33

1.3K 304 66
                                    

Disisi ranjang sebelah kanan ada bapak tertidur, disisi sebelah kiri ada mamah yang tertidur sambil menggengam tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi ranjang sebelah kanan ada bapak tertidur, disisi sebelah kiri ada mamah yang tertidur sambil menggengam tangannya. Didepan ranjang ada tiga kakak kembar yang duduk berdempet, mereka juga tertidur. Kemudian Panca menatap langit-langit ruang rawat inap. Dengan kepala masih pusing, dia mengingat-ngingat hal yang sudah terjadi.

Panca yakin, bahwa semua ini pasti gara-gara skandal yang beredar di media sosial, tapi dia tidak tau skandal mana yang memicu. Terlampau kaget karena mendapatkan perlakuan seperti itu, Panca sangat sakit hati dan tidak bisa menahan tangis.

Akibatnya pula dia sakit dan membuat semua orang khawatir.

Dilihat kembali wajah mamah nya yang tampak kusut dan sembab, Panca jadi merasa bersalah. Ia gerakan tangan kiri yang digenggam mamah dengan perlahan.

"Aca?" ucap mamah seraya terbangun. Sebenarnya Farah tidak benar-benar tidur.

"Mamah" jawab Panca pelan.

Mamah langsung membangunkam bapak dan ketiga anak nya.

"Dede sayang, gimana sekarang? pusing nak? mau minum sayang? abang ambilin air minum buat dede─pak cepet panggil dokter!"

Dengan gesit melakukan perintah mamah, mereka senang dan lega karena akhirnya Panca mereka bangun.

"Dede, makasih udah bangun" ucap Sagara.

Panca tersenyum melihat mamah, mas, abang dan aa nya.

"Dede gak apa-apa, maaf ya ngerepotin" masih dengan senyum lebar dan wajah pucat.

"Dede gak ngerepotin, gak sama sekali. Sayangnya mamah, sini mamah peluk dulu nak" lagi-lagi air mata Farah tak terbendung. Sakit rasanya melihat sang anak malah tersenyum dan meminta maaf. Lebih baik dia melihat Panca menangis meraung-raung.

"Ssst, mamah. Dede gak apa-apa"

"Dede nya aa memang terbaik" ujar Sabiru sembari mengelus kepala adiknya.

"Mamah, ayo biarin dede minum dulu" ucap Sadewa.

Farah mengusap air matanya terlebih dahulu sebelum melepaskan pelukannya. Kemudian dia tersenyum menatap Panca.

"Sini mamah yang kasih minum─pelan-pelan minum nya sayang"

"Makasih mamah, makasih abang"

Setelah itu para dokter datang bersama bapak. Mereka langsung memeriksa Panca secara keseluruhan.

"Syukurlah Panca sudah siuman, walaupun suhu tubuhnya masih lumayan tinggi sekitar 37°C, tapi ini masih lebih baik dari pada saat pertama datang ke rumah sakit. Kami akan siapakan obat dan vitamin agar suhu tubuh Panca cepat kembali ke suhu normal. Nah untuk Aca, banyak minum air, banyak makan dan istirahat yang cukup ya, biar cepat sembuh"

"Baik, terima kasih dokter" jawab Panca.

"Kalau begitu kami permisi" tiga dokter yang memeriksa Panca meninggalkan ruangan setelah berpamitan.

S4 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang