36. In your arms

2.5K 113 1
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Happy reading...




Entah sudah berapa kali Leana mengubah posisi tidurnya, matanya pun tak kunjung terpejam lelap. Men-scroll Tiktok sampai matanya lelah pun sudah ia lakukan hasilnya sia - sia. Leana memang sulit tidur ditempat baru. Berbeda ketika ia tertidur di apartemen Juan, ingat itu karna sakit makanya Leana mudah terlelap saat itu. Sekarang keadaannya berbeda.

Leana bangkit dari tidurnya ia menoleh ke jam dinding yang bertengger jam menunjukkan pukul 12 sepertinya semuanya sudah terlelap. Gadis itu memberanikan diri keluar dari kamarnya mendekati pintu kamar Juan.

Disisi kanan lantai 2 rumah ini hanya ada kamar Juan dan kamar tamu yang Leana tempati. Disisi kirinya ada kamar Devan dan 2 kamar tamu lainnya, sedangkan pada lantai pertama kamar utama milik papa Wisnu dan mama Harum.

"Ketok gak ya?" tangan Leana hendak mengayun namun ia turunkan "Kalo udah tidur pasti ganggu kan?" ia menggigit bibirnya cemas.

Leana berkacak pinggang berjalan mondar - mandir ia sudah mirip setrikaan maju mundur kesana kemari tak tentu arah.

Tanpa Leana sadari Juan kini sudah membuka pintunya. Nampaklah Juan yang mengenakan celana tidur dan bertelanjang dada, ia menyandarkan tubuhnya dipintu melipat tangannya memandangi Leana yang terus mondar - mandir.

"Nanti kamu pusing Leana jalan gitu terus,"

"Hah! Mas kagetin aku aja!" Leana berjengit mundur.

"Ada apa sayang?" tanya Juan lembut, Leana mendelik memandang penampilan Juan dengan perut roti sobeknya yang terpampang nyata.

Waduh jantungan dia lama - lama memandang kekasih tampannya yang aduhay.

"Sayang..." panggil Juan, Leana tersadar.

"Eh gak jadi mas, aku mau balik ke kamar aja," Leana memutar balik namun tangannya sudah dicekal Juan.

"Saya denger langkah kaki kamu udah mondar - mandir daritadi Leana... Sini ikut..." Juan menariknya masuk ke kamar pria itu.

Leana mengekor dibelakang Juan. Terpampanglah kamar masa kecil Juan, kamar bewarna biru navy dengan poster - poster sains dan rak buku yang besar. Bocah nerd, batinnya.

Pria itu mendudukan Leana dipinggir ranjang berseprai abu - abunya. Juan berlutut mensejajarkan dirinya dengan Leana.
"Kamu kenapa? ada yang ganggu pikiran kamu hm?" tanya Juan lembut.

"Mas tadi udah tidur?" Juan menggeleng.
"Saya tadi masih cek email kerjaan, kenapa sayang? bilang sama saya" Juan menatap Leana yang bingung.

"Aku gak bisa tidur mas... gak kebiasa ditempat asing, tadi mau samperin kamar kamu terus takutnya kamu udah tidur tadi," cicitnya.

Berulang kali Leana memanggilnya 'mas' tetap membuatnya menghangat hingga sekarang. Juan pun tersenyum tipis.

"Kalo gitu kamu tidur disini aja, saya temenin"
"Sama kamu?" Kening Leana berkerut.
"Ya sama mas, masa sama orang lain?"
"Bukan gitu mas, nanti mama sama papa tau gimana?" Ucap Leana melirik ke arah pintu.

Deserve Better (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang