah pun tunduk akan kuasanya. Ah, tepatnya power keluarganya.

HE'S DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang