2. Accident

5.7K 180 0
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading...


Hening.

Atsmofer didalam mobil ini cukup mencekam rasanya, sungguh Leana sebenarnya tak ingin mengikutinya. Namun Leana tau maksud pria ini ingin bertanggung jawab kepadanya, wajahnya juga cukup meyakinkan bahwa dia tak ingin menculik atau apapun itu.

"Ada sesuatu diwajah saya?" ujar pria itu dingin. Leana mengalihkan pandangannya meskipun memang terpesona ia juga ingin mengungkapkan rasa bersalahnya.

"E-em gue juga mau minta maaf tadi kan juga salah gue jalan gak liat  kedepan." ujarnya kikuk

"Hmm iya,"

Buset dingin sedingin puncak musim ujan jawaban nih orang..

Keadaan pun kembali hening Leana mengambil earphonenya dan tidak melanjutkan percakapan dengan beruang ice bear ini, terlalu datar dan tidak bisa basa - basi menurutnya.

🌹🌹🌹

Dokter telah memeriksa Leana kemudian berlalu untuk mencatat resep obat salepnya. Tinggalah mereka berdua diruang pemeriksaan bersekat tirai itu.

"Btw nama lo siapa? Gue Leana" Leana mengulurkan tangannya tersenyum.

"Juan" jawabnya datar. Nama yang indah maskulin sesuai sang pemilik nama.

"Harusnya gak perlu repot - repot sampe ke rumah sakit gini," tidak ada yang parah kaki Leana hanya terkilir dan perlu diperban biasa 3 hari juga sudah sembuh.

"Saya cuma bertanggung jawab saja, kita sama - sama salah," jelas Juan. Memang benar keduanya sama - sama salah tak memperhatikan jalanan.

"Kalo gitu harusnya gue juga ganti rugi, tapi mobil lo gak lecet kan? Orang gue yang jatoh," Leana menerawang reka adegan dikepalanya

"Gak perlu, mobil saya gak bakal lecet nabrak cewek mungil seperti kamu," sahut Juan.

Wah pedes juga omongannya say!

Tapi ngeri juga jika Leana sampai ganti rugi mobil mewah keluaran terbaru itu.

Leana hanya mengangguk sungguh awkward bersama dengan Juan. Pria itu pun merasa bahwa Leana kurang nyaman didekatnya.

"Setelah pemeriksaan ini kamu saya antar pulang," ujar Juan mencairkan suasana.
"Gak perlu kak, nanti gue minta jemput pacar aja," tolak Leana. Dia bingung mau memanggil Juan pak/om rasanya dia tidak setua itu, mau dibilang sepantaran juga tidak jadi lebih aman dia memanggilnya 'kak' saja lebih baik.

Telepon Juan berdering ia mengangkatnya. Urusan pekerjaannya belum tuntas ia harus segera kembali kerja.

"Saya harus pergi masih ada urusan lain," merasa tanggung jawabnya selesai Juan pamit.
"Oh iya kak silahkan, maaf dan makasih ya," Juan mengangguk lalu berlalu pergi.

"Cowok kaku," gumamnya.

🌹🌹🌹

Sudah kaki pincang kini semakin larut pula. Leana risau menunggu di lobby ruang tunggu rumah sakit. Berulang kali menelpon Devan pria itu tidak mengangkatnya padahal ia tau Devan sedang karoke bersama teman - temannya melalui unggahan salah satu story ig teman angkatannya.

"Coba nelpon Raisa kali ya,"

"Halo Le! Halo?"

"Halo Sa.. ish berisik banget disitu!"

"Sorry Lea nanti telpon lagi ya gue lagi repot!"

"T-tapi sa gu-e..."

Tut tut tut...

Raisa sibuk sekali. ia mendengar seperti banyak lagu atau orang menyanyi ketika menelpon Raisa. Sudahlah sahabatnya sedang sibuk. Ia mendial kontak Naya, semoga dewi fortuna berpihak kepadanya kali ini.

"Lea? Kenapa telpon?"

"Thank god lo angkat telpon gue Nay! Tolong jemput gue dirumah sakit deket kampus dong!"

"Heh lo kenapa?!"

"Gue ditabrak mobil tadi" ujar Leana santai.

"WHAT!! Lo gapapa?!" Sontak Leana menjauhkan telinganya dari hpnya.

"Gapapa anjir bukan ditabrak parah lebih ke keserempet sih. Udah lo buruan jemput gue please!"

"Tunggu gue otw!!"

Leana menghela napas bersyukur.

Sejam kemudian Naya dan Leana telah sampai diapartemen Leana, aprtemen dengan pernak - pernik pastel dan figur minion menghiasinya.

Naya si gadis berambut cepol itu meletakkan fast food yang dibelinya diatas meja makan, untuk disantap Leana yang sedang sakit.

Naya merasa iba pada sahabatnya lagi sakit pacarnya malah seneng - seneng sendiri!

"Sumpah bete dah! Devan gue liat lagi nongkrong gitu keknya Le!" Naya membanting boneka minion Leana.

"Woy anak gue tuh!" Leana memungut boneka kuning itu mengelusnya "Palingan baterainya abis Nay" lanjut Leana positif thinking.

"Tadi untung lo telpon gue... lagi free gue kalo si Raisa tadi siang mah gue tanya ada rencana gitu ama gebetannya," Naya mencomot paha ayam dihadapannya.

"Iya gue telpon lagi sibuk dia," ucap Leana sembari makan.

Gebetan? Tumben sekali Raisa dekat cowok. Bukannya Raisa tidak cantik justru gadis itu menawan tetapi ia jarang terlibat masalah percintaan katanya sih malas punya hubungan terikat.

"Gimana sih Devan malah asik sendiri gatau lo lagi masuk rumah sakit?!" Geram Naya, ia pun juga merasa akhir - akhir ini Devan seperti kurang memperdulikan Leana tapi anggaplah memang sibuk aktifitasnya.

Hal itu membuat Leana merasa sendu tapi ya sudahlah ia tak mau banyak mengekang Devan. Leana orangnya fleksibel dan tidak mau ribet, sudah dewasa tidak perlu meributkan hal - hal sepele yang berujung fatal dalam hubungan.

Melihat sahabatnya murung Naya mencoba mengalihkan topik "Terus - terus gimana sama cowok ganteng yang nabrak lo itu?"

"Ya gak gimana - gimana urusannya udah beres, tapi yang harus lo tau... dia cakep banget anjir kek kpop idol versi mateng," Leana membayangkan wajah Juan yang tampan tapi kaku itu.

"Widih.. ati - ati lo kedengeran Devan bisa ngambek tuh cowok," celetuk Naya.

"Gue cuma kagum aja kali, sayang gue kan cuma ayang Devan... muachhh.." lebay Leana mengecup pipi Naya.

"Idih najis lo sana!" Naya menoyor Leana lalu mereka berdua tertawa terbahak.

To be continued...


-----

Thanks for reading, hope you guys like it❤️‍🔥
Jangan lupa komen & vote ya🥰✨

Deserve Better (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang