Bab 16. Tawaran Leony yang menggoda

1.2K 6 0
                                    

“Hei itu benar-benar pinggang yang indah, apa yang sedang dilakukannya disana?” gumam Aldi dalam hati.

“Mm ehem” Aldi mencoba memberitahu Mila bahwa dia sudah bangun dari tidurnya. Mila pun menoleh dan memberi salam.

“Mila lagi ngapain?”

“Oh ini pak bersih-bersih di bawah sini, debunya banyak”

“Oh oke oke Mila” Aldi pun melanjutkan langkahnya turun ke dapur untuk mengambil air minum.

Dalam langkahnya menuju dapur Aldi menyadari ada perbedaan di ruangan utamanya, rak-rak tampak lebih rapi, meja-meja pun bersih. Lantai ruangannya lebih wangi dan Aldi merasa nyaman dengan suasana tersebut.

Setelah selesai minum Aldi pun meminta Mila untuk beristirahat.

“Mila hari ini sudah cukup deh Mila, kamu nanti malah kecapekan. Ayo kita makan dulu yuk” ajak Aldi

“Oh iya pak silahkan pak Aldi makan, saya mau lanjutkan sebentar disini”

“Ahh udah ayo kita makan dulu ya” Aldi pun meraih tangan Mila dan menariknya untuk meninggalkan pekerjaannya.

Mila tampak tersipu malu ketika Aldi meraih tangan Mila. Dia pun mengikuti langkah Aldi menuju ke dapur. Kemudian layaknya seorang istri, Mila menyiapkan piring makan Aldi dan mengambilkannya.

“Wah biar saya yang ambil sendiri Mila, santai aja” ujar Aldi

“Ndak pak tunggu di meja saja biar saya ambilkan”

Setelah makan Aldi pun meminta Mila kembali untuk beristirahat. Sementara itu Aldi akan memulai kerjanya.

“Kalau begitu saya kembali lagi nanti sore ya pak buat siapin makan malam” ujar Mila

“Oh saya ndak usah Mila, malam ini saya ada acara keluar. Mila kalau mau masak silahkan buat Mila sendiri saja” jawab Aldi

“Oh begitu baik pak, terima kasih banyak”

“Saya yang terima kasih Mila, rumah saya jadi lebih rapi dan bersih. Saya juga ndak perlu bingung mau makan apa, terima kasih Mila”

Aldi pun melangkah menuju meja kerjanya, menyalakan komputernya untuk bersiap melanjutkan pekerjaan desainnya.

Tak lama ponsel Aldi pun berbunyi, sebuah panggilan dari Desita. Gadis yang ditemuinya saat pameran beberapa hari lalu.

“Hai pak Aldi, apa kabar?” sapa Desita

“Hai Mbak Desita baik baik sehat, gimana gimana?”

“Eh nanti malam ada acara ndak pak saya mau kesana dong konsultasi yang kemarin itu”

“Waduh malam ini saya ada acara kebetulan, kalau besok sih bisa”

“Oh begitu ya hmm oke deh kalau begitu, pak Aldi jadwal webinar terbaru belum keluar ya kapan?”

“Minggu depan sih harusnya, coba nanti aku cek lagi deh. Biasanya sudah keluar kok jadwalnya di ig”

“Oke oke pak siap terima kasih banyak ya see u” Desita pun menutup panggilannya.

Aldi melanjutkan pekerjaannya hingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Waktu pun menunjukkan pukul 16.00, Aldi melangkah keluar dari meja kerjanya untuk merenggangkan tubuhnya.

Dari jendela rumahnya dia melihat Leony melangkah menuju kolam renang, Aldi pun mengingat kejadian sebelumnya bersama Leony dan berniat mengakrabkan diri dengannya.

Aldi pun mempersiapkan dirinya dan melangkah ke kolam renang.

“Eh ada mbak Leony, apa kabar?”

“Hai mas Aldi, sehat mas. Mau renang juga nih?”

“Iya mbak kaku badan saya soalnya, pengen renang biar agak entengan. Oh iya yang kemarin saya minta maaf ya sudah merepotkan dan terima kasih bantuannya”

“Oh iya ndakpapa mas, santai saja”

Ekspresi Leony tampak berubah ketika Aldi datang, dia tidak bisa menutupi jika dia senang dengan kehadiran Aldi. Leony pun masih menggunakan jenis bikini yang sama dengan model bagian atas tanpa lengan dan bagian dada yang terbuka sehingga menampilkan sebagian buah dadanya yang indah, lalu di bagian bawah berupa celana pendek yang hampir sependek celana dalam.

Leony pun mulai meluncur tetap dengan kebiasaannya yang tidak menggunakan kacamata renang. Disusul di belakangnya Aldi juga meluncur mengikutinya. Beberapa kali mereka berpapasan Aldi selalu memperhatikan bagian favoritnya.

Celah diantara kedua payudara Leony yang menyembul dari balik pakaian renangnya. Tentu saja hal itu membangkitkan hasrat Aldi dan membuat pasak buminya bangkit dengan kokohnya, karena dia tidak ingin kehilangan konsentrasi seperti sebelumnya Aldi pun berhenti di tepi kolam.

Sementara itu Leony yang melihat Aldi berhenti berenang seperti menyadari sesuatu. Ketika dia meluncur kembali ke arah Aldi, Leony pun mencoba membuka matanya di dalam air untuk memastikan prediksinya tersebut.

Benar saja Leony dibuat terkejut oleh benda pusaka Aldi yang telah mengacung dengan tegak persis seperti yang dilihatnya kemarin, hanya saja saat ini dia melihatnya dengan lebih jelas dan lebih dekat.

Leony pun kehilangan konsentrasinya hingga dia membentur dinding kolam. Leony pun tak sadarkan diri seketika, beruntung Aldi yang berada di sebelahnya dengan sigap meraih tubuhnya.

“Aduh mbak kenapa kok bisa sampai membentur dinding “ Aldi dengan cepat mengeluarkan tubuh Leony dari dalam air dan merebahkannya di tepi kolam renang.

Aldi pun mencoba membangunkan Leony beberapa kali dengan menepuk wajah dan bahunya. Namun Leony tetap tak bergeming, Aldi pun mencoba memompa dadanya seperti yang dia lihat di film baywatch.

“Aduh gimana ya, tekan gak nih ya, mana seksi banget lagi, aduh tapi ini kan buat nolong. Maaf permisi ya mbak” gumam Aldi yang diliputi dilema.

Aldi pun beberapa kali menekan dada Leony, namun tetap saja dia masih tak bergeming.

“Aduh gimana ini, mana gak ada orang lagi, pak Darmin biasa jam segini kan siram-siram harusnya” gumam Aldi sambil melihat sekitarnya berusaha mencari bantuan.

“Hahh terpaksa ini harus kasih nafas buatan nih”

Aldi pun meraih kepala Leony dan membuka mulutnya, detak jantung Aldi meningkat ketika akan menempelkan bibirnya pada Leony. Tentu saja melakukan pertolongan cpr pada gadis secantik dan seseksi Leony menjadi salah satu hal yang diinginkan banyak pria.

Aldi pun menempelkan bibirnya dan meniupkan udara ke mulut Leony. Hingga beberapa kali namun Leony masih tetap tak merespon.

Hingga akhirnya ketika Aldi menempelkan bibirnya sekali lagi, tiba-tiba dia merasakan pergerakan dari bibir Leony, dia merasakan bibirnya dilumat oleh Leony dan membuatnya tercengang.

Karena terkejut Aldi pun menarik kepalanya dari Leony dengan nafas yang tak beraturan. Leony pun perlahan mulai membuka matanya.

“Hhh hhh kamu ndakpapa mbak?” tanya Aldi

“Ii-iya mas terima kasih ya mas Aldi sudah selamatin aku”

“Astaga bikin kaget saja mbak, mbak Leony tadi tenggelam ya habis membentur dinding”

“Iya memang mas tapi berkat pertolongan mas Aldi saya segera sadar”

Leony pun bangkit dari posisinya dan tersenyum melihat bagian bawah tubuh Aldi yang masih mengencang terlebih setelah ciuman kecil barusan.

“Saya harus balas budi nih udah diselamatin sama mas Aldi”

“Hhh aduh kaget aku beneran mbak. sudah ndakpapa mbak kemarin juga mbak Leony nolongin saya”

“Ah kalau kemarin itu mas Aldi pura-pura kan, kalau sekarang ini saya beneran butuh pertolongan tadi. Gimana ya saya balasnya ke mas Aldi?”

“Ah ndak mbak serius serius terima kasih anggap saja impas mbak”

“Ndak mas ndak boleh, saya harus balas budi. Apa nih kira-kira yang bisa saya kasih buat mas Aldi” ucap Leony dengan tatapan yang menggoda.

“Deg” pikiran Aldi traveling seketika mendengar ucapan Leony tersebut.

***

Gairah Gadis Penghuni KosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang