21

2.5K 348 173
                                    

Perlengkapan mengumpulkan cacing telah dipakai oleh semua member, dimulai dari kaos putih beserta celana panjang, baju kodok anti air, sarung tangan kain hingga satu buah ember plastik disetiap kelompok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlengkapan mengumpulkan cacing telah dipakai oleh semua member, dimulai dari kaos putih beserta celana panjang, baju kodok anti air, sarung tangan kain hingga satu buah ember plastik disetiap kelompok.

Setelah semua berjejer dengan rapih, sutradara pun memberikan instruksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah semua berjejer dengan rapih, sutradara pun memberikan instruksi.

"Silahkan mengumpulkan cacing sebanyak mungkin dalam waktu satu jam. Hasilnya akan di gram, urutan pemenang dapat memilih alat pancing terlebih dahulu. Ada yang ingin ditanyakan?"

Panca mangacungkan tangannya lalu Pak Santoso mempersilahkan untuk bertanya.

"Pak, kolam segede itu apa cacing nya keliatan? cacing kan hidup di kedalaman 4 KM dibawah tanah" entah teori dari mana yang pasti dia ngarang.

"Kita nyari cacing bukan tulang dinosaurus ya Aca" tembal Pak Santoso.

"Tapi pak, nyari cacing itu harus pake cangkul, sedangkan pak Soto gak kasih itu ke kami. Mau gimana carinya? apakah dengan dipanggil maka cacing itu akan datang begitu saja? cacing tidak punya telinga"

"Apa yang dikatakan Panca benar adanya, cacing itu berwarna hampir mirip dengan tanah, tidak pernah ada mutasi genetik yang merekayasa cacing menjadi warna hijau, kuning ataupun kelabu. Seharusnya bapak menyediakan ultra sensor untuk kami, tetapi bapak hanya memberi kami sarung tangan dan ember, yang mana tidak terlalu berguna untuk mencari cacing" sambung Sagara sama ngarangnya.

Yang lain memandang keduanya takjub, seolah mencari cacing adalah memecahkan rahasia dunia.

"Sagara, Panca, kita tuh cuman mau cari cacing, bukan mau gali harta karun, emas permata apalagi fosil. Cukup gali sedikit pake tangan, nanti juga muncul" tutur Irene.

Perkataan Irene membuat Panca menggeleng-gelengkan kepala, kemudian dia menyanggah. "Itu dia pemikiran yang salah. Mba dengar, mamah dedeh mengatakan bahwasannya hal sejecil apapun tidak boleh diremehkan dan dianggap sepele. Cacing itu mahkluk hidup mba, apakah dengan mengkoleh-koleh tanah untuk menangkap cacing sopan untuk bangsa mereka? itu sangat melukai harga diri, ckckck tak patut"

Wajah Panca begitu menyiratkan rasa kepeduliannya kepada cacing sedunia. Lalu Sagara menepuk dua kali pundak Panca dengan dramatis.

"Mereka memang tidak mengerti Ca, mereka tidak paham bahwa cacing juga memiliki hati, ckckckc tak patut"

S4 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang