28. Boy✖️ Gentleman✔️

3.3K 129 6
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Happy reading...


Aroma obat - obatan menyengat menyeruak diindera penciuman Leana, ia mulai sadar dari tidurnya memegang kepalanya yang terasa pusing. Ruangan putih menyapu pemandangannya. Ia baru teringat semalam Devan tak sengaja membuatnya terjatuh dari tangga.

Juan tertidur bersidekap dikursi samping ranjang Leana, melihatnya saja sudah bisa ditebak posisi tidur Juan membuat badan pria itu pegal. Leana mendudukan dirinya perlahan.

"Kak Juan..." Leana mengusap lengan Juan, membuat sang empunya terbangun.

"Leana kamu udah bangun? Mana yang sakit? kamu pasti laper mau saya suapi? Bentar saya panggil dokter buat kamu..." Juan hendak beranjak dicegah Leana.

"Kak.. tenang dulu ya?" rasa kepanikan Juan tentu dapat dirasakan oleh Leana.

Leana menarik Juan untuk duduk disamping ranjangnya "Aku gak kenapa - kenapa kak," Leana memeluk Juan menyandarkan kepalanya didada bidang Juan. Seolah menyalurkan ketenangan Juan kini merasa lebih baik dari sebelumnya.

Juan mendekap Leana erat "Saya takut kamu pergi Leana,"

Leana mengerutkan keningnya "Aku gak kemana - mana kak, luka aku juga gak parah kan?" Leana mengusap punggung Juan lembut.

Kehilangan Amanda cukup membuat Juan memiliki paranoid tersendiri di rumah sakit jika menyangkut orang terkasihnya. Meskipun Juan juga seorang dokter tetapi membawa seseorang yang dicintai ke rumah sakit adalah momen traumatis yang sangat dihindari.

Merasa Juan lebih rileks, Leana menatap Juan lekat - lekat.

"Kayaknya kakak takdirnya jadi dokter pribadi aku deh, kek tiap kita ketemu pas aku lagi sakit dan aku selalu sembuh kalo sama kakak" gombalnya mencairkan suasana.

"Gitu ya? bayarannya pasti mahal ini kalo jadi dokter pribadi," Juan menatap Leana gemas.

Cup! Leana mengecup bibir Juan.

"Udah lunas bayarannya!"
"Saya suka metode pembayarannya," keduanya tersenyum terkekeh.

Tok! Tok!

Ada yang datang dengan berat hati keduanya melepaskan pelukan mereka.

Pintu terbuka nampak dokter Rehan yang merawat Leana datang.
"Pagi... Halo Leana gue Rehan temen Juan," sapa Rehan ramah.
"Pagi juga dok salam kenal juga.." balas Leana.
"Santai aja panggilnya, Hari ini gue cek dulu ya keadaan lo..."

Leana mengangguk, Juan memperhatikan keduanya intens seakan tak ingin melewatkan satu bagian pun.

"Ternyata lo emang cantik ya pantes Juan kepincut, coba jomblo pasti gue deketin" gurau Rehan sembari memeriksa Leana. Gadis itu hanya tertawa apalagi melihat wajah Juan sudah mendelik seram.

"Mau gue patahin tangan lo?" saut Juan menggeplak pundak Rehan.

"Easy bos, becanda elah serem amat gak berubah lo dari dulu," Rehan terkekeh mengusap geplakan Juan. Rehan pun telah menyelesaikan pemeriksaannya dan pamit pergi untuk visit ke pasien lain.

Deserve Better (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang