chapter 12

12.3K 263 227
                                    

Dari basement Dahyun membuntuti lelaki berjas hitam yang tadi telah menjemputnya. Lelaki itu mengantarkan Dahyun sampai depan pintu unit apartemen mewah pemberian Gavriel.

"Di sini?" tanya Dahyun memastikan.

Lelaki berkacamata hitam itu hanya mengangguk tanpa menjawab, lalu pergi begitu saja meninggalkan Dahyun sendirian. Dia pandangi punggung lelaki yang semakin menjauh tersebut sambil menggerutu.

"Apakah dia tunawicara?"

Lanjut perempuan itu menempelkan kartu ke sensor yang ada di pintu, merekah senyum Dahyun kala pintu benar bisa dia buka.

Berdecak kagum Dahyun begitu masuk ke dalam, sungguh besar apartemen pemberian Gavriel sudah seperti mansion. Saat memasuki ruang tengah, agak terkejut Dahyun melihat keberadaan seorang lelaki memakai kemeja hitam yang lengannya digulung sampai siku berdiri memunggungi.

"G-gavriel?" panggil perempuan tersebut.

"Mengapa melepaskan si brengsek itu begitu saja?" tanya suara dingin lelaki yang tetap memunggunginya tersebut.

Terkekeh kecil Dahyun mengusap tengkuk. Canggung sekali suasana kali ini, Dahyun merasa bahwa dia sedang diintimidasi.

"Dia sudah membayar kerugianku dengan jumlah sepadan," jawab Dahyun.

"Jadi kehormatanmu bisa dibeli dengan nominal satu setengah miliar won?"

Berbalik badan lelaki berpostur tinggi dengan perawakan tegap itu, menuju meja membuka koper berisi bergepok-gepok uang. Sebagai penyembah uang, Dahyun melongo dengan mata berbinar menatap tumpukan uang di dalam koper.

"Berlutut!" suruh lelaki dengan rahang tegas tersebut.

"Iya?"

"Jangan membuatku mengulang kalimat yang sama."

Ragu-ragu pun perlahan Dahyun membungkuk, berlutut di bawah kaki Gavriel agak takut. Berbeda sekali Gavriel di hadapannya ini dengan yang tadi dia temui di sekolah.

Kali ini aura suram mencekam terpancar pekat menyelimuti lelaki itu, sorot gelap tatapannya menatap Dahyun tajam. Bahkan wajah tampan tak bisa menutupi raut bengis menakutkan dari malaikat pencabut nyawa itu.

Dughh...

Tertunduk Dahyun begitu Gavriel menghantam wajahnya menggunakan bergepok-gepok uang. Kelu lidah Dahyun tak berani mengeluarkan sepatah kata.

"Kamu merendahkanku, hm?" Sekali lagi Gavriel lempar segepok uang itu ke tubuh Dahyun.

Menggeleng-geleng lirih Dahyun sungguh kehilangan kata.

"Sudah kukirimkan Pengacara untuk membantumu lalu kau rendahkan harga dirimu hanya demi uang? Kau pikir aku tidak mampu memberimu satu setengah miliar won itu? Kau lupa bahwa sekarang kamu milikku?" Terus-terusan Gavriel melempar uang kepada pacar rahasianya.

"Aku tidak suka milikku bisa dibeli orang lain," tekan Gavriel lantas meraih rambut Dahyun, dia tarik sampai perempuan itu berdiri.

Meringis nyeri Dahyun dengan air mata berlinang tanpa suara, dia pegangi tangan Gavriel yang menjambak rambutnya.

"Maaf," ungkap Dahyun.

Gavriel dorong pundak Dahyun sampai jatuh terduduk, tubuhnya membentur punggung sofa. Berlutut dia mengangkahi paha Dahyun, mengurung pergerakan perempuan itu lalu meraih dagu perempuan di depannya.

Plak

Dahyun meneguk saliva resah begitu wajahnya berpaling ke samping usai tamparan keras melayang di pipinya, terdiam Dahyun tak berani berkutik sama sekali.

HE'S DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang